Langsung ke konten utama

DEMI KONTEN

Demi konten. Demi konsistensi. Kali ini aku enggak bisa banyak update. 'Kan sayang kalo bolos ngeblog, walau sehari. Maklum, tipikal perfeksionis. :D Baiklah kali ini benar-benar demi konten banget. Harusnya bisa tenang ngeblog di studio siaran, tapi mendadak koneksi ngesot sekali waktu buka blog. Bagaimana ini? Waktuku cuma sejam! Enggak mau nunggu koneksi yang mendadak lemot, aku memutuskan segera cabut dari studio radio dan pindah ke warnet. Aduh... waktunya cukup enggak ya? Lalin jelang akhir tahun lagi macet dan padat-padatnya. Terkejar enggak ya? Cari warnet terdekat... Cari warnet terdekat... Enggak usah warnet bagus yang biasanya itu. Asal ada warnet, koneksinya bisa buat akses blog, enggak masalah.
Ketemulah satu warnet di jalan... hmm.. jalan apa ya? Off the record ya. Sebuat saja Warnet Pohon.
Kelihatan dari luar, Warnet Pohon ini bagus. Sebelas-duabelas sama Warnet Lalin, sebut saja begitu, dan Warnet Pom. Ternyata... jauh panggang dari api. Begitu naik ke lantai atas, gambaran warnet sebelas-duabelas sama Warnet Lalin dan Warnet Pom langsung musnah. Beda jauh. Bukan lebih bagus, tapi lebih menyeramkan. Justru sebelas-duabelas sama Warnet Belokan.
Biliknya jauh dari standar baik posisi komputer dan user. Harusnya posisi komputer yang baik, monitornya lebih rendah dari mata, tapi enggak terlalu rendah juga. Posisi keyboard-nya ini loh, tinggi banget. Apa sofanya yang terlalu rendah? Keyboard ditempatin sejajar sama dada. Bisa dibayangin betapa pegelnya update blog ini dengan posisi keyboard begini? Penerangan minim. Layar jadi berasa terang banget. Sungguh, peletakan komputer di bilik Warnet Pohon ini enggak sesuai standar. Aku main di warnet demi konten. Kalo orang lain, tujuannya apa ya? Facebook-an? Youtube-an? Penasaran juga. Sebaiknya nanya langsung sih.
Kali ini benar-benar berpacu dengan melodi eh waktu. Ada waktu, dipake buat Youtube. Ending-nya jadi begini, mampir ke Warnet Pohon yang sungguh enggak pengen datang lagi.
Demi konten, demi update hari ini.
Jogja, 29.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...