Langsung ke konten utama

NIKAH MUDA? HARUSKAH?

Nikah muda? Siapa takut! Menikmati masa muda dengan pasangan yang sah, pasangan yang diakui resmi secara agama dan negara, pasangan halal, dijamin aman. Ayo segera menikah sebelum... Sebelum apa? (Padahal yang nulis blog ini juga masih perjaka ting-ting, apa tong-tong?)
Uhuk! Uhuk! Kok ngomongin nikah? Ada apa nih? Kebelet ya? Ada sesuatu yang menggelitik tentang nikah muda. Udah baca berita pembunuhan keji yang dilakukan suami sama istrinya? Si suami ini tega dan sadar membunuh istrinya sendiri, membakar, dan memutilasi. Apa si suami ini masih termasuk jenis manusia? Bukan, bukan manusia. Si suami ini termasuk jenis setan yang terkutuk. Manusia yang menjadi setan.
Aku bukan lagi ngebahas kasus pembunuhan ini, tapi melihat mereka, pasangan suami-istri yang berakhir tragis ini, masih muda. Kebanyakan usia kayak mereka ini masih menikmati drama romantika pacaran, kebanyakan loh ya, bukan berarti semua.  Si suami usianya 23 tahun. Si istri 20 tahun. Muda belia banget 'kan? Melihat pasangan ini, pasangan halal, bisa disalahpahami orang-orang yang enggak tau mereka udah nikah. Dikira generasi zaman now enggak punya etika, mesra-mesraan di tempat umum, padahal sama pasangan yang sah, bukan pacaran ala-ala. Btw kalo udah jadi pasangan sah, berarti boleh mesra-mesraan di tempat umum? Mending di kamar.
Nikah muda ditakutkan mental belum siap. Masih terlalu dini. Takutnya setelah menikah justru mengalami kelabilan. Nikah muda juga dikhawatirkan masih belum dewasa jiwa dan pikirannya. Wait... Pendewasaan itu proses 'kan? Nikah muda atau enggak, sama-sama melewati fase proses menjadi dewasa 'kan? Bedanya yang memutuskan nikah muda itu keren. Iya, keren. Saat anak muda seusia mereka masih asyik-masyuk dengan dunia cinta-cintaan yang semu dan menganggap dunia cuma milik berdua, tapi yang memutuskan menikah muda berarti siap menjalani kehidupan yang sesungguhnya, realita, bukan sekedar angan-angan apalagi pemanis di malam Minggu.
Nikah muda, boleh, asal... ikut aturan dari pemerintah ya. Paling enggak buat cowok minimal 23 tahun, cewek minimal 21 tahun. Sebelumnya menurut UU Tentang Perkawinan, batas usia minimal menikah, cewek minimal 16 tahun dan cowok minimal 19 tahun. Nikah muda, iya nikah muda, menghindari yang enggak-enggak, cari aman begitulah, tapi jangan setelah lulus SMP langsung nikah (dan ini masih banyak terjadi, terutama di daerah pedesaan). Menikah (terlalu) muda selain secara psikis belum terlalu matang, secara biologis, buat cewek nih terutama, juga belum siap. Bocah melahirkan bocah?
Melihat pasangan muda, pasangan yang halal ya, rasanya adem banget. Apalagi ada kehadiran si kecil lucu menggemaskan di tengah mereka. Surga banget! Pengen seperti itu. Pengen! Pengen! Pengen! Dijual di pasar enggak? Muda di sini juga bukan ala-ala anak SMP baru mau masuk SMA. Pasangan muda, usia 20-an, usia masih kinyis-kinyis dan ranum. Menikah di usia ini? Sungguh sangat indah. Menikah di usia yang tepat juga bisa memengaruhi kualitas hidup. Saat nanti anak sudah besar dan sudah bisa mengurus hidupnya sendiri, pasangan yang menikah muda, nantinya, enggak bakal terlalu tua untuk menikmati masa-masa buah hatinya menjadi orang. Bukan lagi anak-anak, tapi manusia dewasa.
Ayo, nikah! Buat apa pacaran lama-lama? Takut ini dan itu? Jangan kalah sebelum berperang. Jangan cuma mau enaknya doang juga.
Resolusi 2018: menikah.
. . .
Jogja, 16.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan