Langsung ke konten utama

SELAMAT TINGGAL 2017

Tiga enam lima hari. Dua belas bulan. Selamat tinggal 2017. Terimakasih untuk semua cerita. Ini adalah blog terakhir 2017. Blog perpisahan sekaligus persiapan menyambut tahun selanjutnya. 2018. Merasa cepat? Klise. Apa yang bisa mengungkapkan rasa di tahun 2017 tanpa sesuatu yang klise? Merasa enggak nyangka, klise. Satu tahun ini berasa kok. Ada banyak cerita, ada banyak kenangan, ada rasa yang bikin kangen. Bertanya tentang resolusi, ah klise juga.
2017 adalah luar biasa! Setiap tahun harus selalu merasa luar biasa, tapi bukan stuck itu-itu saja. Tetap ada perubahan, tetap ada usaha, tetap ada yang harus ditinggalkan, dan ada yang menjadi kenangan. Bersyukur yang paling utama. Euforia pergantian tahun yang selalu meriah itu semoga jadi salah satu bentuk syukur. Bukan sekedar latah karena momen.


Kaleidoskop Momen 2017? Kita mulai dari Januari 2017. Ada apa di bulan itu? Masih ingat? Lanjut Februari. Ada sesuatu yang luar biasa? Maret? Biasa saja? Mengingat-ingat momen bulan demi bulan, rasanya enggak ingat sedetail itu. Antara April dan Mei, aku dan teman-teman Rakosa FeMale liburan sehari ke Pantai... ngng.. pantai apa ya? Kok lupa? Enggak cuma pantai, tapi juga mampir ke Hutan Pinus apa gitu namanya. Lupa? Enggak berkesan dong? Tetap berkesan kok, cuma lupa nama tempatnya. Momen liburan sehari ini yang akan aku rindukan di tahun-tahun selanjutnya. Saat tulisan ini ditulis, aku juga merasakan kerinduan itu.
Kangen satu momen, pengen mengulang momen yang sama tapi dengan cerita dan waktu yang berbeda. Liburan sehari, misal. Pengen di 2018 bisa begini lagi. Tempat yang berbeda, waktu yang berbeda, dan orang yang juga berbeda.


Setiap waktu adalah berharga. Setiap waktu adalah kenangan yang enggak mungkin bisa diulang, tapi cuma bisa diputar ulang dalam memori kita. 2017 pergi dan berganti 2018. Januari, Februari, Maret, Ramadhan, Lebaran, HUT RI, Natal, dan sampailah di penghujung tahun. Merasa cepat? Klise memang. Harapan di tahun yang baru, jelas yang baik dan lebih baik. Klise juga?
Apapun caranya, asal baik buat diri kita, baik buat orang lain, baik di jalan Tuhan, ayo kita bikin cerita yang baik dan lebih baik di 2018. Aku resmi menjadi blogger di tahun 2017. Aku menyadari hidup lebih sehat juga di 2017. Eh, bukan ding, tapi tahun sebelumnya. Enggak semua komitmen di 2017 berhasil aku realisasikan. Ada banyak tantangan, godaan, termasuk zona nyaman yang sebenarnya enggak baik buat kesehatan masa depan, tapi aku tetap berterimakasih untuk waktu-waktu yang sudah berlalu. Terimakasih.
Selamat datang tahun yang baru. Selamat datang kita yang baru.
Jogja, 31.12.2017
Aku akan merindukanmu... di masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...