Self service di negara kita belum banyak diterapkan. Sistem seperti ini sebenarnya menguntungkan customer karena enggak ada lagi curiga-curigaan takarannya enggak pas dan lain sebagainya. Kita sendiri yang mengatur. No tipu-tipu. Salah satu layanan self service di Indonesia ada di SPBU. Apa mungkin satu-satunya? Jangan lupakan kantin kejujuran.
Rasanya awkward banget pertama kali pakai self service SPBU. Biasa dilayani, eh.. ini melayani sendiri. Memang masih belum sempurna, tapi sistem ini perlu dipertahankan dan disebarluaskan. Self service benar-benar menguji kejujuran. Semua tergantung kita. Curang, sangat ada kesempatan karena kita yang pegang kendali. Jujur, kita juga yang memilih. Self service memberikan pilihan sekaligus ujian kejujuran.
Kalau mau benar-benar self service, paling enak pakai uang digital. Enggak perlu ribet ada kembalian apalagi mengharuskan uang pas. Self service di negara manapun pasti menggunakan uang digital untuk pembayaran. Lebih praktis dan menghilangkan kesempatan curang. Bukan enggak mungkin 'kan ada oknum yang mengambil uang kembalian lebih atau seharusnya enggak ada uang kembalian, tapi sengaja diada-adain.
Supermarket di Inggris, dari satu artikel di bbc.com, banyak yang pakai sistem self service. Pembeli enggak perlu antri di kasir, cukup scan belanjaan sendiri, masukan kartu kredit atau uang ke mesin sebagai pembayaran, keluar kuitansi dan uang kembalian, selesai. Bahkan kasir mandiri ini enggak ada petugas jaga. Benar-benar mandiri. Memudahkan dan praktis tanpa harus antri kayak di kasir biasa.
Kejujuran itu pilihan setiap orang. Negara manapun pasti ada kejujuran. Begitu juga kecurangan. Jangan negatif dulu dengan mengatakan kejujuran di Indonesia masih payah. Inggris, juga punya orang-orang yang enggak jujur, khususnya di sistem kasir mandiri ini. Ternyata ada juga pembeli yang enggak bayar dengan memanfaatkan berbagai cara biar bisa mengelabuhi mesin kasir. Kerugian dari kecurangan ini setiap bulannya sekitar Rp 300 ribu, tapi dihitung secara nasional, kerugian dalam setahun mencapai Rp 1,7 triliun! Gimana dengan (orang-orang) negara kita kalau self service ini ada di supermarket? Sungguh ujian sebenar-benarnya ujian.
Indonesia sepertinya belum siap 100% pakai sistem self service. SPBU yang menerapkan sistem ini juga masih menempatkan petugas jaga untuk menerima uang dan mengatur tombol liter BBM. Masih setengah-setengah, tapi okelah. Masih berproses.
Seberapa penting sih self service ini? Kayaknya penting banget. Memang penting! Untuk apa? Untuk menguji kejujuran kita sebagai manusia.
Kapan Indonesia siap?
Jogja, 15.01.2018
Komentar
Posting Komentar