Pernah merasa drama banget di satu hari? Sadar atau enggak, justru kita sendiri yang bikin drama. Pasti ada pemicu yang bikin kita merasa kesal, keki, marah, sebal, dan kawan-kawannya, tapi kalo dibikin santai dan segera lupakan pemicu-pemicu enggak penting itu, no more drama. Apalagi di dunia dewasa yang pasti bersinggungan dengan manusia dewasa lainnya. (Ah, beberapa kali aku menyebut kata 'dewasa' di tulisan sebelumnya.) Kalo orang lain enggak (mau) memahami, ya kita yang (harus) memahami.
Banyak sikap yang ada di dunia dewasa. Sikap menyenangkan, sikap kurang menyenangkan, keduanya seperti dua sisi mata uang. Selalu berdampingan. Bagaimana kita menyikapinya, jelas tergantung kita. Apa mau berlarut-larut dalam drama atau segera lupakan dan anggap enggak ada? Toh, semua pemicu drama itu (sebenarnya) enggak penting. Bagaimana caranya menghadapi orang dengan sikap kurang menyenangkan, dalam arti attitude yang buruk? Pernah berhadapan dengan tipikal orang seperti ini? Teman satu kampus, satu kantor, satu lingkungan? Berbalik menyerang dengan sikap yang sama, bukan cara yang tepat. Bisa digunakan, tapi bukan satu-satunya cara. Lebih baik gunakan cara lain buat menghadapi si attitude buruk ini.
Berdasarkan artikel di life.idntimes.com, cara pertama yang kita lakukan adalah membuat benteng perlindungan. Bukan benteng dalam arti secara fisik, tapi benteng buat menahan bahkan memantulkan sikap-sikap kurang menyenangkan dari seseorang dengan attitude jempol mengarah ke bawah. Mau dia bersikap sekurang menyenangkan apapun, kita fine-fine saja. Anggap saja anjing yang menggonggong.
Cara kedua, anggap sikap kurang menyenangkan itu sebagai sesuatu yang enggak penting, bahkan enggak ada. Cara ini kita lakukan biar enggak terbawa emosi. Sayang banget loh kalo kita jadi emosi gegara satu orang dengan attitude enggak banget. Sungguh merugi.
Selanjutnya, pikirkan sesuatu yang menyenangkan dari orang dengan sikap kurang menyenangkan ini. Kalo satu kampus, satu kantor, satu lingkungan, pasti ada saat seseorang ini bersikap menyenangkan, bukan? Ingat kebaikan dari orang yang dominan sikap kurang menyenangkan ini. Motivasi buat diri-sendiri sekaligus mengurangi bahkan menghilangkan sesuatu yang negatif dalam diri kita. Efek sikap kurang menyenangkan ini bisa bikin sesuatu yang negatif masuk ke dalam tubuh loh. Bisa dalam bentuk marah, kesal, benci, keki, dan lain-lain.
Cara keempat, jangan terlalu dipikirkan. Masing-masing pasti punya kesibukan. Lakukan saja kesibukan kita dan lupakan seseorang dengan sikap kurang menyenangkan. Sangat enggak berfaedah kalo kita kepikiran terus, marah terus, sebal terus.
Terakhir, ini cara yang sebaiknya dilakukan paling terakhir, balas sikap kurang menyenangkan orang itu dengan sikap yang sama. Bukan memperbesar api, tapi cuma sikap agar dia sadar, attitude-nya harus diperbaiki. Kalo dia sendiri justru enggak sadar dan menganggap kita yang attitude-nya buruk, gimana? Berarti orang itu enggak sadar diri. Bukan bermaksud melabeling seseorang, hanya saja menyikapi seseorang yang enggak sadar dengan sikapnya yang (memang) enggak menyenangkan, ya... dengan cara yang sama. Reaksi seseorang buat seseorang yang lain pasti karena sikap yang dikeluarkan, 'kan? Kalo dapat sikap yang baik, reaksinya juga baik. Sebaliknya, dapat sikap yang buruk, tapi justru reaksi tetap baik, masih perlu belajar banget jadi orang dengan hati selapang ini.
Jogja, 30.01.2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar