Jadi gini. Gimana reaksimu lihat adik yang selama ini masih bocah, tanpa kamu sadari, berubah jadi remaja yang mulai mengenal cinta? Enggak nyangka? Kaget? Speechless? Seorang adik yang selama ini enggak kelihatan ada suka sama pelajaran Bahasa Indonesia, apalagi tertarik sastra dan puisi, secara mengejutkan menuliskan kata-kata puitis yang entah di dapat darimana. Bikin sendiri? Nyontek di Gugel?
Jatuh cinta memang luar biasa. Mengubah yang biasa menjadi di luar kebiasaan. Salah satu contohnya, si adik ini. Seumur-umur, dari zaman si adik masih bocah, enggak ada tuh dia berpuisi apalagi bikin kata-kata yang terkesan romatis. Setelah mengenal cinta, tahu apa itu sayang dan takut kehilangan, rasanya si adik yang dulu bocah, sekarang berasa dewasa banget. Kata-kata puitisnya itu loh.
Bukan melarang si adik jatuh cinta, menjalin hubungan istimewa, atau apalah yang memang sudah masanya memasuki fase itu. Sepanjang masih normal dan wajar, kenapa harus dilarang? Begitulah the power of love. Ada magis di dalamnya. Bukan cuma si adik yang mulai mengenal cinta, tapi siapapun yang sedang jatuh cinta, pasti jadi puitis, romantis, dan enggak habis-habis.
Dikutip southuniversity.edu dari vemale.com, orang yang jatuh cinta memang punya lebih banyak energi dan perasaan yang positif. Good mood banget. Secara fisik, jatuh cinta juga bisa bikin telapak tangan berkeringat, pusing, jantung berdebar-debar, dan juga segudang perasaan positif. Orang yang lagi jatuh cinta, enggak peduli tuh sama kejelekan orang yang dicintainya. Apa kata orang, terserah. Dia selalu sempurna dan begitu indah. Enggak heran, otak memproses kata-kata puitis sebagai respon suatu keindahan. Rasanya pengen selalu dekat, selalu ada, selalu bersama, dan dimensi waktu seakan cuma ada mereka. Memang begitulah cinta, sejak dulu penderitaannya tiada akhir. Kok familier ya sama kalimat ini?
Cinta itu sebenarnya keindahan atau kepedihan? Keduanya ada. Jelas, cinta membuat semua menjadi indah, tapi sebenarnya itulah kepedihan. Cinta membuatmu terus memikirkan dia, ingin dekat dengan dia, ingin bertemu dengan dia, ingin memperjuangkan dia. Apa semua itu enak? Enggak. Justru menyiksa. Suatu siksaan yang indah.
Jatuh cinta bukan sesuatu yang salah. Kenapa menyalahkan? Salah satu nikmat yang diberikan Tuhan adalah membuat kita menyukai keindahan. Seperti dua sisi mata uang, seperti kebaikan dan kejahatan, seperti air dan api, cinta enggak cuma menyajikan keindahan, tapi juga kepedihan. Menyesal jatuh cinta? Jangan. Pedihnya cinta akan membuat kita kuat. Cobaan pasti ada, karena beginilah kehidupan di dunia. Enggak cuma ada manis-manisnya, tapi juga ada asin, asem, pahit.
Jogja, 19.01.2018
Komentar
Posting Komentar