Langsung ke konten utama

CARA KITA MELIHAT SESUATU

Aku dan kamu punya sudut pandang yang berbeda. Cara melihat sesuatu pasti juga berbeda. Berikan satu gambar dan tanyakan apa yang dilihat dari gambar itu. Jawaban yang sama atau jawaban yang berbeda? Tergantung sudut pandang. Ada yang punya sudut pandang sama, ada juga yang sebaliknya. Karena berbeda, jangan sok suka maksa harus sama ya.
Ini real terjadi padaku. Satu malam waktu aku siaran, seorang teman yang akan siaran setelahku datang ke callbox a.k.a studio siaran. Waktu itu aku lagi baca satu artikel yang menampilkan foto-foto cowok dari beberapa negara. Pasti ada yang memandang berbeda 'kan dari tulisanku yang baru sampai bagian ini? Seorang teman itu bilang, "Wah.. lagi lihat model-model rambut, Gus?" Bukan itu fokus sudut pandangku, tapi fokus sama kegantengan cowok-cowok dari berbadai negara itu, apalagi ada yang menunjukan otot enam kotak di perutnya, hei.. hei.. jangan ngaco, Gus. Padahal fokusku isi artikel itu. Bukan model rambut cowok-cowoknya apalagi fokus sama cowoknya.
Ada juga real di timeline Twitter, satu akun memposting foto seorang cowok di kereta yang tetap duduk manis sementara ada ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya. Ramailah netizen. Apalagi satu akun ini bukan menuliskan yang sebenarnya terjadi, tapi menuliskan sesuatu yang bikin reaksi geram dari netizen. Ada juga (pernah dengar kasus ini 'kan?) kakak-adik cowok dianggap homoseksual karena mereka terlihat terlalu mesra di depan umum. Faktanya? Tidak seperti itu.
Apa yang kita lihat, belum tentu sesuai dengan yang kita pikirkan dan belum tentu faktanya juga sama dengan isi pikiran kita. Berhati-hatilah.
Jogja, 09.01.2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan