Langsung ke konten utama

JAIM? PERLU ENGGAK SIH?

Jaga image perlu juga kita lakuin, terutama buat orang/ lingkungan baru. Sebagian orang merasa jaim a.k.a jaga image itu enggak perlu. Kalo kita udah merasa nyaman di lingkungan baru, udah merasa dekat dengan orang baru, kita enggak perlu jaim. Jadilah apa adanya diri kita. Kalo masih baru kenal, apalagi sama stranger, jaga image-lah. Bukan sok pencitraan, tapi kesan pertama yang kita bikin jangan sampai menjadi aneh dan enggak sesuai sama yang kita pengen. Btw, pencitraan itu perlu loh.
Pencitraan sewajarnya dan enggak dibuat-buat. Misal, aku mencitrakan diri sebagai cowok yang peduli dengan pola hidup sehat. Real, aku memang berusaha menjaga hidupku dengan aktivitas yang menyehatkan. Orang-orang yang ada di circle-ku juga mencitrakan aku sebagai cowok yang peduli gaya hidup sehat.
Pencitraan yang dibuat-buat, mirip topeng yang dipake cuma buat keperluan pertunjukan. Bersikap begini dan begitu, tapi begitu kamera dimatikan, tipikal pencitraan dibuat-buat seperti ini pasti akan kembali lagi ke citra dirinya yang sebenarnya. Namanya juga dibuat-buat, membentuk pandangan orang-orang, tapi sayangnya enggak ada ketulusan di sana. Bisa dibedain 'kan?
Sometimes, aku merasa enggak bisa jaga image. Terlalu apa adanya waktu berhadapan sama orang/ lingkungan baru juga enggak oke. Sebaiknya kita pake topeng dulu. Rasanya pasti aneh 'kan kalo kita baru kenal seseorang, tapi sikapnya "kok gitu banget"? Sok seru, sok rame, sok dekat. Kalo kita memang aslinya begitu, untuk pertemuan pertama, kita rem dulu. Bukan munafik, tapi kita perlu main "cantik". Kita tunjukan apa adanya diri kita pelan-pelan. Enggak langsung ditumpahin semua. Bukan pencitraan yang dibuat-buat, tapi kita bikin aturan sendiri gimana cara bersikap sama orang/ lingkungan baru. Enggak sedikit yang justru stres dengan sesuatu yang baru ini. Merasa enggak bisa jadi diri-sendiri, terlalu banyak topeng, terlalu banyak jaim. Sesuatu yang berlebihan pasti enggak baik.
Ada tipikal orang yang bisa menjadi dirinya sendiri kalo udah merasa dekat dengan seseorang, merasa menyatu dengan lingkungan, dan merasa "inilah rumahku". Kita pasti bisa lebih bebas, kalo ada di rumah 'kan? Ke.de.ka.tan. Kita perlu membuat kedekatan biar jaim yang kita lakukan enggak berubah jadi topeng yang kita pake terus-terusan.
Jaim juga bisa jadi cara buat protektif sama diri-sendiri. Jaim yang dilakuin dengan porsi yang pas, enggak bakal jadi negatif kok.
Jogja, 08.12.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan