BEAUTY INSIDE


Alkhamdulillah. Beauty Inside, Story 45, Juni 2013


Hewan sihir sedang populer di Cloverland. Banyak anak muda yang rela menabung demi memilikinya. Kekuatan hewan sihir sangat beragam, mulai dari perisai hingga kekuatan penyembuh. Theo pun ingin memiliki hewan sihir. Namun harganya yang sangat mahal membuat ia harus menabung dan mencari pekerjaan paruh waktu lebih banyak.

“Kau yakin menginginkan hewan sihir, Theo?” Kata Loki, sahabat sejak kecil Theo.

            “Aku harus memiliki hewan sihir. Kekuatan mereka cukup mengagumkan sebagai hewan peliharaan.”

Loki menyeruput kopi susu hangatnya pelan. Senja baru saja berubah menjadi malam. Kafe yang biasa menjadi tempat nongkrong bagi Theo dan Loki masih sepi. Biasanya jika malam sudah larut, pengunjung akan berdatangan untuk sekedar ngobrol sambil menikmati secangkir kopi.

BAKAT?



Pengen banget jadi penyiar radio. Bekerja sesuai dengan keinginan hati pasti asyik. Nggak berasa kerja karena dijalani dengan bahagia. Ini berlaku untuk semua hal sih. Kalo kita melakukan suatu pekerjaan dengan hati yang bahagia, pasti akan terasa nikmat. Dinda diterima di Kota Perak FM. Arik di Radio Q. Wah... hebat mereka. Seenggaknya satu langkah lebih maju dariku. Seandainya dulu... (Ah, stop! Nggak penting ngebahas masa lalu.) Seharusnya saat Radio Q ngebuka lamaran, aku ikutan kirim juga. (Eh, stop!) Modal aja nekatnya, dan pastinya juga ikhtiar, latihan terus. (Berhenti!) Nggak usah peduli dengan kemampuan diri yang rasanya baru segini-gini aja. (Hentikan, kataku!) Justru melamar di radio komersil itu termasuk bentuk pelatihan diri. Disana pasti ada training sebelum benar-benar on air. (Hentikaaan! Jangan cerita!) Ah, begitulah yang namanya penyesalan. Klise sebenarnya perkataan, "Penyesalan selalu datang belakangan." Klise banget.

TAPI... MAHAL, MAS



Geli aku mendengar kalimat pendek itu dari lisan dua pramuniaga warung kelontong dekat kost semalam. Perkataan mereka seolah-olah mahasiswa adalah kasta terendah dalam perekenomian. Penting ya, bilang "tapi... mahal, Mas" ke pembeli? Nggak ada yang nanya sebenarnya. Ini nih yang udah menjadi kebiasaan orang Indonesia, menjelaskan sesuatu yang nggak ditanyakan. Seperti kalimat dua wanita berjilbab yang jadi pramuniaga itu. Aku nggak kenal mereka, tapi sekedar tahu. Beberapa kali aku bertransaksi di warung kelontong itu yang dilayani oleh mereka. Barang yang aku beli selalu sama, tiga bungkus deterjen sachet, tiga bungkus pewangi pakaian yang juga sachet. Ya, aku jarang sih beli yang lain. Beras juga jarang. Paling kalo persediaan beras di kost abis, baru beli beras 1 kg (dengan harga paling murah) di warung itu.

KUNCI KEJENUHAN



Rutinitas terkadang menciptakan rasa jenuh. Selalu sama dan membosankan. Fiuh... hari ini ada beberapa bagian hidup yang benar-benar membuatku jenuh, bosan, dan ingin lari sejenak. Hidup ini bukan menjemukan, tapi hanya sebagian saja yang terasa datar, nggak ada warna, nggak ada kesan, datar. Ingin rasanya berteriak. Mengeluarkan segala emosi dalam diri. Menumpahkannya hingga nggak bersisa sedikit pun.

AKU BISA!



Siaran hari ini aku nggak merasa pede. Nggak nyaman. Pertama, materi yang aku sampaikan nggak mendalam. Ngambang gitu. Obrolannya pun berasa garing. Kedua, ada Mas Jay dan Mba Desi, kru Rasida 2011 yang sekarang jadi penyiar di Star Jogja. Semakin nggak nyaman. Bukan mereka yang bikin nggak nyaman, tapi justru kehadiran mereka membuat apa yang tampilkan jadi nggak maksimal. Aku grogi. Semua yang aku sampaikan jadi belibet. Nggak ada irama yang enak sama sekali. Sungguh, aku menyesali sikapku tadi. Seharusnya aku nggak grogi. Seharusnya aku tenang dan menunjukkan yang terbaik semampuku. Bukan malah grogi dan buyar gitu.

(BUKAN) SOK TAHU


Memberitahu bukan berarti sok tahu. Ini yang aku rasain. Aku hanya memberi tahu seorang teman untuk melakukan hal yang memang sudah menjadi kelayakan dimanapun, tapi dia nampaknya sedikit cuek, walaupun akhirnya dia menuruti apa yang aku katakan. Sekali lagi, aku bukan sok tahu, apalagi menggurui. Aku hanya memberitahu. Itu saja.

MY STORY



Nge-blog. Hmmm... sekarang tiap yang suka nulis pasti punya media sosial itu. Banyak pula jenisnya, mulai dari Multiply (katanya sih sekarang udah tutup alias gulung tikar), Wordpress, hingga Blogspot. Nah, yang terakhir aku sebutin ini, menurutku paling banyak user. Hari gini nggak punya blog, mungkin berasa nggak intelek. Padahal blog isinya curhatan, copy-paste info ini, itu. Aku sih memanfaatkan media sosial ini sebagai tempat berbagi cerita. Aku suka nulis. Aku suka baca. Aku suka cerita. Bisa dibilang apa yang aku tulis di blog, semacam "curhatan" yang kata orang-orang sih nggak mutu. Ngapain coba nulis curhatan di blog? Lebih baik copy-paste info-info tertentu. Seenggaknya bisa memberi manfaat buat yang baca.

MERANGKAI SUARA



Cerita ini sebenarnya melompat. Harusnya ada cerita sebelumnya yang nyambungin ke cerita ini. Pelatihan Adobe Audition (Mba Tari bilangnya adove *burung dara kali? *hi hi hi...) masih satu agenda dengan makrab Rasida 2013. Nah, masih ingat 'kan sama ceritaku yang satu itu? Masih dong pastinya. :D Cerita itu masih bersambung, so tunggu aja episode selanjutnya. Kali ini episode masa depan dari episode yang masih misteri itu. =D Awal mula pelatihan ini tanggal 25 April 2013 (harinya Story tuh). Pertama kali diumumin sih tanggal 22 atau 23 April 2013 gitu, rada lupa, tapi diundur jadi tanggal 25. Sejak saat itulah, Pelatihan Adobe Audition (bilangnya bukan adove ya, Mba Tari :D) resmi dilaksanain tiap Kamis dan Minggu.

PUTIH BIRU




Kangen masa-masa tsanawiyah. Kangen banget. VII-4, VIII-3, IX-4. Itu kelasku selama tiga tahun di MTs Negeri Klirong. Banyak banget suka-dukanya. Banyak warna, banyak kenangan. Teman paling lucu namanya Amri. Tingkah kocaknya mirip Mr. Bean. Kadang, dia juga dipanggil Mr. Bean sih. Amri selalu bikin aku ketawa, kadang ngakak guling-guling saking lucunya lihat tingkah-polah si Amri. Ada juga Habib, cowok yang tingkat kebersihannya di atas rata-rata. Orangnya cenderung kalem. Penampilannya rapi. Segala sesuatu harus benar-benar bersih dan rapi. Bahkan kadang aku megang lengan seragamnya aja, Habib langsung ngibas-ngibasin secara halus gitu. Aku dan Habib sempat perang dingin sih walau cuma sebentar. Hal yang patut disyukuri.

MEMORI MINGGU PAGI


Ada nggak anime atau serial animasi yang memorable banget buat kamu? Aku sih ada. Anime (khususnya) yang menjadi kenangan banget buatku, pas aku masih unyu-unyu imut menggemaskan. :D Anime yang pertama kali aku ingat, Minky Momo. Nonton anime ini udah laaamaaa banget. Seingatku sih pas aku sangat unyu gitu. Aku nggak gitu ingat jalan cerita anime yang satu itu, cuma dulu aku tuh suka berimajinasi lewat Minky Momo. He he he... :D Ada juga Magic Knight Rayearth. Ini juga aku nggak ingat jalan ceritanya. Nonton anime ini juga sama pas aku masih sangat unyu. Aku ingat banget, di anime ini ada karakter Putri Ajaib yang dalam serial aslinya bernama Princess Emeraude kalo nggak salah. Biasalah terjemah dalam Bahasa Indonesia. Aku lebih suka anime yang nggak di-dubbing, alias masih pake bahasa aslinya. Asal... ada terjemahan yang benar Bahasa Inggris atau Indonesia.




RASIDA PART. 1


:)

Lagi pengen cerita tentang makrab Rasida 2013 nih yang berlangsung 23-24 Maret 2013. Banyak banget kenangan disana. Aku masuk Kelompok 3 yang dinamakan Spektra, Semangat Peserta Kelompok Tiga Rasida. Nama ini aku sendiri yang buat lho. Ada beberapa nama yang aku pikirkan sih waktu itu, sebelum makrab dimulai, tapi lupa, apa saja namanya. Hi hi hi... Spektra terdiri dari aku, Akbar, Naela, Ola, dan Ida. Kita cukup kompak, walau Naela dan Ida yah... bisa dibilang nggak enjoy banget sama makrab ini. Pasalnya, you must know Insan Muda (he he he... bawa-bawa Rasida. *namanya juga lagi cerita Rasida :D), makrab 2013 Rasida diadain di... studio Rasida. Bukan di Kaliurang, Parangtritis, bumper alias bumi perkemahan, atau apalah namanya, yang seenggaknya rada jauh dari UIN SuKa. Ini di studio Rasida. Banyak yang shock sih, soalnya bayangan teman-teman memang disana-sana itu, termasuk aku. Perkiraanku sih di Kaliurang atau Parangtritis yang disana tuh dingiiin. Enak gitu buat momen-momen keakraban. Apalagi pas malamnya nyalain api unggun, duduk melingkar, trus nyanyi-nyanyi, have fun, wah... memorable banget tuh.

I DON'T KNOW WHAT I FEEL

Bukan nggak mau tahu...
Bukan nggak peduli...
Bukan nggak ikut bahagia...
Bukan... bukan... bukan...
Hanya saja...
:):
Ah, entahlah...
Perasaan ini...
Sulit untuk diterjemahkan...
Bukan... Bukan itu...
Sebenarnya mudah untuk dilukiskan...
Asal...
Jujur...
Jujur dengan hati...



CERITA

Banyak banget cerita yang mengalir dari teman-teman. Aku sih hanya mendengarkan saja. Bukan karena aku nggak punya cerita, tapi aku malas untuk menceritakannya. Cerita teman-teman berdasarkan pengalaman, sedangkan ceritaku berdasarkan imajinasi. Walau hanya mendengarkan, aku cukup menikmatinya. Begitulah kehidupan. Kehidupan masa muda yang penuh warna. Kadang tertawa, kadang menangis, kadang marah, kadang... kadang... kadang...
Cerita mereka sungguh menjadi inspirasi cerita pendekku. Terimakasih.