ROMAN ANTARA MUSIK DAN RADIO

Musisi dan radio punya sinergi yang saling menguntungkan. Simbiosis mutualisme. Sejak radio masih frekuensi AM, radio banyak beralih frekuensi FM, sampai radio digital di zaman milenial, hubungan antara musisi dan radio tetap manis dan romantis. Terbukti, promo pertama yang dilakukan musisi, pemutaran perdana satu lagu baru, ada di radio.
Buat musisi yang masih merintis karir di dunia musik, lagi semangat-semangatnya tuh PDKT sama radio. Sekali pun enggak dibayar, musisi new beginner ini fine-fine saja asal karyanya bisa diapresiasi radio. Satu lagu baru dari musisi yang juga baru, bisa diputar satu radio, jadi satu langkah lebih maju. Radio dan musisi. Radio dan musik. Dua hal yang saling menguatkan. Radio tanpa musik? Musisi tanpa radio?
Bisa jadi ada yang bilang, "Radio di zaman sekarang punya pengaruh apa? Enggak ada radio, musisi juga masih tetap bisa mempromosikan lagu-lagunya. Sekarang zamannya Youtube, Bro." Oke, sekarang media promosi, apapun promosinya, memang beragam, tapi kalo salah satu dari banyak macam ini hilang, apa yang akan terjadi? Bukan berarti enggak ada pengaruh apa-apa loh.
Buktinya, kampanye "Radio Gue Mati" yang diadain 11 Desember kemarin, sukses bikin kepanikan. FYI, kampanye "Radio Gue Mati", dikutip dari health.liputan6.com, satu aksi mematikan radio selama 20 menit, serempak di radio yang tergabung PRSSNI a.k.a Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Jakarta dan semua radio yang masuk jaringannya. Tujuannya biar orang-orang balik lagi dengerin radio. Walau sekarang radio terkesan mati segan, hidup enggak mau, tapi sampai kapan pun radio tetap punya penikmatnya. Coba sebutin media apa yang bisa dinikmati sambil melakukan pekerjaan lain? Baca koran? Harus fokus. Nonton TV? Enggak bisa sekalian baca buku. Dengerin radio sambil masak-masak di dapur? Bisa. Justru bikin kegiatan masak jadi lebih menyenangkan. Dengerin radio sambil cuci baju? Bisa. Dengerin radio sambil baca buku? Tetap bisa fokus kok, cuma enggak semua orang bisa melakukan dua kegiatan ini, membaca dan mendengar, secara bersamaan, apalagi harus tetap fokus.
Musisi menggunakan radio untuk berpromosi dan radio memutarkan lagu orisinal dari sang musisi. Radio tetap jadi harapan para musisi untuk menangkal pembajakan. Lagu-lagu di radio pasti lagu orisinal 'kan? Bukan lagu bajakan? Gimana kalo ada pembajakan lagu dan diputar di radio? Melanggar hak cipta, jelas. Melanggar kode etik, iya juga. Radio yang seharusnya anti bajakan tapi faktanya sekarang ada juga radio yang dengan bermacam alasan lebih memilih cara instan mendapatkan satu lagu. Miris!
Karyamu pernah dibajak dan disebarluaskan, yang jelas tanpa izin? Enak? Mangkel? Begitulah rasanya, tapi yang jelas bukan sesuatu yang enak.
Jogja, 26.12.2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar