Biasanya alasan kamu baca buku/ nonton film apa sih? Aku sih seringnya karena buku/ film itu recomended. Paling nggak, aku pernah baca review-nya. Nah, untuk buku/ film yang nggak recomended/ nggak aku baca review-nya, aku agak bingung milihnya. Secara aku nggak tahu keistimewaannya yang bikin aku mengharuskan untuk baca/ nonton. Jarang banget aku baca buku/ nonton film yang nggak recomended. Salah satu film yang aku tonton tanpa recomended adalah Kagurasi no Arietty.
Baca judulnya sudah ketahuan dong ini film apa? Yup! Film Jepang. Lebih tepatnya anime dari Studio Gibli. Kayaknya anime yang diproduksi studio ini banyak yang "wow", bukan anime biasa gitu. Buktinya Kagurasi no Arietty adalah anime versi film (bukan serial yang jelas) yang kayaknya kerjasama bareng Disney. Poster filmnya sih tertulis kolaborasi Disney dan Studio Gibli, tapi sepanjang film, nggak ada tuh logo Disney atau apapun yang menandakan film ini merupakan salah satu produk Disney. Bahkan judul film yang muncul di opening, pakai Bahasa Jepang -Kagurasi no Arietty/ Si Peminjam Arietty- sementara di poster film yang ada logo Disney-nya, judulnya The Secret World of Arietty. Bahasa Jepang yang dipakai pun bukan hanya di judul saat opening, tapi juga dialog keseluruhan film. Tulisan-tulisan yang ada di film ini pun pakai huruf Jepang. Kalau kolaborasi bareng Disney, seenggaknya pakai tulisan abjad (A, B, C, dst yang kita kenal) dan ada logo Disney.
Sebelum aku nonton film ini, aku langsung bilang wow karena baru kali ini aku lihat anime yang diproduksi Disney. Tentu saja studio yang ngegarap anime ini tetap dari Jepang -Studio Gibli-. Aku tertarik nonton film ini sih karena anime yang dapat sentuhan Disney. Walau saat nonton, aku nggak nemuin logo Disney dan semacamnya, selesai nonton film ini aku bilang: bagus! Iya, film berdurasi nggak sampai dua jam ini -mungkin sejam lebih beberapa menit- memang bagus. Menurutku, Jepang memang piawai banget bikin jalan cerita anime. Sederhana, tapi berusaha untuk menghanyutkan perasaan. Kebanyakan anime pasti gitu, -seperti yang sudah pernah aku bilang- anime perang yang berdarah-darah sekalipun tetap main perasaan. Begitu juga Kagurasi no Arietty yang sederhana dan ringan.
Film ini mengisahkan kehidupan manusia kecil -Arietty dan keluarganya- yang hidup berdampingan dengan manusia. Manusia kecil hanya sebesar Thumbellina (tahu 'kan dongeng yang satu ini?). Sebesar Barbie lebih tepatnya. Arietty dan keluarganya selalu "meminjam" apapun, baik itu makanan, perkakas rumah, dan semacamnya kepada manusia. Arietty dan kedua orangtuanya -Ayah dan Ibu- tinggal di sebuah rumah -mereka tinggal di bawah rumah manusia, semacam di bawah tanah gitu- milik Nenek Sho (kayaknya sih neneknya Sho). Nah, Sho ini adalah tokoh utama manusia di film ini. Sementara Arietty tokoh utama manusia kecil.
Kagurasi no Arietty diadaptasi dari novel berjudul "The Borrow" (aku lupa penulisnya), makanya Arietty dan keluarganya juga manusia-manusia kecil lainnya yang entah masih ada atau nggak, selalu "meminjam" kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu Arietty pernah pesan kepada Ayah Arietty untuk "meminjam" gula karena persediaan di rumah sudah habis. Film ini pun ada tokoh yang bikin bete. Tokoh itulah yang membongkar rumah mungil Arietty dan keluarganya, sekaligus menculik Ibu Arietty.
Cerita Kagurasi no Arietty sederhana dan nggak banyak simsalabim walau tokoh Arietty dan manusia kecil cuma imajinasi. Opening film dan pengenalan ke jalan cerita, aku agak bosan. Kayaknya biasa banget ini anime. Tapi begitu Arietty dan kehidupannya muncul, aku langsung tertarik. Nggak lagi bosan dan tetap menikmati hingga akhir. Manusia kecil jelas khayalan, tapi siapa tahu mereka benar-benar ada? Jangan-jangan tiap malam, mereka "meminjam" di rumah kita. Bahkan bisa jadi di sudut terkecil di rumah kita, manusia kecil menetap dan hidup. Hi hi hi... =D
Kebumen, 14 April 2014
Komentar
Posting Komentar