Langsung ke konten utama

SUKA SEKALI.. SUKA SEKALI.. SUKA SEKALI..

Demi apa menembus hujan hampir tengah malam? Demi sesuatu yang diperjuangkan. Sesuatu yang disuka. Sesuatu yang selalu diusahakan, apa pun keadaannya. Termasuk menembus hujan jelang tengah malam. Begitulah yang namanya suka 'kan? Enggak peduli hujan, panas, dingin, terik, kalo suka ya tetap diperjuangkan. Hasilnya nanti sepadan atau enggak dengan perjuangan yang udah dilakuin, jadi urusan nanti. Berjuang saja dulu. Manisnya pasti akan terasa nanti-nanti kok.
Kata KBBI, suka (su.ka) adalah keadaan senang, girang, senang hati, menaruh kasih, sayang, cinta. Punya arti yang positif banget ya. Pasti enggak bakal berpikir dua kali buat memperjuangkan sesuatu yang disuka, bisa orang/ benda, bisa juga minat/ ketertarikan.
Suka sama orang, pasti bakal merasa nyaman ada di dekat orang yang disuka. Pengennya bareng-bareng terus. Suka sama benda, pasti bakal hati-hati banget pas lagi dipake. Sesuatu kesayangan begitulah. Suka sama minat, semacam aku yang suka nge-blog. Harus terus diperjuangkan rasa sukaku sama minat ini.
Rasa suka juga bisa luntur, macam baju warna cerah yang lama-lama mulai berkurang kadar kecerahannya. Biar bajubalik lagi cerahnya, bisa dikasih deterjen yang pas (kata iklan). Cara menjemur juga harus lebih hati-hati biar warna cerahnya enggak semakin hilang. Cara mempertahankan suka biar enggak pelan-pelan ngilang bisa dengan memperbarui semangat dan motivasi yang bisa kembali menguatkan rasa suka itu. Misal, suka sama minat. Aku suka nulis. Aku suka nge-blog. Sometimes, aku mulai merasa lelah dan bosan nge-blog tiap hari. Rasanya setengah hati banget mau memulai nge-blog waktu rasa lelah dan bosan itu datang. Kalo aku enggak segera memperbarui semangat dan motivasi, aku bakal dengan gampang berhenti memperjuangkan.
Wajar kalau suatu saat rasa suka kita sama sesuatu enggak sekuat saat pertama merasakan, tapi kita harus selalu punya cara mempertahankan rasa suka itu. Mungkin saja saat kita ingin berhenti mempertahankan, kita hanya butuh jeda untuk memperbarui semangat dan motivasi, tapi jangan kelamaan ya.
Jogja, 09.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan