Langsung ke konten utama

BELAJAR DARI MEDIA SOSIAL


Dunia media sosial bisa bikin seseorang belajar (otodidak) menjadi profesional. Kemunculan Instagram bikin orang-orang mendadak jadi fotografer. Banyak yang enggak asal-asalan bikin postingan. Angle jadi sesuatu yang penting buat pengguna Instagram. Bukan cuma belajar otodidak jadi fotografer, tapi juga jadi script writer. Enggak sedikit yang menulis caption sedemikian rupa agar postingan semakin menarik. Postingan tanpa caption, bagai sayur tanpa garam. Enggak ada rasa.
Semua jenis media sosial punya kesamaan. Facebook bisa posting foto dan menuliskan caption. Twitter juga bisa. Path enggak mau kalah. Instagram menjadi lebih unggul dalam posting-memposting foto karena inilah yang sangat ditonjolkan.
Facebook menonjolkan jejaring pertemanan. Twitter identik dengan tulisan, microblogging. Path khas dengan check in-nya. Walau ketiganya bisa memposting foto, tapi Instagram yang tetap menjadi pilihan buat yang suka foto-foto. Postingan Instagram yang mengharuskan ada gambar/ foto, bikin penggunanya disadari/ enggak belajar menjadi fotografer. Walau hanya sebatas kamera smartphone, tapi yang terbiasa posting di Instagram, pasti kelihatan banget foto yang dihasilkan bukan sekedar jepret. Komposisi, angle, dan apalah segala macam itu benar-benar diperhatikan sebelum posting.
Tipikal postingan di Facebook dan Twitter punya kesamaan. Ada yang suka posting panjaaang. Ada yang posting receh-receh buat seru-seruan. Ada juga yang menjadikannya sebagai tempat curhat. Postingan di Instagram dengan caption yang panjang, ada. Curhat di Instagram, biasanya pakai Instastory, juga ada. Postingan receh-receh buat seru-seruan memang enggak seidentik Twitter. Masing-masing media sosial punya keunggulan dan kekhasan.
Enggak melulu lihat sisi negatif dari media sosial, bisa bikin belajar banyak hal. Melihat sesuatu memang seharusnya enggak cuma dari satu sisi.
Jogja, 22.03.2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...