Langsung ke konten utama

TEORI HEMAT UANG

pixabay.com
Enggak perlu bingung sampai enggak nafsu makan, langsung aja Googling 'cara mengatur keuangan, cara hemat dengan gaji kecil, dan bla bla bla'. Banyak 'kan hasilnya? Pilih satu artikel, baca dan pahami, terus praktekin. Susah? Gampang? Orang bijak bilang, praktek enggak segampang teori. Memang begitulah faktanya. Enggak sedikit di antara kita yang masih terseok-seok mengatur keuangan. Apalagi di zaman now yang serba dirupiahin. Enggak ada yang gratis. Masih sangat bersyukur kita bernafas dikasih cuma-cuma.
Mengkotak-kotakkan uang sesuai keperluan (atau keinginan?), iya. Mencatat setiap pengeluaran, berapapun besarnya, juga iya. Kok masih kelabakan gini? Bagaimana ini? Manajemen keuangan perlu banget dipraktekin, entah gajinya minim atau maksimal banget. Semakin besar gaji, semakin besar juga keinginan ini dan itu. Kalo enggak dikendalikan, siap-siap say good bye sama gaji yang dinikmati belum ada satu minggu.
Sering ya (atau kadang-kadang?), kita beli sesuatu bukan karena butuh tapi karena pengen. Selesai makan siang, kok pengen jajan bakso tusuk ya? Kok pengen sosis bakar ya? Kok pengen milkshake cokelat ya? Nah 'kan... 
Kalo pake uang cuma buat kebutuhan, real kebutuhan, pasti enggak bakal beli ini dan itu di luar daftar kebutuhan. Memang perlu banget pengendalian diri-sendiri. Perlu beli ini enggak ya? Penting enggak ya? Harus berpikir ulang sebelum memutuskan beli sesuatu.
Ada yang bilang, cowok boros karena makanan dan cewek boros karena make up. Aku sendiri mengiyakan, cowok boros (salah satunya) karena makanan. Jarang cowok yang menghabiskan uangnya buat parfum, gel rambut, deodoran, dan segala macam. Barang-barang ini memang benda wajibnya cowok, cuma enggak terlalu menguras kantong juga, kecuali pilih yang merk-nya terkenal dunia-akhirat.
Masih awal bulan tapi dompet jebol karena enggak ngatur keuangan dengan baik? Harap bersabar, ini ujian (tapi dalam hati bilang, "Mampus kau! Rasain!").
Jogja, 12.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan