Langsung ke konten utama

(FILM) SUPERHERO

Tiap selesai nonton film di bioskop, selalu ada kepuasan. Semacam bilang sama diri-sendiri, ini film worth it, enggak nyesel nonton film ini, emang ini film awesome banget, dan bla.. bla.. bla.. yang intinya puas nonton film. Kalo nonton di bioskop tapi enggak puas, halo.. itu tiket dibeli pake uang, bukan pake daun. Kali ini aku juga puas banget nonton Justice League di hari-hari terakhir penayangan. Kayaknya mendekati terakhir. Merasa beruntung akhirnya nonton film ini juga setelah kemarin-kemarin dan kemarinnya lagi enggak jadi nonton. Wonder Woman dan Thor terlanjur skip. Padahal aku suka banget film-film superhero macam ini.
Spoiler enggak ya? Udah nonton Justice League 'kan? Jadi gini ceritanya... Ups! Enggak mau spoiler. Film keren begini harus jadi koleksi. Aku jadi kepikiran beli DVD originalnya. Justice League jadi keren karena didukung visual efek yang keren. Kalo film superhero Indonesia bisa digarap secanggih ini, aku yakin bakal sama kerennya. Visual efek di Justice League emang bikin takjub. Sebenarnya enggak ada yang istimewa banget karena kecanggihan efek kayak gini di film-film yang lain juga ada.
Kalo jalan cerita Justice League digabungin sama logika dunia yang kita tinggali, agak susah ya. Hari akhir dunia ada di tangan Steppenwolf? Diceritain, Steppenwolf ini makhluk mengerikan pembawa bencana. Banyak superhero bahkan dewa-dewa yang berusaha menaklukan Steppenwolf. Sekuat itu 'kah creature satu ini? Nah 'kan susah kalo digabungin sama dunia tempat kita tinggal. Steppenwolf dan kengeriannya memang ada di universe-nya sendiri. Bukan di dunia kita. Akhir dunia nanti memang ada makhluk yang diberi kemampuan luar biasa yang bisa memperdaya manusia dan mengajak pada kesesatan. Steppenwolf bisa jadi adalah bentuk lain dari makhluk ini.
Superhero memang harus kuat. Kuat itu atletis. Body Superman dan Aquaman jadi body goals banget. Workout ala superhero bisa bikin body kayak dua superhero ini. Selain visual efek yang keren, body dua superhero ini juga keren. Oke, baiklah.
Film superhero selanjutnya semoga dari Indonesia yang bisa sekeren ini. Semoga.
Jogja, 11.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan