Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

MEDIA SOSIAL "LATAH"

(cdn.hellosehat.com) Hidup yang selalu di-media sosial-kan ternyata melelahkan. Enggak bisa ya menikmatinya sendiri saja? Kenapa harus "berbagi" di dunia yang bisa jadi antah-berantah itu? Demi eksistensi, citra diri, atau memang adiktif? Saya bukan tipikal pengguna media sosial "latah" yang apa-apa (harus) posting. Bukan anti media sosial cuma kadar penggunaannya yang berbeda. Ada positifnya juga jadi pengguna media sosial non "latah". Apa-apa yang saya lakukan ya hanya saya yang menikmati. Saya pernah mencoba merekam jejak di media sosial, Instagram tepatnya, dan baru beberapa kali rekaman ternyata melelahkan. Akhirnya saya cuma bertanya sama angin lewat, "Buat apa saya melakukan ini?" Pengguna media sosial memang berbeda. Enggak ada yang salah dan benar antara yang "latah" dan non "latah", asal ada filternya. Enggak semua hal harus di-media sosial-kan, bukan? Buat mereka yang bekerja dengan media sosial, pasti pent

FANTASTIC INCREDIBLES

(i.ytimg.com) Setelah sebelumnya gagal nonton film ini, akhirnya, sama kayak setelah nonton film-film sebelumnya, rasanya puas banget bisa nonton Incredibles 2. Enggak sia-sia mengeluarkan Rp40 ribu buat film animasi se-fantastic ini. Nonton lagi? Mauuu! Tahun depan ya. Sebagus-bagusnya sebuah film, saya paling anti nonton lagi dalam waktu berdekatan. Satu kali saja cukup dan terpuaskan. Film sekuel The Incredibles yang rilis tahun 2004 ini pasti dapat rating bagus. Jadi film terlaris juga di pekan pertama penayangan di Amerika Serikat sama Kanada. Enggak berlebihan sih bilang film animasi garapan sutradara Brad Bird (familiar sama nama ini?) jadi film fantastis. Kualitas animasinya enggak perlu diragukan lagi. Walt Disney jadi jaminannya. Ceritanya juga greget sekaligus merinding waktu adegan heroik para pahlawan super. Kenapa film keduanya rilis bertahun-tahun kemudian, tahun 2018? Pasti ada alasan tertentu. Penikmat The Incredibles yang dulu masih anak-anak, sekarang jadi d

RINDU RAMADAN

Waktu lagi bareng, enggak kangen. Begitu perpisah, eh... jadi kangen gini. Begitulah yang namanya rindu. Ada yang merasakan rasa yang sama? Rindu Ramadan. Baru beberapa hari ditinggal, rasanya sudah rindu dan kangen begini. Apa sih yang dirindukan dari Ramadan? Suasananya. Benar-benar beda dari bulan-bulan lain. Ramadan adalah istimewa. Satu kebaikan bernilai ganda. Berlipat-lipat. Ramadan memberikan kebahagiaan, kebaikan, rezeki buat semua. Kangen warung makan waktu hampir tengah malam masih buka? Kangen warung makan yang meriah di jam tiga dinihari? Cuma ada di Ramadan. Ini adalah kangen yang sangat sederhana. Makna Ramadan lebih dari ini. Selayaknya anak kecil yang begitu sederhana memandang sesuatu, inilah sebentuk rindu sederhana buat bulan Ramadan. Tahun depan masihkah kita dipertemukan dengan bulan yang suci ini? Insya Allah.[] Jogja, 19 Juni 2018

THR

Gimana? THR sudah cair? Dapat THR enggak? Bla... bla... bla... Mendekati Lebaran, kasak-kusuk kayak gini pasti terdengar dari lisan para pekerja. Buat pegawai negeri sipil, enggak perlu kasak-kusuk karena THR adalah sebuah kepastian. Buat pekerja swasta? Was-was iya, dikibulin juga iya. Loh? Kok bisa? Gimana enggak dikibulin kalau THR yang diberikan buat para pekerja swasta ini enggak sesuai dengan aturan pemerintah. Ada loh THR dalam bentuk parsel. Entah setara dengan THR yang semestinya atau enggak, hanya perusahaan yang ngeluarin THR ini yang tahu. Berdasarkan aturan pemerintah, sesuai UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, pegawai yang sudah bekerja lebih dari tiga bulan, berhak mendapatkan THR. Nominalnya berapa, disesuaikan sama masa lama bekerja. Nah... buat pegawai yang bekerja satu tahun, berhak mendapatkan THR satu bulan gaji. So, double gaji gitu. Seharusnya. Sayangnya enggak sedikit perusahaan swasta (bahkan ada juga pegawai pemerintahan) yang (pura-pura) lupa d

ORIGINAL DAN BAJAKAN

Suka yang original apa cheese? Original dong. Cheese bikin enek. Ngng... ini ngomongin apa ya? Ayam goreng KFC? O-ri-gi-nal. Asli, enggak pake palsu-palsu. Ya iyalah namanya juga original sudah pasti asli. Selain ayam goreng, menikmati semua karya, entah sastra, film, komik, dan sebangsanya, lebih suka yang original. Bukan bajakan. Memang sih lepas 100% dari bajakan, saya belum bisa (atau belum ada kemauan?). Sistem OS laptop saya bukan original. Anime-anime yang saya tonton dari web unofficial (dari fans untuk fans). Memang sebisa mungkin mengurangi banget menikmati konten non original. Film, saya lebih memilih nonton langsung di bioskop kalau memang ada di sana. Ngapain musti nunggu yang bajakan? Sedihnya pegiat film bajakan, khususnya buat film Hollywood kece, gercep banget. Bisa loh hari ini tayang pertama di bioskop, tapi beberapa hari kemudian atau bahkan hari besoknya pas, versi bajakannya sudah nangkring di web unofficial. Kualitasnya masih buram, jelek, dan enggak banget. C

FILM "THE GIFT" DAN WARGANET

Film "The Gift" karya Hanung Bramantyo menurut saya adalah film yang "tenang". Nonton film ini enggak berasa capek ngikutin alur ceritanya, tapi justru makin penasaran. Ada sih scene yang kayaknya bakal ketebak tapi masih ragu, beneran enggak sih? Walau ternyata benar, tapi scene ini beda sama scene ketebak di film lain. Sebelum nonton, film "The Gift" enggak masuk list "harus nonton" saya. Ada kesempatan nonton karena ada voucher, cuma bayar Rp10 ribu saja. Rezeki enggak boleh ditolak. Lagian yang bikin pengen nonton film ini, walau enggak masuk list "harus nonton" sebelumnya, karena sempat ramai di Twitter membahas film "The Gift" yang kata seorang dokter (yang juga selebtwit), prosedur donor kornea dari seseorang yang "sehat" (masih hidup dengan mata normal) adalah salah banget di dunia kedokteran. Seseorang yang normal enggak bisa dibikin cacat, apapun alasannya. Saya enggak tahu komentar dari dokter ini setel

MOMEN KHUSUS DAN PELAKU EKONOMI

(http://don16obqbay2c.cloudfront.net) Sama kayak hari-hari besar lain, momen Ramadan juga dimanfaatkan pelaku ekonomi mendapatkan keuntungan yang lebih dari hari biasa. Toko-toko pakaian memperbarui koleksi baju Muslim lengkap dengan diskon-diskon yang menggoda. Penjual makanan-makanan manis a.k.a takjil bertebaran setiap jelang berbuka puasa. E-commerce juga enggak mau kalah. Banyak promo yang dilakukan secara besar-besaran demi menarik perhatian. Setiap hari raya keagamaan, Lebaran dan Natal khususnya, pelaku ekonomi memang memanfaatkannya dengan baik. Jangan sampai terlewatkan, terutama Lebaran. Kemeriahan pelaku ekonomi di hari raya keagamaan di Indonesia memang fokus sama Lebaran, Natal, Tahun Baru Imlek juga, Waisak dan Galungan? Pasti ada kemeriahan dari pelaku ekonomi juga cuma enggak semeriah Lebaran atau Natal. Jangan lupakan parsel dan kue-kue kering. Datanglah ke swalayan dan lihat ada berapa banyak kue kering, sirop, parsel, kue-kue khas Lebaran. Sangat mendomin