BERANI BEDA

Berani beda dari yang lain? Ayo! Enggak sedikit yang justru memilih menjadi sama di antara yang banyak. Bukan maksud hati menarik perhatian, tapi kalo diri-sendiri enggak nyaman, buat apa dipaksa menjadi sama? Tergantung nyaman apa enggak sih. Kalo justru oke-oke saja dengan menjadi sama, lanjutkan.
Keputusan berani beda bisa dibilang berani banget. Pasti ada pertentangan, perdebatan, usaha mati-matian mempertahankan menjadi berani beda. Siap-siap dianggap pemberontak dan pandangan-pandangan menusuk yang menguji keputusan menjadi berani beda. Kok kesannya negatif ya? Enggak juga kok. Namanya berani beda pasti melawan arus dari sesuatu yang selama ini menjadi sama. Jangankan berani beda karena alasan negatif. Sebaliknya karena positif juga pasti ada pertentangan. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan melawan pertentangan ini adalah dengan pembuktian, menjadi berani beda itu bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
Satu contoh, berani beda dengan menjadi mahasiswa. Buat sebagian orang, proses awal menjadi mahasiswa no more drama, tapi buat sebagian yang lain, harus berdarah-darah biar kesempatan menjadi mahasiswa enggak pergi begitu saja. Bukannya mendapat dukungan tapi justru kata-kata pematah semangat. Harus punya tekad yang kuat buat bertahan dengan menjadi berani beda. Pembuktianlah yang nantinya bisa membuat mereka yang menentang menjilat sendiri kata-katanya atau justru membuat mereka semakin senang, kalo gagal membuktikan.
Enggak semua orang mau berani beda dan sengaja mencari aman dengan melewati arah satu arus. Bukan melawannya. Enggak selamanya menjadi berani beda itu buruk ya.
Jogja, 27.03.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar