Langsung ke konten utama

HARI MUSIK

Ada beberapa perayaan nasional atau internasional yang enggak memengaruhi angka hitam di kalender. Perayaan kayak gini tujuannya buat lebih mengenang dan mengingat. Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Hari Musik Nasional yang diperingati setiap 9 Maret juga punya tujuan buat kita bisa mengingat kembali musik-musik Indonesia. Tentu enggak sekedar mengingat, tapi juga kembali menjadi penikmat musik Indonesia yang original, bukan bajakan.
Dikutip dari celebrity.okezone.com, Hari Musik Nasional sebenarnya sudah pernah diusulkan sama Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia a.k.a PAPPRI tahun 2003. Hari Musik Nasional menjadi keputusan presiden sejak tahun 2013. Pemilihan tanggal 9 Maret sesuai dengan tanggal lahir WR. Soepratman, walau ada yang bilang, tanggal lahir pencipta lagu Indonesia Raya ini tanggal 19 Maret.
Harapan dengan adanya Hari Musik Nasional, berdasarkan Keppres No 10 Tahun 2013, musik itu budaya universal yang menggambarkan nilai luhur dan kemanusiaan yang bisa memajukan pembangunan nasional. Berasa berat ya tujuannya. Namanya juga bahasa pemerintahan. Ya... begitu.
Biasanya tiap Hari Musik Nasional, banyak musisi Indonesia yang merasakan euforianya dengan kegiatan-kegiatan positif. Penikmatnya juga sama dong. Nikmatilah musik-musik legal karena dengan begini kita bisa benar-benar mendukung musisi yang karyanya sudah kita nikmati. Sekarang banyak cara menikmati musik legal dengan mudah dan murah. Dulu di era CD, toko-toko CD dan kaset original jadi satu cara menikmati musik legal, tapi sekarang platform digital lebih disukai. Praktis, enggak ribet, mudah. Streaming musik legal macam Spotify, Joox, bisa jadi pilihan. Menikmati music video musisi-musisi dari channel Youtube official-nya juga bisa jadi cara menghargai karya mereka.
Hidup tanpa musik itu sepi, tapi berhati-hatilah. Jangan sampai terlena, terjebak, dan fatal akibatnya.
Jogja, 09.03.2017 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan