Langsung ke konten utama

BALADA

Kayak gimana rasanya punya kakak ya? Rasanya punya adik kayak apa sih? Pertanyaan yang pasti pernah melintas buat kamu yang enggak punya kakak atau enggak punya adik. Pengen tau rasanya gimana? Ya.. begitu rasanya. Punya kakak atau adik yang jelas bikin rumah enggak sepi. Drama, jelas ada. Biasalah kakak-adik. Pasti ada momen enggak akur. Apalagi yang jarak usianya enggak terlalu jauh. Bisa-bisa akur lima menit, berantem lima jam.
Bersyukur bisa punya adik, walau enggak punya kakak. Anak sulung harus begini nih. Bersyukur juga bisa punya kakak, wahai Anak Bungsu, walau enggak punya adik. Masing-masing punya peran. Kakak harus mengayomi adiknya. Ngasih contoh yang baik. Bahkan bisa jadi sosok ayah/ ibu kedua. Adik juga harus nurut sama kakaknya, sama kayak nurut sama ayah-ibunya, selama itu hal baik. Jangan terlalu manja walau keluarga justru memperlakukan sebaliknya (anak bungsu, apalagi~, biasanya lebih dimanja). Buktikan jadi adik juga bisa mandiri.
Kalo ada ribut-ribut, wajar, tapi jangan keterusan dan akhirnya jadi perang dingin. Enggak enak banget kalo marahan sama kakak/ adik. Diem-dieman tapi saling lirik, saling tatap, dengan rasa yang enggak ngenakin banget. Asli! Semoga bisa tetap kompak dan solid sama kakak/ adik ya, walau ada berantem-berantem juga. Pasti pernah ngerasain 'kan, lagi dekat ribut mulu, giliran jauhan jadi kangen. Begitulah brotherhood/ sisterhood. Enggak bisa benar-benar membenci walau kadang bikin kesel.
Aku punya dua adik. Sama-sama lagi memasuki masa remaja. Sedikit-banyak aku harus memahami mereka. Berasa psikolog. Terlebih, aku sebagai anak sulung, anak tertua, semacam jadi ayah buat adik-adikku. Bukan ayah, tapi figur yang bisa mengendalikan, mirip-mirip sama kuasa ayah begitulah.
Sekarang aku masih merasa belum sepenuhnya sadar sebagai anak sulung, anak tertua. Aku masih belum paham betul posisiku. Ayolah bersikap selayaknya seorang kakak. Aku justru pengen punya kakak. Kakak ketemu gede? Butuh waktu. Butuh proses. Secara logika, sepertinya aku memang enggak sadar diri sebagai kakak yang seharusnya bisa memposisikan diri. Mungkin tanpa aku sadari, sikap-sikap seorang kakak justru udah aku lakukan. Tanpa merasa terbebani ini-itu.
Kalo merasa hopeless sama kelakuan adik, padahal kamu sebagai anak sulung, sebagai kakak, harus bisa ngemong dan bisa mengendalikan (tanggung jawab yang besar, Bro, Sis), coba ingat-ingat orang lain yang punya adik lebih banyak dari kamu. Youtuber Atta Halilintar punya 10 adik. Bayangkan se-pu-luh! Jadi anak tertua, apa yang harus dilakukan buat ngadepin sepuluh adik?
Jangan merasa paling hopeless kalo adik bertingkah ini-itu. Yang lebih dan lebih dari ini, banyak.
Jogja, 18.11.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...