SAMPAI BERTEMU, AYU

Namanya berpisah pasti selalu ada kesedihan. Enggak bisa ketemu, enggak bisa ngobrol kayak dulu. Walau ada video call bla bla bla tapi rasanya tetap beda.

Kemarin malam aku (dan teman-teman) berpisah sama salah satu teman, namanya Ayu. Teman siaran di Rakosa FM. Aku kenal Mbak Ayu baru beberapa bulan. Sejak Mbak Ayu siaran di Rakosa FM.

Mungkin sekitar September atau Oktober aku kenal Mbak Ayu. First impression-ku, Mbak Ayu kelihatan kayak cewek yang cool dan gaul abis. Setelah kenal, Mbak Ayu menyenangkan dan baik. Mbak Ayu ya Mbak Ayu dengan kekhasannya.

Aku lumayan banyak ngobrol sama Mbak Ayu, terutama waktu jadwal siaran kami ditukar. Aku siaran jam 5 sore sampai 9 malam. Mbak Ayu siaran setelah aku sampai jam 12 malam.

Lumayan sering tiap kelar siaran aku enggak langsung pulang. Duduk santai dulu di sofa abu-abu. Main Mobile Legends (pake paket data sendiri ya). Momen inilah yang bikin sering ada obrolan antara aku sama Mbak Ayu.

Hampir tiap Mbak Ayu datang siaran masih kelihatan sibuk sama kerjaan di sebelah. Apalagi udah deketan liburan akhir tahun waktu itu. Semakin sibuklah Mbak Ayu dengan klien-kliennya.

Pernah di satu malam, Mbak Ayu datang dengan tampang yang capeeek... banget. Kerjaan di sebelah lagi banyak-banyaknya. Mbak Ayu lagi pusing sama urusan kerjaan.

Di sinilah Mbak Ayu mulai membuka obrolan. Aku paham rasanya pengen ngeluarin unek-unek di hati biar ada rasa plong.

Obrolan kami bisa bermacam-macam. Jam 10-an malam aku biasanya pamit pulang. Pertemuanku sama Mbak Ayu emang lebih sering waktu pertukaran jam siaran.

Kemarin malam, Mbak Ayu pamitan. Ada cerita baru di sana yang menunggunya. Hari ini Mbak Ayu masih di Jogja. Persiapan mengurus ini dan itu sebelum resmi pindah.

Mbak Ayu bakal baca ceritaku ini enggak ya? Kalo enggak dikasih tau kayaknya enggak bakalan baca.

Aku di sini cuma bercerita. Memutar kembali cerita bareng Mbak Ayu. Kenangan-kenangannya. Aku bahkan masih ingat waktu ulang tahun Rakosa FM, aku sama Mbak Ayu satu tim buat main game "Uji Chemistry".

Setelah perpisahan ini mungkin momen ketemu Mbak Ayu entah kapan.

Jogja, 13 Februari 2022

7 HARI UNTUK...

Ingat judul film "7 Hari Untuk Selamanya"? Eh, salah. Bukan 7 hari, tapi 3 hari. Duh... salah. Judulnya juga harusnya 6 hari, bukan 7. Yah... udahlah. Anggap aja hari ke-7 adalah bonus.

Bonus untuk mengenang dan memutar kembali cerita. Padahal baru berlalu sehari. Begitulah yang namanya cerita. Kadang ada yang meninggalkan kesan mendalam buat penulisnya.

7 hari, eh... 6 hari yang berkesan, walau di awal aku sempat sedikit ragu. Muncul keinginan untuk berhenti di hari ke-3. Ingin rasanya waktu itu aku fokus menikmati hariku yang santai, selain siaran radio tentu.

Aku merasa bersyukur dan beruntung enggak benar-benar menyerah di hari ke-3. Sekarang aku baru menikmati manisnya. Walau masih seujung kuku, tapi aku sangat-sangat bersyukur sampai di sini. Bersyukur bisa mengakhirinya dengan baik.

Pelatihan Kreator Konten Batch 35 Pikiran Rakyat Media Network atau disingkat jadi PRMN. Makasih buat Mbak Dessi yang ngajakin aku gabung.

Aku ingat di satu sore menuju maghrib, Mbak Dessi kirim chat ke aku. Menawarkan ikut pelatihan kepenulisan. Pertama mendengar nama 'Pikiran Rakyat', aku langsung berpikir yang berat-berat.

Sebelumnya aku enggak pernah notis Pikiran Rakyat. Pernah lihat sekelebat, seingatku, tapi ya udah enggak ada kesan apa-apa.

Waktu Mbak Dessi ngajakin aku ikutan, aku langsung iya walau masih ada keraguan. Aku coba buang jauh-jauh sifat nyebelin ini. Ayo dong yakin.

Sempat ragu lagi mengingat laptopku rusak. Gimana aku bikin tulisan? Kreator konten harus mengirimkan tulisan. Pake apa sementara laptopku rusak?

Aku buang jauh-jauh rasa ini. Aku harus yakin. Show must go on. Jangan kalah sebelum berperang.

Sekarang aku lega banget. Pelatihan selesai. Pintu kreator konten sebentar lagi terbuka. Kali ini aku yakin dan semangat.


Jogja, 12 Februari 2022

MATA YANG BERTEMU

Ada yang unik ya cara seseorang bertemu dengan seseorang lainnya. Saat mata saling tatap, ada senyawa yang mendorong untuk saling sapa. Ini cerita beneran dari seorang teman jauh. Aku tahu ceritanya dari tulisan yang pernah dia bikin di blognya.

Setelah mata bertemu dengan mata lainnya, mereka berkenalan. Bertukar kontak untuk bisa masuk lebih dalam dan semakin dalam. Bisa ya mengenal orang baru dengan cara seperti ini? Masih heran karena buatku sendiri cara ini enggak masuk dalam daftar. Emang unik banget sih. Mata bertemu mata sama seseorang yang asing jelas pernah mengalami sendiri. Kadang jadi berpikir, "Kenapa dia ngelihatin aku? Apakah..." Spekulasi yang mungkin sekedar spekulasi.

Mengenal orang baru di situasi yang mengharuskan saling mengenal, misal waktu gabung di komunitas baru, rasanya wajar. Semesta mendukung untuk menyapa dan mengenal. Bukan lagi berawal dari tatapan mata. Justru mengenal orang lain karena adanya dorongan senyawa dalam tubuh, aku bilang unik banget.

Mungkin bisa dicoba sendiri, tapi harus... (pelan-pelan suara menghilang)


Jogja, 1 Februari 2022