RUANG DALAM OTAK

Mendadak ingat satu kenangan waktu aku SD. Dulu, tiap sore, kecuali malam Jumat, anak-anak usia TK - SD ngaji ramai-ramai di mushola. Aku dulu bukan TPA, tapi istilahnya Mengaji (sebenarnya sama sih). Enggak kayak desa-desa tetangga, waktu Mengaji ini bukan setelah adzan ashar sampai sebelum maghrib, tapi justru mulai setelah adzan maghrib dan selesai sebelum masuk adzan isya.
Aku mengaji Iqra, cara baca Al Qur'an yang paling dasar, ada enam jilid (FYI buat kamu yang enggak familiar apa itu Iqra) dan mengaji Al Qur'an sampai Kitab di dua mushola. Setelah tamat Iqra, kalo enggak salah, dan mulai mengaji Al Qur'an, aku pindah mushola. Wait... Sepertinya pertengahan mengaji Al Qur'an, baru aku pindah mushola. Mendadak aku ingat momen ini. Momen yang masuk long-term memory. Otakku bakal memanggil lagi momen ini disaat aku butuh. Buat memanggil kenangan, biasanya karena ada di tempat yang bisa mengingatkan tentang kenangan itu, bisa juga terpanggil karena sepi waktu malam. Pasti pernah 'kan sebelum tidur, mendadak ingat satu momen? Momen yang bikin kangen.
Kita punya dua jenis ingatan, short-term memory dan long-term memory. Apaan tuh? Ngulik info di kompasiana.com dari MedicineNet.com, short-term memory itu sistem di otak yang fungsinya buat penyimpanan sementara informasi yang kita terima dan juga memproses informasi waktu kita berpikir. Long-term memory, sistem penyimpanan permanen di otak yang bisa mengatur dan memanggil lagi informasi waktu kita butuh. Kenangan sepertinya masuk long-term memory. Seperti namanya, "kenangan", pasti sesuatu yang berkesan 'kan? Kalo enggak berkesan, mana mungkin masuk long-term memory? FYI, enggak semua informasi yang kita terima bisa masuk long-term memory. Tiap kita dapat informasi, belajar hal baru dan semacamnya, pasti bakal masuk short-term memory dulu. Setelah diproses, nantinya bakal diseleksi dan yang terpilihlah bisa masuk long-term memory.
Otak manusia sungguh keren ya, subhannallah... Tuhan Maha Luar Biasa menciptakan otak manusia yang dahsyat ini. Sampai tulisan ini ditulis, belum ada satu pun ciptaan manusia yang bisa menyaingi dahsyatnya otak manusia ciptaan Tuhan. Oke, sekarang banyak banget alat canggih, salah satunya ada yang bilang Google maha tau segalanya, tapi tetap saja kemampuan otak manusia belum ada yang bisa menandingi.
Pernah dengar, pernah nonton filmnya juga, katanya kita pake kemampuan otak enggak 100% tapi cuma sekian persen. Kalo kita bisa memaksimalkan kemampuan otak sampai 100%, katanya kita bakal jadi superhuman. Yap! Kita bisa baca isi pikiran orang lain, kita bisa memanipulasi apapun cuma dengan pikiran, kemampuan telekinesis, terdengar seperti mutan-mutan di X-Men Universe. Entah memang benar begitu, atau cuma sekedar fiksi, tapi satu yang sudah jelas, sistem otak manusia itu luar biasa.
Momen Mengaji waktu aku SD, masuk long-term memory karena berkesan (ini teori pake logika-ku sendiri). Dipikir, sesuatu yang berkesan pasti bakal susah lupa 'kan? Sebaliknya sesuatu yang enggak berkesan pasti bakal cepat dilupakan. Apa karena perasaan ikut terlibat waktu memproses informasi/ kejadian ya? Sesuatu yang berkesan pasti karena berasa di hati. Akhirnya otak mencatat yang berkesan ini di ruang long-term memory. Kemampuan mengingat macam ini pasti masuk kecerdasan tertentu. Kecerdasan manusia enggak melulu buat sesuatu yang matematis dan teoritis 'kan?
Fungsi "memanggil kembali" long-term memory inilah yang jadi alasan kenapa informasi, bukan sekedar kenangan, bisa kita ingat terus-terusan. Pernah juga 'kan kita baca satu buku pengetahuan, buku pelajaran, bolehlah, terus kita jadi ingat lagi, dulu pernah mempelajari ini. Lama tersimpan di long-term memory bikin kita harus ngebersihin dulu (salah satunya dengan kita baca buku), sebelum kita benar-benar bisa mengingat (kembali) satu informasi seutuhnya. Informasi yang masuk long-term memory memang butuh dipancing dulu biar keluar.
Kenapa ada orang yang bisa gampang lupa sama sesuatu dan ada juga yang bisa long lasting ingat? Kapasitas otak manusia beda-beda. Ada yang kemampuan long-term memory-nya bagus, ada juga yang justru lebih unggul short-term memory. Kalo kemampuan otak kita sama kayak Dory di film Finding Nemo, hati-hati. Ini bukan kemampuan biasa yang bikin kita enggak perlu waspada. Justru harus segera diatasi.
Bisa kok kita memperkuat ruang long-term memory. Gimana caranya? Apa kita perlu melibatkan perasaan? Aku belum ada sumber teori yang menguatkan, tapi menurutku, ruang long-term memory bakal lebih kuat kalo kita sering menggunakan otak buat berpikir. Semakin sering dipakai, semakin maksimal kemampuan otak kita, yang terpilih masuk long-term memory benar-benar informasi yang layak menghuni ruang ini.
Jangan malas berpikir ya. Sayang loh kalo kemampuan otak kita yang luar biasa titipan Tuhan ini enggak dimanfaatkan dengan baik. Kalo nanti diambil lagi, gimana hayo?
Kebumen, 23.12.2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar