KEBANGKITAN KOMIK INDONESIA

Komik Indonesia pernah berjaya di masanya. Memang sempat meredup, tapi beberapa tahun terakhir komik Indonesia mulai memperlihatkan pijarnya. Bisa dibilang pernah mati suri, iya juga, tapi enggak sepenuhnya begitu. Selama masa kemunduran, komik Indonesia sebenarnya tetap ada, tapi cuma beredar di kalangan terbatas, misal komunitas komik. Justru rak-rak komik toko buku seluruh Indonesia diserbu besar-besaran komik Jepang dan Amerika. Beberapa orang yang peduli dan merasakan keresahan ini menyadari betul eksistensi komik Indonesia enggak bisa dibiarkan terus tenggelam.
Ini pengakuan langsung dari salah satu, ada beberapa orang sih, komikus Indonesia yang eksis di dunia komik Amerika, Chris Lie. Komik GI Joe jadi satu bukti nyata karya Chris Lie untuk komik Amerika. Sekarang Chris Lie berkiprah di rumah sendiri kok. Pulang kampung. Salah satu pemantik kebangkitan komik Indonesia berkat Chris Lie dan squad-nya dengan melahirkan majalah komik Indonesia "re: ON". Tau majalah komik "Nakayoshi"? Lebih familiar majalah komik dari Jepang ini ya? Wajar, karena majalah komik Indonesia belum sebanyak dan sepopuler majalah komik Jepang.
Kehadiran "re: ON" sekaligus Line Webtoon Indonesia bikin komik Indonesia punya wadah eksistensi. Komik Indonesia enggak kalah keren dengan komik Jepang dan Amerika. Style bolehlah sama, tapi komikusnya tetap orang Indonesia, dari Indonesia, anak bangsa loh. Enggak sedikit juga komik Indonesia dengan style manga a.k.a komik Jepang yang nuansanya lokalitas banget, Indonesia banget. Jangan terburu-buru memandang sebelah mata. Kata siapa komik Indonesia enggak seru? Baca-bacalah "re: ON", Line Webtoon Indonesia, dan beberapa majalah komik Indonesia yang sekarang sangat gampang ditemui di rak-rak komik toko buku seluruh Indonesia.

(foto: istimewa)
Jauh sebelum komik Indonesia yang lebih kekinian, Indonesia punya Gundala Putra Petir, Si Buta dari Goa Hantu, Sri Asih, dan banyak lagi. Flashback ke tahun 1940-an, berdasarkan data Wikipedia, komik Indonesia waktu itu banyak yang mengadaptasi komik Amerika. Bukan menjiplak tapi mengadaptasi dengan izin atau bahasa lainnya mentransformasikan dengan sentuhan lokal. Salah satunya, komik "Sri Asih" karya R.A Kosasih yang diadaptasi dari komik "Wonder Woman". Dua komik dari dua negara ini jelas punya jalan cerita yang berbeda tapi dengan satu kesamaan: pahlawan super wanita. Sentuhan lokal komik Indonesia ini berasa banget.
Sekarang, puluhan tahun dari masa-masa awal komik Indonesia, bertahun-tahun dari masa kejayaan, komik Indonesia bisa dinikmati dengan mudah karena semakin beragam tempat untuk menunjukan eksistensi. Enggak lagi dinikmati kalangan terbatas tapi bisa dinikmati seluruh dunia yang sejatinya komik Indonesia sejajar dengan komik Jepang dan Amerika.
Jogja, 05.01.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar