Langsung ke konten utama

ENDORSE RIWAYATMU KINI

The power of iklan. Pernah jadi korban iklan? Aku pernah. Sadar atau enggak, waktu itu aku benar-benar beli satu barang, aku lupa barang apa, setelah lihat di salah satu postingan Instagram. Ah, iya baru ingat! Case iPhone. Waktu itu aku langsung tertarik beli case iPhone. Pas banget lagi pengen beli case. Lihat iklannya di Instagram, langsung bungkus, enggak pake mikir-mikir. Padahal harganya lumayan loh, walau setelah beli dan case ada di tangan, agak enggak sesuai harapan.
Kalo ada 100 orang yang sama denganku, berapa rupiah keuntungan yang didapat si pengiklan? Iya, kalo harga masih rupiah. Kalo dollar? Tang-ting-tung yuk mari dihitung.
Bentuk iklan sekarang buanyak buanget, Guys. Zaman old, iklan ya di koran, majalah, billboard, radio, TV. Zaman telah berubah, Saudaraku. Sekarang iklan bisa dalam bentuk apa saja. Salah satunya endorse. Asal kata dari endorsement yang artinya satu tindakan mendukung/ setuju sama sesuatu. Biasanya yang bisa endorse-meng-endorse begini cuma artis. Eits! Bukan cuma artis yang wara-wiri di TV, bioskop, tapi juga akun Instagram/ Twitter yang followers jutaan. Enggak perlu nunggu followers berjuta-juta, masih puluhan ribu juga ada yang (dengan percaya diri) membuka jasa endorse. Yah.. buat langkah awal, endorse pembesar penis, it's ok.
Endorse-meng-endorse di zaman now kayak jadi trend. Akun-akun Instagram dan Twitter, aku lebih familiar Instagram, yang punya banyak followers pasti ada satu-dua postingan mengiklankan satu produk. Ada yang cuma sekali-dua kali, tapi ada juga yang tiap postingan bernilai rupiah dan memuat konten beraroma iklan.
Satu kampus di Korea ada yang punya program studi Selebgram, iya ada ilmunya yang dipelajari di kampus. Cara posting foto yang oke tanpa terkesan alay a.k.a too much, cara bikin calon followers menekan tombol follow, dan begini... dan begitu... 
Selebgram yang menerima jasa endorse, bisa bikin dapur mengepul. Bukan cuma mengepul, tapi juga bisa memoles tungkunya pake berlian. Tarif sekali endorse sungguh bikin PNS di mana pun di bumi Indonesia ini bakal menjerit takjub sekaligus merasa iri. Gimana enggak kalo tiap sekali posting, iya sekali posting Kakaque, dihargai Rp 4 - 5 juta. Tarif ini masih murah. Ada yang sekali endorse harus ngeluarin rupiah sebanyak Rp 22 juta. Pantesan artis-artis itu bisa beli mobil mewah kayak beli martabak. Bisa beli tas branded ratusan juta rupiah kayak beli gorengan. Jangan kaget, apalagi jantungan ya. Masih ada yang lebih dewa lagi tarifnya. Satu endorse harganya tujuh koma tiga milyar rupiah. What the?
Dulu, ngintip artikel di m.detik.com, endorse itu gratis loh. Endorse-endorse begini awalnya dari Twitter. Waktu itu beberapa online shop minta jasa endorse artis pake sistem simbiosis mutualisme a.k.a saling menguntungkan. Si artis bisa punya produk dari online shop secara gratis, terus online shop juga bakal diserbu pembeli berkat endorse si artis. Deal 'kan? Dulu, entah tahun berapa, cuma tertulis dulu, artis yang punya banyak followers di Twitter enggak minta fee buat online shop yang minta di-endorse.
Sekarang, beda lagi. Zaman berubah. Sekarang apa-apa harus bayar. Begitu juga endorse. Tarifnya beda-beda tergantung seberapa banyak followers, seberapa banyak like juga mungkin, seberapa berpengaruh akun ini di jagad maya.
Iya sih, followers 100 juta tapi tiap postingan kok like-nya paling banter 100? Komentar isinya cuma peninggi, pemutih, penambah. Beli follow~
Jogja, 19.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...