MEDIA SOSIAL ZAMAN NOW

https://www.pexels.com/photo/apple-applications-apps-cell-phone-607812/
Media sosial di zaman now bukan lagi sesuatu yang wow. Semua orang punya akunnya. Orang cilik kek, orang berdasi kek, orang berijazah kek, pasti punya akun media sosial. Facebook, Twitter, Instagram. Tiga besar media sosial versiku sendiri. Whats App, Line, Path, Snapchat, lebih ke media sosial personal, just share for your circle. Pengguna Facebook di Indonesia ada berapa sih? Totalnya ada banyak. Tahun 2014 ada 77 juta pengguna. Sekarang? Mungkin sudah beranak-pinak. Indonesia bahkan menempati posisi ke-4 sebagai negara yang paling aktif pake Facebook.
Twitter menjadikan Indonesia masuk lima besar sebagai pengguna paling banyak. Secara global, Twitter punya 332 juta pengguna bulanan dengan 500 juta kicauan yang dikirim tiap harinya dan 200 miliar kicauan dalam setahun.
Instagram apakabar? Ada 45 juta pengguna Instagram di Indonesia dan jadi pasar terbesar di Asia. Menurutku, Instagram yang paling banyak dipake sekarang. Eh, enggak juga ding. Aku enggak punya data yang valid. Cuma sekedar berasumsi berdasarkan circle-ku sendiri. Ada yang aktif Instagram tapi enggak aktif Twitter dan Facebook. Aktif Twitter tapi enggak aktif Facebook. Kebanyakan orang pasti punya akun media sosial lebih dari satu, tapi yang aktif cuma satu.
Begitu banyak pengguna media sosial, ada begitu banyak pengguna, entah buat tujuan have fun, saling serang, ujaran kebencian, ini.. itu.. bla bla bla.. Fungsi media sosial yang sesungguhnya sekarang jadi blur. Enggak sedikit yang memanfaatkan media sosial bukan cuma sekedar bersenang-senang dengan circle-nya di dunia maya, tapi lebih dari itu, memperlebar circle entah dengan siapapun. Semakin banyak, semakin keren. Ada juga yang menjadikan media sosial sebagai pelampiasan birahi yang memuncak mirip kucing jantan di musim kawin.
Facebook, Twitter, Instagram, dan segala macam bernama media sosial, sejatinya buat apa? Share kegiatan ini dan itu di Instastory, berkicau begini dan begitu, memposting begitu dan begini. Buat apa? Aku pengguna aktif Twitter. Buat apa aku berkicau? Demi melepaskan apa yang sedang aku pikirkan. Aku lebih nyaman berkicau ria dibanding Facebook dan Instagram. Dulu, aku Facebooker. Banyak postinganku di media sosial satu ini. Sejak punya Twitter, Facebook aku tinggalkan. Aku biarkan saja tapi akun masih tetap aktif. Aku memilih satu media sosial karena demi enggak ribet harus posting ini Facebook, harus tweet ini, harus upload ini di Instagram. Intinya sama 'kan? Aku berkicau ini-itu, enggak usah posting di Facebook. Buat apa? Selo banget kalo harus posting ulang. Lagian, hidup harus memilih 'kan?
Ada yang bilang, Twitter sekarang enggak kayak dulu. Fitur dan tampilannya memang makin kece, tapi tipe pengguna Twitter sekarang yang berubah banget dibanding pengguna Twitter zaman great, memunculkan slogan "make Twitter great again". Sekarang enggak jarang bully-an, tubir, nyinyir, dan segala macam yang bikin Twitter enggak great (lagi). Facebook, Instagram, pasti juga enggak beda jauh nasibnya sama Twitter. Gimana media sosial yang lain? Bisa jadi juga enggak beda jauh. Entahlah karena aku enggak pake media sosial yang lain itu. Aku salah satu pengguna Line tapi ya gitu doang. Sekedar punya, tapi tiap ada notif baru dari Line, selalu aku buka, paling enggak aku buka inbox, kalo menarik, aku buka isi chatnya (yang biasanya chat dari akun resmi, yeah.. you know what I mean 'kan?). Kalo aku enggak tertarik, aku langsung hapus tanpa membukanya.
Media sosial mau dipake buat apa? Jangan sampai terjebak karena media sosial. Jangan sampai melanggar undang-undang karena menyalahgunakan media sosial. Jangan sampai menebar kebencian atas nama sesuatu di media sosial.
Ah, media sosial. Penjajah zaman now. Salah satunya.
Jogja, 13.12.2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar