Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

BUKBER a.k.a BUKA (PUASA) BERSAMA

(cdn-images-1.medium.com) Setiap bulan Ramadan, agenda bukber alias buka (puasa) bersama pasti selalu ada. Buka puasa bareng keluarga bukan termasuk bukber. Istilah "bukber" memang hanya spesifik buat "buka puasa bareng orang lain", bisa teman, rekan, instansi, dan semacamnya yang merujuk sama "orang lain". Buat yang setiap hari buka puasa bareng keluarga, enggak merasa bukber tuh. Beda cerita kalau sama teman, rekan, instansi, dan semacamnya itu. Bukber bisa dijadikan momen buat nyambung silaturahim. Di luar waktu ini enggak sedikit yang enggak menyempatkan buat sekedar makan bareng. Cuma dengan bukber ini yang bisa benar-benar menyempatkan waktu buat kumpul, bertemu, menyambung kembali komunikasi biar semakin dekat (lagi). Tempat bukber juga identik dengan "tempat makan", we know... bukan takjilan di masjid. Agenda bukber setelah sepakat harinya adalah menentukan tempat. Bulan puasa jadi target marketing yang brilian buat pegiat ekonom

BAIK DAN BURUK SI PONSEL CERDAS

(png.icons8.com) Smartphone a.k.a ponsel cerdas bisa dibilang penting dan enggak penting. Ada sisi baik dan buruknya. Penting, karena hampir semua komunikasi dilakukan pakai smartphone yang jelas butuh internet. Merogoh kocek Rp50 ribu, minimal, bukan jadi sesuatu yang berat kalau demi internet smartphone. Enggak penting, karena waktu bisa terbuang sia-sia "cuma" dengan geser-geser timeline Instagram, ikut-ikutan komen di tweet-nya selebtweet, bolak-balik buka WhatsApp yang isinya cuma chat grup (enggak berfaedah banget sebenarnya), nge-game yang ujung-ujungnya bosan juga. Jangan terlalu tergantung sama smartphone. Benar-benar meninggalkan, hmm... sepertinya susah ya, khususnya buat komunikasi yang berhubungan sama kerja dan yang penting lainnya. Jangan sok bisa hidup tanpa gadget, kalau justru menyusahkan orang lain yang akan menghubungi kita. Kita memang bisa hidup tanpa gadget, tanpa smartphone, salah satunya menyimpan barang elektronik satu ini waktu lagi ngumpul k

PUASA TAHUN INI

Enggak banyak yang bisa saya ceritakan kali ini. I don't have more time (jangan tertawa kalau Bahasa Inggris saya kacau). Saya cuma punya waktu 10 menitan buat bercerita. Yah... daripada hiatus (lagi). Puasa hari ke-8 ini saya merasa enggak bermasalah. Masih bisa menahan nafsu selain makan dan minum. Tahun kemarin masih enggak lebih baik dari sekarang. Artinya ada perubahan ke arah yang lebih baik dong? Yap! Alhamdulillah... Walau pun masih belum sempurna. Justru saya merasa Ramadan tahun ini (yang berjalan delapan hari) terasa belum sempurna karena ibadah saya masih... jauh dari semangat Ramadan. Bisa dilihat 'kan setiap bulan puasa begini, banyak banget kajian dan tadarus yang dilakukan? Nah, saya merasa masih belum menikmati dua hal ini secara lebih hakiki, apalagi sekarang bulannya pas banget. Suasana sangat mendukung. Bukan karena saya enggak ada waktu, tapi karena enggak menyempatkan waktu. Sungguh sombong seorang manusia yang merasa kehabisan waktu yang berujung eng

SALAH DAN MAAF

(kpanel.mramagazines.com) Maaf-memaafkan, apalagi di bulan Ramadan, jadi sikap yang perlu dilakukan. Pengennya skor kesalahan 0-0 memasuki bulan suci, bulan yang sangat dinanti. Dimaafkan atau enggak, hanya kita dan Tuhan yang tahu. Lisan bisa bilang maaf-memaafkan, tapi hati? Belum tentu. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Pernah menyakiti perasaan. Pernah menghancurkan silaturahim. Yah... karena hidup sangat bervariasi. Enggak melulu yang senang-senang. Ada tingkat kesalahan kecil, bisa dimaafkan dan besoknya lupa. Hubungan kembali normal dan enggak ada efek awkward. Ada juga tingkat kesalahan besar, sekali pun sudah saling maaf-memaafkan tapi situasi awkward enggak bisa dihindari. Hubungan dalam beberapa hal bisa jadi normal, tapi enggak bisa kayak dulu lagi. Lisan memaafkan, tapi hati masih menyisakan luka. Tingkat kesalahan besar ini bisa bervariasi. Banyak penyebab kesalahan yang masing-masing punya pandangan berbeda tentang seberapa besar tingkat kesalahan itu

CUMA INI YANG PENYIAR RADIO MAU

(http://yesofcorsa.com) Kebahagiaan hakiki seorang penyiar radio adalah interaksi dari pendengar. Apalagi kalau enggak diminta gabung, tapi secara sukarela pendengar langsung memenuhi kontak SMS/ WA. Kalau enggak ada interaksi dari pendengar, sedih saya tuh. Sepi. Bikin bosan. Siaran bukan lagi sesuatu yang menyenangkan. Kayak onani, rasanya nikmat tapi lama-lama bosan juga 'kan enggak ada lawan main? Sekarang radio memang enggak sebombastis dulu. Seorang teman pernah bilang, sebelum hape menjamur, pendengar radio yang ingin request lagu harus punya form khusus yang dibeli seharga sekian rupiah. Dulu jadi bonus banget buat stasiun radio. Bisa menjadikan request lagu sebagai bahan penambah pundi-pundi ekonomi. Masa semakin berubah, form khusus kayak gini ditinggalkan dan era hape bahkan smartphone jadi yang cara termudah dan terbanyak buat request lagu. Stasiun radio enggak bisa lagi menjadikan request lagu sebagai bisnis. Radio sama kayak media massa lain, terus berkembang

POLA TIDUR SAAT RAMADAN

(www.pexels.com) Puasa hari pertama alhamdulillah lancar. Bangun sahur dengan semangat, lanjut siaran, dan enggak ngantuk berlebihan. Kuncinya adalah tidur sebelum jam 12 malam. Beruntung, saya sekarang enggak ada siaran malam. Paling mentok jam 22.30 dan saya bisa langsung tidur setelahnya. Masih di jam sebelum 00.00. Mengatur pola tidur di bulan Ramadan memang penting. Hmm... berkaca sama Rasulullah yang sangat sedikit jam tidurnya, pentingkah kita mengatur pola tidur? Rasulullah walau enggak banyak tidur, tapi tetap ada waktu buat mengistirahatkan badan. Alasan Rasulullah tetap terjaga juga bukan karena nonton bola, nge-game, atau aktivitas yang sebenarnya enggak berfaedah, tapi karena terus bersyukur sama Allah dengan banyak beribadah, lebih banyak dari siapapun. Islam bukan agama yang memberatkan, tapi jangan juga menggampangkan. Meneladani Rasulullah tentu tujuan dan harapan setiap umat Islam, tapi kalau belum bisa sesempurna Rasulullah dalam mensyukuri nikmat Allah, ten

BERTEMU RAMADAN

(beabettermuslim.com) Ramadan ke sekian. Alhamdulillah... Selalu ada yang bikin kangen, syahdu, berkesan, bermakna sama Ramadan. Tahun ini adalah Ramadan terakhirku sebagai mahasiswa S1 karena aku akan lulus dan resmi menjadi sarjana komunikasi dan penyiaran Islam. Yeaaay! Mungkin juga ini Ramadan terakhirku sebagai bujang? Who knows? Tuhan selalu punya kejutan. Kayak kata seorang teman yang Ramadan tahun lalu masih lajang dan kali ini resmi jadi pasangan halal orang. Ramadan, puasa, sahur, berbuka, taraweh, buka bersama, iklan sirup, suasana Ramadan di mall, pernak-pernik yang cuma bisa dirasakan 30 hari dalam setahun. Masjid kembali ramai. Shaf shalat berjama'ah kembali penuh. Lantunan ayat suci mengalun setiap malam. Sebuah kesyahduan yang hanya bisa dirasakan saat Ramadan. Bahkan kebaikan bulan Ramadan bisa dirasakan oleh semua orang, semua umat. Takjil, penganan khas berbuka puasa, manisan-manisan, es-es menyegarkan, mulai semarak di pinggir jalan. Menuju sore adalah

HIATUS

(www.pexels.com) Terpaksa hiatus karena "rumah" baru. Awalnya sudah merasa mantap pindah "rumah", tapi jadi ragu lagi dan merasa sayang sama "rumah" lama. Kalau bisa menggabungkan "rumah" lama dengan "rumah" baru, kenapa enggak? Saya yang terlalu gaptek atau terlalu malas (gabungan keduanya sih), "rumah" lama yang berusaha digabungkan sama "rumah" baru sukses membuat saya pusing. Saya pikir memang bisa menggabungkan keduanya, ternyata setelah curhat dengan seorang teman, sebaiknya enggak digabungkan karena "rumah" baru saya enggak cuma punya "gedung" tapi juga punya "tanah". Menggabungkan keduanya tentu bisa-bisa saja, tapi sayang "tanah" yang saya punya kalau enggak dipakai. "Tanah" ini yang bisa membuat "rumah" baru saya bisa ada di pencarian Google paling atas, seenggaknya ada di halaman pertamalah. Yah... saya memang harus pindah, walau pun rasa

DUNIA MISTIS DI MASA KINI

(pexels.com) Entah sejak ada reality show "Karma" di ANTV yang katanya langsung populer itu atau bukan, sekarang sisi dunia mistis enggak sedikit yang menjadikannya komersil. Masyarakat kita memang banyak yang suka sama dunia kayak gini, tapi sejak kemunculan reality show mistis di ANTV dan banyak ditonton (sepertinya), beberapa media lain latah mengikuti.  Apa Youtube juga bernasib sama? We know... Youtube itu sebuah media yang "lebih dari TV". Enggak sedikit yang lebih memilih Youtube daripada TV swasta (TV kabel beda lagi). Beberapa kreator juga ada yang konsisten dengan konten horor, mulai dari Ewing HD, Nessie Judge, Filo Sebastian, Billy Christian, dan teman-temannya. Mereka eksis dan konsisten dengan konten mengarah ke hal-hal mistis bukan karena latah sama reality show yang katanya lagi populer itu, tapi enthusiast para kreator ini pasti memang di dunia makhluk enggak kasat mata. Bukan omong kosong, jin dan dunianya yang menjelma jadi rupa-rupa yang

AVENGERS: INFINITY WAR, BUKAN SEBUAH SPOILER

(http://www.cizgikafe.com) Oke, kita mulai dari mana cerita kali ini? Sesuatu yang sangat-sangat populer dan banyak orang yang... yah... bisa gonjang-ganjing karenanya. Ah, lebay. Seriusan. Bukannya berlebihan atau apa, tapi film "Avengers: Infinity War" berhasil bikin tren sendiri. Banyak antisipasi buat sesuatu yang bisa merusak kenikmatan nonton serial Avengers. Yay! "Avengers: Infinity War" memang film yang sangat-sangat... keren! Awesome! Efek yang keren, cerita yang penuh aksi dan visual efek yang wow, superhero yang bersatu melawan kejahatan, dan tentunya drama. Film se-war ini tetap menyajikan drama. Ya, drama. Bukan cuma aksi tembak-menembak, serang-menyerang, tapi ada juga drama antara Thanos dan Gamora. Bolehkah saya bercerita drama mereka di sini? Hei.. hei.. ingat judul cerita kali ini. Satu musuh bersama dilawan banyak superhero. Oke, ini menarik. Rasanya sangat menyebalkan melihat wajah Thanos yang di akhir film ngasih pesan "tersembun

(GOOGLE) PENGOBAT RINDU

(pexels.com) Masih merasa takjub sama Google Street View. Norak ya? Beneran deh, teknologi satu ini kece banget. Gimana enggak? Seluruh dunia kayaknya sudah direkam sama Google Street View. Mau lihat pemandangan apa? Lihat jalan di mana? Bukannya "mendewakan" Google, terutama Google Street View, tapi memang sangat bisa kalau kita pengen lihat satu jalan di suatu tempat pakai teknologi dari Google ini. Kangen sama rumah? Buat anak rantau nih. Bisa kok pakai Google Street View. Kita bisa lihat jalan menuju ke rumah, jalan yang bikin kangen, bikin baper, dan bikin pengen pulang. Cuma... buat yang rumahnya enggak dipinggir jalan utama alias masuk-masuk gitu, apalagi yang rumahnya di desa kecil jauh dari kota, siap-siap sedikit kecewa karena Google Street View enggak sedetail itu. Bayangin, kalau sampai detail ke sudut-sudut, masuk-masuk ke daerah kecil gitu. Amazing sekali. Pemandangan-pemandangan indah dari berbagai negara sangat bisa kita lihat di Google Street View. P

PINDAH "RUMAH"

(pexels.com) Yeaaay! Rumah baru sudah jadi. Bukan merenovasi tapi pindah. Masih nanti kok pindahnya. Sekarang masih di sini dulu. Masih tetap berbagi cerita sama kamu. Iya, kamu. :D Kepikiran pindah "rumah" sudah lama. Yah... sekitar Agustus 2017 waktu mulai rajin nge-blog, mulai cinta nge-blog, ada kepikiran pengen pindah "rumah", tapi the problem is... saya bingung cara beli "rumah" baru. Saya tahu ada website yang jual "rumah" baru, tapi saya pengennya langsung ditangani sama orang, saya datang ke sana, langsung tatap muka. Kebingungan yang enggak gimana-gimana juga. Sebatas bingung, sudah. Akhirnya baru sekarang (berapa bulan tuh?) bisa kesampaian beli "rumah" baru. Saya beli rumah di Qwords.com, setelah baca tutorialnya di Benablog.com. Saya baca... hmm... sepertinya enggak ribet, walau saya ada rasa-rasa pusing memahaminya. Fix! Saya memutuskan beli "rumah" baru di Qwords.com. Enggak pake ribet sih belinya. Daft

RUMAH BARU

Persiapan "rumah baru". Finally... setelah sekian lama. Enggak banyak yang bisa saya ceritakan di sini. Waktu saya enggak banyak sebelum berganti hari. Persiapan pindah ke bagusadisatya.com enggak ribet sebenarnya, cuma dalam beberapa hal saya merasa malas mengurusnya. Apa mungkin tanda-tanda saya gaptek? Besok saya ceritakan lebih lengkap tentang proses pembuatan rumah baru yang sudah lama saya inginkan tapi baru terealisasi sekarang. Jogja, 3 Mei 2018

NONGKRONG

(pexels.com) Dulu seorang kakak tingkat di kampus pernah bilang, "Kalian masih semester awal, masih bisa ke mana-mana bareng. Nanti mendekati semester akhir, kalian pasti sendiri-sendiri." Sekarang, kata-kata kakak tingkat ini terbukti benar. Walau sekarang bukan masanya angkatan saya fresh graduate (sarjana...), tapi intensitas ngumpul bareng sama teman-teman satu komunitas, satu kegiatan, sekarang sangat berkurang, bahkan enggak ada sama sekali. Kangen rasanya ngumpul-ngumpul di kedai makan, pesan makanan bareng (tapi bayar sendiri-sendiri), makan sambil ngobrolin ini-itu yang ringan-ringan. Sekarang justru saya rindu. Saya bukan tipikal yang suka nongkrong di warung kopi. Pernah beberapa kali tapi enggak jadi kebiasaan. Seringnya ngumpul sama teman di kedai makan. Makan bareng. Bukan ngopi bareng. Lihat warung kopi lengkap dengan orang-orang yang lagi nongkrong, muncul satu kerinduan. Bukan kopi yang bikin saya rindu, tapi kebersamaan bareng teman-teman yang saya

CICILAN BELANJA

(pexels.com) Setiap orang pasti punya keinginan. Entah itu kebutuhan atau sekedar keinginan. Kebutuhan, jelas diusahain banget. Yah... namanya juga butuh. Sekedar keinginan, ada yang bela-belain ngusahain, ada juga yang bersikap "ya sudahlah ya". Mewujudkan keinginan enggak harus bayar. Enggak semua keinginan berhubungan sama materi 'kan? Bayar pun, ada yang enggak perlu mikir kelamaan nunggu duit kumpul. Cicilan adalah koentji. Banyak sesuatu yang bisa dibayar pake sistem cicilan, mulai dari alat rumah tangga, rumah, sampai gadget. Sejak era smartphone sangat populer, enggak sedikit yang memanfaatkan pembayaran cicilan demi bisa mendapatkan smartphone keren. Apalagi yang harganya kayak harga motor sport. Cicilan adalah koentji. Pembayaran pake sistem kayak gini ada plus-minusnya. Baiknya, setiap orang bisa membeli barang yang diinginkannya tanpa terkendala harga tinggi. Jeleknya kalo justru terjebak dengan sistem cicilan dan ambil barang banyak banget tapi cuma