Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

SOK JAGOAN

Bullying enggak cuma terjadi sama anak sekolah. Orang dewasa juga bisa kena bullying. Parahnya lagi, bullying dilakukan sama remaja berkelompok yang bawa senjata tajam. Semakin diperparah, kesadaran mereka dikendalikan alkohol. Orang dewasa sekali pun, menghadapi sekumpulan remaja bersenjata tajam, jelas kalah. Lebih te patnya car i aman. Bullying kayak gini biasanya di jalanan dan antara pelaku dan korban enggak saling kenal a.k.a klitih. Bullying non-verbal juga ada. Sakit, tapi enggak kelihatan. Ada yang sukarela dibully, karena merasa ada kedekatan antara pelaku dan korban. Mer as a dekat karena hubungan per temanan. Biasanya yang sudah merasa dekat, enggak ada tedeng aling-aling. Bicara bisa ceplas-ceplos. Enggak bakalan ada yang marah karena sudah saling kenal. Bis a dibilang l ebih dari sekedar kenal. Bully non-verbal yang menyiksa, jelas karena pelaku dan korban enggak ada kedekatan hubungan pertemanan. Korban cuma dijadikan objek lelucon . B uat pelaku memang menggelik

ADA APA DENGAN HUJAN?

Hujan bikin mager, bikin laper, dan bikin baper. Zaman now, hujan kayak gini bikin ojek online laris manis tuh sama orderan makanan. Betapa mudahnya berkat teknologi. Hujan juga bisa bikin satu acara batal. Ini sih tergantung orangnya. Pernah kejadian juga, janjian ketemuan dibatalin karena hujan. Padahal bukan hujan badai. Standar, hujan seperti pada umumnya. Punya cerita apa saat hujan? Seharian hujan itu luar biasa. Basah terus. Selamat tinggal sepatu kets. I need you sandal! Kalo hujan, percuma juga pake sepatu kets, kecuali sepatunya karet. Pernah pake sepatu kets basah karena kehujanan? Begitulah rasanya. Dulu, waktu KKN a.k.a Kuliah Kerja Nyata, pernah seharian hujan. Benar-benar enggak ada jeda. Intensitasnya juga lumayan gede. Seharian itu agenda KKN cuma doing nothing di kamar sampe bingung mau ngapain. Kalo enggak salah ingat, hari itu adalah hari pertama KKN. Usut punya usut, hujan seharian itu efek dari badai di Afrika, kalo enggak salah juga. Entah badai apa bukan,

NAIK GUNUNG

Naik... naik.. ke puncak gunung, tinggi.. tinggi sekali.. Ada yang suka naik gunung? Katanya bikin nagih loh. Sekali ngerasain nikmatnya mendaki gunung (dan lewati lembah), bakal pengen lagi.. lagi.. dan lagi. Keindahan dan petualangan yang ditawarin kalo naik gunung, ada yang bilang enggak ada duanya. Keren abis! Awesome banget! Pecah! Katanya. Kok katanya mulu? Iya, katanya. Aku belum pernah ngerasain sendiri sih. Huuu.. bilang kek daritadi. Pengen nyicip rasanya naik gunung. Kayaknya seru. Pasti asyik. Ada sedikit rasa takut, takut terjadi ini.. itu.. secara yang pertama, tapi suatu saat harus nyoba. Masa kalah sama yang lain? Naik gunung itu enak. Makanya pengen ngebuktiin sendiri. Persiapannya apa aja sebelum naik gunung, terutama buat pemula macam kita? Heh? Kita? Yes, kita. Kata jejakpendaki.we.id, paling penting yang harus kita siapin sebelum mendaki gunung adalah kondisi fisik yang prima. Harus! Syarat mutlak, enggak boleh ditawar-tawar. Kalo lagi enggak fit, gimana bi

KLITIH

Enggak sedikit yang bilang, Jogja sekarang enggak seaman dulu. Sekarang jalan sendirian enggak bisa tenang karena ancaman klitih dan segala macam siap mengintai. Kata 'klitih' awalnya bukan sesuatu yang negatif. Info dari kumparan.com, dulu, klitih artinya aktivitas enggak jelas (bukan merugikan orang ya), santai, dan cari barang bekas di Pasar Klitikan. Istilah 'nglitih' dulu artinya justru jalan-jalan santai. Sekarang ada pergeseran makna. Klitih bukan lagi kegiatan santai dan cari barang bekas di Pasar Klitikan, tapi berubah jadi aksi anarkis sekelompok anak muda, biasanya, yang meresahkan banyak orang di malam hari. Sampai tulisan ini ditulis, korban klitih terus bertambah. Bahkan seolah mereka enggak baca berita, atau smartphone mereka cuma buat eksis di media sosial, pelaku klitih juga terus bertambah. Enggak mungkin ada korban kalo enggak ada pelaku 'kan? Tinggal di Jogja sejak 2011, bikin aku ngerasain efek keenggaknyamanan tinggal di Jogja gegara aksi anar

CERITA DIBALIK KRL

Pernah ngerasain perpisahan setelah sekian tahun bareng? Entah pisah sama teman-teman sekolah, kuliah, bahkan pisah sama anak yang udah punya keluarga sendiri (aku belum punya anak, tapi rasanya pasti sedih banget kalo waktu perpisahan ini datang). Perpisahan antara satu negara dan kereta juga ada. Iya, kereta. Sekarang kereta ini dipakai Indonesia. Sering naik KRL a.k.a commuter line? KRL rute Jabodetabek ini asalnya dari Jepang. Kepo dari news.detik.com, kereta ini namanya Nambu Line Naha 39, kereta seri 205, yang ada di pinggiran Tokyo, Dipo Nakahara. Nambu Line Naha 39 beroperasi selama 25 tahun di Jepang sebelum dibeli Indonesia. Eits! Jangan nyinyir dulu. Kereta ini emang second hand, tapi bukan berarti kereta enggak layak pakai. Sebelum kereta ini benar-benar dipake Indonesia, ada pengecekan semuanya, detail banget. Harus dipastiin, kereta ini emang benar-benar layak beroperasi di Indonesia. Nah.. karena ini kereta dari Jepang, begitu pindah ke Indonesia, fungsi pemanas keret

GURUKU... TERIMA KASIH

Jadi guru harus punya kesabaran yang luar biasa. Memang sih, yang namanya kesabaran itu tanpa batas, tapi buat para guru, memang beneran harus sabar tanpa batas. Buat mereka yang bukan guru, aku juga, sometimes bilang, "Kesabaran juga ada batasnya." Buat para guru, ini sih enggak berlaku. Guru enggak cuma dituntut punya kesabaran yang luar biasa (buat menghadapai berbagai macam murid) tapi juga punya ilmu dan pengetahuan yang luas. Guru juga harus bisa menyesuaikan zaman karena dunia pendidikan enggak jalan di tempat. Bakal terus berjalan dan berubah. Pake cara ini... Pake cara itu... Bisa dibilang tuntutan guru zaman now, bukan cuma sebatas sabar dan berpengetahuan luas, tapi juga harus ngerti teknologi. Metode pembelajaran sekarang salah satunya 'kan pake teknologi. Guru harus memperbarui diri demi bisa memenuhi tuntutan dunia pendidikan sekarang. Seorang guru juga bisa dibilang abadi. Bukan cuma jasanya yang bakal selalu dikenang, tapi juga cara para guru meny

MENU

Masih ingat menu 4 Sehat 5 Sempurna? Dulu waktu SD, poster menu ini pasti ada di setiap kelas. Aku masih ingat banget posternya nempel di dinding kelas, entah waktu aku kelas 3 atau 4, rada-rada lupa, tapi posternya masih terekam jelas di kenanganku. Zaman now, gaya hidup sehat, tentunya juga menu makan yang sehat, jadi satu kebutuhan. Enggak sedikit yang sangat menjaga pola makan dan pola hidup for a better future. Tau sendiri 'kan sekarang makanan olahan pabrik buanyaaak banget? Aku misalkan. Bisa dibilang tiap hari makan makanan olahan pabrik. Sarapan, lumayan sering biskuit dan susu UHT. Olahan pabrik 'kan? Belum lagi makanan/ jajanan lain yang banyak bertebaran dan gampang didapat. Bahan-bahannya, beuuuh... bikin ngeri kalo dikonsumsi terus-terusan. MSG, pewarna, pengawet, everyday kita makan semua itu. Mungkin ini kali ya yang bikin masa hidup orang zaman now enggak kayak orang zaman old yang kebanyakan berumur panjang dan tetap sehat, sakit karena usia tetep ada

TENTANG MARLINA SI PEMBUNUH

Judulnya ciamik. Pasti ini film yang beda. Itulah kesan pertama sebelum aku nonton film Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak. Apa ini film bakal kayak drama teater? Tenang, aku enggak bakal spoiler kok. Kalo kamu belum nonton, buru gih! Sebelum masa tayang di bioskop kelar. No bajakan ya. Hari gini masih jadi penikmat film bajakan? Film ini keren! Bukan cuma sekedar hiburan, tapi kritik sosialnya ngena banget. Film ini menghibur? Sebenarnya lebih ke menohok. Ada sih dialog yang bisa bikin ketawa. Cukup menyegarkan di tengah Marlina dan segala pelik hidupnya. Alam Sumba yang dihadirkan film ini beneran nyata. Ini baru sebagian keindahan dan ekotisme Indonesia. Belum daerah lain yang enggak kalah keren dan kece. Akting para pemainnya juga keren. Enggak nyesel nonton film ini. Sebelumnya aku enggak 'ngeh' pemeran utama film ini, Marsha Timothy. Poster film yang nampilin close up wajah Marlina sukses bikin aku enggak mengenali sosok itu ternyata Marsha Timothy. Cuma lihat s

LAST TIME

Sukanya mendadak-mendadak euy. H- sekian jam, baru gerak. Merasa susah sendiri. Apalagi kalo ada gangguan yang enggak disangka. Entah kenapa kalo lagi buru-buru ngerjain sesuatu (gegara menunda-nunda), semesta seolah ngasih ujian. Ada inilah, ada itulah. Contohnya, ini real banget, rencana mau bikin tugas sinopsis di warnet, eh.. Ms. Word enggak ada di komputer warnet. Adanya Open Office. Ada yang mirip Ms. Word, tapi... Nah.. 'kan ada aja cobaannya? Makanya jangan suka menunda-nunda. Kalo ada trouble begitu, enggak perlu buru-buru. Masih bisa dikerjain dengan riang-gembira. Kalo h- sekian jam baru dikerjain dan ternyata ada trouble, selamat deh. Hampir sebagian besar dari kita suka ngerjain sesuatu mepet-mepet. Alasannya blablabla. Kebiasaan yang enggak oke. Harus dihilangin nih. Step by step karena kalo langsung dihilangin pasti susah. I baratnya ada emping melinjo full di dalam stoples terus langsung dihabisin dalam sekali telan. Enggak mungkin 'kan? Harus ada k

MUDIK

Apa yang terlintas di pikiranmu kalo ingat mudik? Lebaran? Macet? Info mudik di TV? Indonesia memang punya tradisi mudik, khususnya jelang hari raya. Enggak cuma waktu Lebaran, tapi Natal, Galungan, Waisak, bagi yang merayakan pasti bakal mudik, kumpul bareng keluarga besar, menikmati sukacita hari raya. Paling rame dan paling jadi sorotan memang mudik Lebaran. Langsung ingat momen Ramadhan, suasana stasiun yang rame, dan semua pernak-perniknya. Tradisi mudik enggak cuma ada di Indonesia. China, Korea, India, Malaysia, bahkan Amerika juga kenal sama mudik. Dikutip dari 1001inspirasiramadhan.com, tradisi mudik di China biasa dilakuin waktu Imlek. Mirip mudik Lebaran di negara kita, masyarakat di China banyak yang pulang kampung a.k.a mudik, ngumpul sama keluarga waktu Imlek. Tetangga China, Korea, biasanya mudik pas hari libur resmi atau Chuseok yang dirayain meriah dan rame banget. Chuseok atau hari panen dilakuin di bulan ke-8, hari ke-15. Sama kayak mudik Lebaran di Indonesia, ora

PIKIRAN

Kok enggak sedikit ya orang punya pikiran jelek? Negative thinking. Kenapa enggak berpikir yang positif? Curiga ini, curiga itu, emang perlu juga biar enggak kena jebakan Batman, tapi enggak juga always mikir negatif. Kayaknya hidup enggak tenang banget kalo apa-apa curigaan. Enggak seindah akhir dongeng Disney, tapi enggak ada salahnya buat menikmati keindahan hidup yang kita bikin sendiri, salah satunya kurang-kurangin mikir negatif. Ada tiga ciri orang yang berpikir positif, dikutip dari tulisan Sam Edy di Kompasiana, pertama, masalah adalah tantangan, kedua, menikmati hidup apapun kondisinya, ketiga, terbuka menerima kritik dan saran dari orang lain. Apa kamu termasuk orang dengan ciri-ciri ini? Kalo iya, berarti... selamat! Kamu orang yang berpikir positif. Kalo ketiganya enggak ada yang cocok, gimana dong? Ayo diubah! Pasti bisa kok. Berubahlah pelan-pelan dan nikmati. Mulai kurangi ngeluh tiap ngadepin apapun. Kalo enggak banyak ngeluh, hidup lebih indah. Jangan mengeluh

PAGI ITU

Setiap waktu adalah kenangan yang bisa jadi bakal dikenang sampai kapan pun. Entah itu momen bahagia, sedih, marah, nyesek, dan lain-lain, dan sebangsanya. Hari ini, lebih tepatnya adalah pagi ini, jadi momen yang bakal terkenang sepanjang hidupku. Jadi gini... Once upon a time... Tadi pagi, aku kayak biasa pergi beli sarapan. Berjalanlah kakiku menuju satu minimarket di ujung jalan. Sekalian olahraga. Jarak dekat, enggak usah pake motor. Aku enggak ada feeling apa-apa. Jogja jam 6 pagi kayak pagi-pagi biasanya. Aku jalan santai dan sesekali main smartphone ( don't try this at home ya). Aku lihat dari jauh, cowok telanjang dada, cuma pake kolor, jalan sendirian. Oh, lagi olahraga. Aku tetap jalan santai. Enggak ada firasat apapun. Enggak menyadari di depanku adalah musibah. Begitu aku dan cowok itu cukup dekat, aku lihat tatapan mata dan ekspresinya. Kok kayak bukan orang waras? Apa dia gila? Dia kelihatan bersih. Enggak dekil kayak orang gila. Bahkan tubuhnya cukup bero

BALADA

Kayak gimana rasanya punya kakak ya? Rasanya punya adik kayak apa sih? Pertanyaan yang pasti pernah melintas buat kamu yang enggak punya kakak atau enggak punya adik. Pengen tau rasanya gimana? Ya.. begitu rasanya. Punya kakak atau adik yang jelas bikin rumah enggak sepi. Drama, jelas ada. Biasalah kakak-adik. Pasti ada momen enggak akur. Apalagi yang jarak usianya enggak terlalu jauh. Bisa-bisa akur lima menit, berantem lima jam. Bersyukur bisa punya adik, walau enggak punya kakak. Anak sulung harus begini nih. Bersyukur juga bisa punya kakak, wahai Anak Bungsu, walau enggak punya adik. Masing-masing punya peran. Kakak harus mengayomi adiknya. Ngasih contoh yang baik. Bahkan bisa jadi sosok ayah/ ibu kedua. Adik juga harus nurut sama kakaknya, sama kayak nurut sama ayah-ibunya, selama itu hal baik. Jangan terlalu manja walau keluarga justru memperlakukan sebaliknya (anak bungsu, apalagi~, biasanya lebih dimanja). Buktikan jadi adik juga bisa mandiri. Kalo ada ribut-ribut, waja

KETIKA OJOL DATANG

Ojek online a.k.a ojol ada di Kebumen? Wow! Beneran, ojol ada di Kebumen? Pernah kepikiran, kalo ojek online ada di kota kecil Kebumen. Bakal kayak gimana ya? Pemandangan driver berjaket dan ber-helm hijau udah sangat biasa di kota besar, Jakarta atau Jogja, misal, tapi di kota kecil? Menarik juga. Apa bakal efektif ojol di kota kecil? Banyak pro dan kontra tentang ojol yang mulai masuk ke Kebumen. Aku mendukung ojol ada di Kebumen, cuma... masih setengah enggak percaya, ojol bakal ada di Kebumen. Ini.. ini bukan mimpi 'kan? Semacam 'wow amazing' ojol yang biasanya sliweran di kota besar, sekarang mulai datang ke kota-kota kecil. Menurutku perlu juga inovasi yang banyak di kota besar, diterapin juga di kota kecil. Semua berhak merasakan, termasuk kehadiran ojol di Kebumen. Nanti aku pasti coba nge-ojol di Kebumen, kota tempatku besar dan bertumbuh sampai jadi ganteng kayak sekarang. Baca infonya di infokebumen.com yang dikutip dari sorot.co, ojol yang masuk ke Keb

MENGENANG

Hei, apa kamu Generasi 90-an? Masih ingat tagline "Teman Bermain dan Belajar" enggak? Mungkin enggak sedikit yang nanya balik, "Tagline apaan tuh?" Sebaliknya kalo ditanya, "Tau Majalah Bobo enggak?" Bisa jadi banyak yang bilang, "Oo.. iya, majalah yang itu..." "Wah.. jadi kangen waktu SD." Majalah Bobo jadi bagian dari masa kecilku yang menyenangkan. Aku bersyukur bisa menikmati masa kecil selayaknya anak-anak. Kegalauan cuma PR Matematika. Sore-sore main petak umpet, lari-larian, bareng teman-teman sampai teriakan, "Pulang! Mandi dulu!" membubarkan permainan. Aku masih ingat, tiap Kamis pasti excited karena hari itu Majalah Bobo terbit. Dulu aku langganan Majalah Bobo bukan di toko buku, karena enggak ada, tapi di lapak majalah kecil yang isinya tiga-empat majalah dan tabloid, salah satunya Majalah Bobo. Sepanjang yang aku ingat, aku langganan (eceran) Majalah Bobo mulai harga Rp 5000, naik jadi Rp 7000, sekarang Rp 13.

GEPENG

Gepeng. Gelandangan dan pengemis. Pemandangan yang biasa kita lihat, terutama di daerah perkotaan. Di tengah hiruk-pikuk gemerlap bangunan-bangunan megah dan orang-orang yang terlihat berkelas, ada satu di antara mereka yang justru terlihat sebaliknya. Satu tapi punya akar di mana-mana. Panjang dan terus bertumbuh. Kesenjangan sosial, apalagi di perkotaan, memang sangat jelas terlihat dan dirasakan. Setiap tempat makan, enggak jarang ada pengemis yang datang. Entah mereka benar-benar hopeless dan akhirnya hanya menengadahkan tangan atau karena mereka pemalas, pengemis dari berbagai penampilan banyak ber sliweran di kota-kota besar, tempat makan, lampu-lampu merah. Rasanya sedih, miris, kenapa mereka bisa begitu? Pernah baca di satu koran, ada pengemis yang memang benar-benar mengemis karena enggak punya pilihan lain. Kakinya, maaf, cacat. Merasa enggak ada pilihan yang lebih baik, sementara dia butuh makan untuk hidup, jalan jadi pengemislah yang dipilih. Enggak sedikit juga yang

TENTANG TRANS JOGJA

Terakhir naik Trans Jogja? Wah.. sudah sangat lama. Duluuu sekali. Setelah sekian tahun, pengen naik Trans Jogja (lagi). Semacam kangen. Eh, sebenarnya terakhir naik Trans Jogja enggak dulu banget ding . Terakhir itu beberapa bulan kemarin waktu armada Trans Jogja yang baru mulai beroperasi. Sebelum ada penambahan, kondisi fisik Trans Jogja sungguh menyedihkan. Aku ingat terakhir kali naik Trans Jogja, suasana di dalam Trans Jogja creepy banget. Beberapa l ampu ada yang mati. Pintu enggak menutup sempurna. Apalagi aku naik Trans Jogja pas malam. Tambah creepy. FYI, b uat kamu yang bertanya-tanya apa itu Trans Jogja, ada sekilas penjelasannya nih. Trans Jogja itu transportasi umum yang pertama kali ada di Jogja tahun 2008. Sistemnya sama banget kayak Trans Jakarta di Jakarta dan Batik Solo Trans di Solo. Kita enggak bisa naik Trans Jogja seenak makan ayam geprek. Harus datang ke shelter dulu, bayar (harga tiketnya muraaah banget), siap-siap nunggu Trans Jogja datang. Tr

ANAK KOST DAN MIE INSTAN

Banyak yang bilang, anak kost identik mie instan. Murah, dapat banyak, enak (selamat datang Generasi Micin! :D). Aku anak kost, bahkan sejak SMA. Sampai sekarang, menjelang masa-masa akhir jadi mahasiswa Strata 1, aku juga masih jadi anak kost. Aku justru enggak identik mie instan. Sekere-kerenya, aku enggak kepikiran beli mie instan. Bukan, bukan karena aku horang kaya atau sok-sok gimana, tapi emang dari dulu aku enggak menjadikan mie instan sebagai prioritas makan. Apalagi sejak pola makanku berubah (demi atletis yang aku impikan), jangankan mie instan, nasi putih aja bukan lagi prioritasku. Mie instan bagiku kayak selingan makan. Aku pernah pengen banget makan mie instan. Udah lama enggak makan mie instan, kangen juga. Aku waktu itu pengen mie goreng. Langsung deh mampir Burjo terdekat, pesan mie goreng, dua bungkus sekaligus! Saking kangennya. Begitulah mie instan. Satu bungkus, masih kurang. Dua bungkus, rasanya kekenyangan. Kentang banget 'kan? Ayo yang sepakat, angguka

TAKMIR

Jadi takmir a.k.a marbot menurutku keren. Gimana enggak? Mereka harus rajin bersih-bersih dan enggak boleh malas. Punya tugas adzan dan iqomah di tiap waktu sholat. Bonus, sholat di awal waktu. Keren 'kan? Aku kenal istilah takmir dan belum lama kenal juga sama istilah marbot (padahal artinya sama), ya.. di Jogja ini. Teman kampusku ada yang jadi takmir. Selain dapat tempat tinggal gratis, dibayar pula. Plus-plus banget kalo jadi takmir, tapi enggak semua orang (terutama cowok, eh.. emang ada takmir cewek? ) mau jadi takmir a.k.a marbot, termasuk aku. Kenapa enggak mau? Karena aku enggak ada keinginan buat jadi takmir. Enggak kepikiran juga. Punya pilihan lain, aku memilih kost. Eh.. tapi kayaknya dulu, pertama kali tinggal di Jogja dan sibuk nyari kost-an, kalo enggak salah aku hampir jadi takmir. Teman SMA-ku ada yang jadi takmir. Pertama kali tinggal di Jogja, temanku itu langsung memilih jadi takmir. Aku enggak begitu ingat momen ini, tapi kayaknya karena enggak lama setela

DISIPLIN

Benar-benar detik terakhir. Baru deh mau bergerak. Mau enggak mau. Kalo masih punya banyak waktu, malasnya itu loh, gils banget! Rasanya benci sama diri-sendiri waktu lagi malas dengan alasan masih punya banyak waktu. Waktu menipis, baru malasnya ditinggalin. Mau sampai kapan begini? Enggak cuma sekali-dua kali loh. Sering bersikap kayak gini. Ah, masih ada waktu. Ah, masih lama. Waktu yang udah pergi, enggak mungkin balik lagi. Kalo bisa memanfaatkan maksimal waktu yang masih banyak itu, pasti enggak bakal buru-buru ngerjain sesuatu, bahkan sampai di detik terakhir. Enggak enak banget 'kan? Salah sendiri enggak disiplin sama diri-sendiri. Disiplin itu susah-susah gampang. Lebih banyak susahnya. Apalagi disiplin sama diri-sendiri, khususnya yang berhubungan sama manajemen waktu. Kapan waktunya ngelakuin ini, kapan saatnya ngelakuin itu, kalo enggak ada disiplin ketat, kacau! Sebenarnya paham efek enggak disiplin, tapi selalu saja ada setan yang berbisik, "Santailah. Mas

PAHLAWAN (MASA KINI)

Pah-la-wan/ orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Itu tuh arti kata 'pahlawan' menurut KBBI. Menurutmu, pahlawan itu apa? Mereka yang berjuang menegakan kebenaran? Mereka yang nasionalis? Atau para veteran? Sekarang ada banyak definisi yang lebih luas tentang pahlawan. Teman yang datang bawa makanan disaat rupiah di dompet tinggal selembar bergambar Pattimura pasti juga dianggap pahlawan. Bagiku, pahlawan (masa kini) adalah mereka yang menebarkan kebaikan, khususnya buat orang-orang di sekitarnya. Mengajak sholat di awal waktu, misal. Orang baik bagiku adalah pahlawan untuk lingkup yang lebih kecil. Mereka yang bergerak di bidang kemanusiaan, mereka yang berbagi buat sesama, mereka yang berjuang untuk kemajuan negara (Indonesia). Ada satu pahlawan yang akan tetap abadi. Mereka, pejuang yang gagah berani memperjuangkan kemerdekaan. Jasa mereka akan selalu terkenang. Tanda jasa, simbol, bahkan limpahan materi enggak akan bisa seja

KENANGAN

Aku menghabiskan masa SMP-ku dengan berlangganan tabloid remaja. Setelah sebelumnya aku berlangganan majalah anak-anak, mulai SMP aku pindah ke lain hati. Aku memilih Tabloid Gaul. Kenal tabloid ini juga? Selama beberapa tahun, tabloid yang punya slogan "tabloid TV remaja" ini sempat eksis. Entah apa yang membuatku waktu itu memutuskan berlangganan (secara eceran) Tabloid Gaul. Masih ingat banget dulu Tabloid Gaul pernah jadi tabloid-nya AFI 1 dan AFI 2. Tau AFI 'kan? Akademi Fantasi Indosiar. Kompetisi nyanyi pertama di stasiun TV. Waktu itu, sekitar tahun 2000, hmm.. kalo enggak salah, 2000-an awal, AFI generasi pertama tayang di TV. Antusiasme masyarakat, ruarrr biasa! Enggak salah juga Tabloid Gaul yang "satu atap" dengan Indosiar (sepertinya "satu atap", karena Indosiar lebih sering diekspos tabloid ini), besar-besaran meliput tentang AFI. Mulai dari cover, rubrik, poster, semua pernak-pernik tentang AFI. Ah, aku jadi kangen Tabloid Gaul. Waktu

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta