Langsung ke konten utama

#BROADCASTPARTY 2

Sesuai janji, aku mau ngelanjutin cerita #BroadcastParty yang sempat bersambung kemarin. Nah, sebagai pengingat, #BroadcastParty tuh yang ngadain Rasida FM, radionya Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SuKa Jogja. Acara yang awalnya khusus buat crew baru -angkatan 2013- akhirnya jadi acara bersama. Nggak cuma buat crew baru, tapi juga crew lama. Kalau aku nggak salah, awalnya #BroadcastParty mau diserahin ke crew baru mulai dari konsep hingga eksekusinya. Nyatanya, nggak kok. Crew baru ikutan berkontribusi sih, tapi yang lebih banyak mikirin konsep ya crew lama.

Walau kenyataannya lain, tapi #BroadcastParty yang diadain sekaligus ngerayain milad Rasida FM yang ke-12, tetap seru. Semua crew ngumpul. Rasida FM ramai. Crew yang tadinya datang ke studio cuma buat siaran, berkat #BroadcastParty, jadi sering datang ke Rasida FM walau nggak ada jadwal siaran. Acara #BroadcastParty hari H-nya sih cuma sebentar. Setengah hari gitu deh. Tapi mikirin konsepnya, persiapan untuk itu, nggak bisa dibilang cuma sebentar. Para crew rela lho bermalam di Rasida FM, tidur larut demi mempersembahkan yang terbaik.

Waktu #BroadcastParty kemarin tuh, Rasida FM selalu ramai. Nggak pernah sepi, bahkan waktu malam sekalipun. Aku juga sempat nginep di Rasida FM. Waktu itu hari Jumat. Padahal paginya aku ada kuliah. Tapi karena nggak pulang-pulang, sampai hampir tengah malam aku ada di Rasida FM, membersamai persiapan #BroadcastParty, aku pun memutuskan untuk nginep di Rasida FM. Bayangkan aja, kostku di Krapyak Kulon, Bantul. Menembus jalanan tengah malam dari UIN SuKa hingga Krapyak Kulon! Bisa aja sih, tapi aku ogah ngelakuinnya. Berhubung ada crew yang nginep di Rasida FM, ya udah, sekalian aja aku nginep.

Paginya, ini nih yang nggak banget, aku kesiangan! Kuliah jam 7 pagi dan aku baru bangun hampir jam 6.30! Gila banget & nggak baik banget. Jelas aku ketinggalan waktu subuh -aku tetap salat subuh daripada ditinggalin walau waktunya bukan subuh lagi- dan yang paling penting, posisiku itu lho yang ada di Rasida FM. Bukan di kost! Pulang saat itu juga, nggak mungkin. Kalau aku pulang, paling nggak buat mandi, jelas nggak akan terkejar waktunya. Perjalanan UIN SuKa hingga kost aja butuh waktu sekitar 30 menit. Akhirnya, aku memutuskan nggak mandi, nggak sikat gigi (don't try this!), cukup beli tisu basah -Mitu- dan Happydent White. Seenggaknya aku nggak lusuh-lusuh amat buat ngikutin kelas.

#BroadcastParty emang berkesan banget karena lewat acara inilah keluarga besar Rasida FM ngumpul dan bersatu. Senang banget lihatnya. Nggak cuma senang lihat, tapi juga senang banget ngerasainnya. Sampai cerita ini aku tulis, euforia #BroadcastParty masih aku rasakan. Bahkan acara #PIKMA2014 yang diadain Cendi (nanti aku ceritain ya) atmosfir #BroadcastParty masih terasa walau jelas-jelas acaranya beda banget.

Hari H, lagi-lagi aku kesiangan! Jam 7 pagi harus udah di Rasida FM buat persiapan final. Secara, acara mulai jam 8.30. Apalagi aku jadi salah satu MC. Oh ya, #BroadcastParty punya banyak MC. Kata Mas Vedy, salah satu crew Rasida FM yang udah jadi sarjana -bisa dibilang tetuanya Rasida FM- MC banyak ini biar #BroadcastParty tuh benar-benar beda dengan acara lain. Banyak MC tapi berkualitas. Nggak kayak acara-acara di TV swasta kita -yang banyak ketawa dan goyang nggak jelas- banyak MC tapi nggak bermutu (masih kata Mas Vedy).

Aku jadi MC Potong Tumpeng (kalau nggak salah istilahnya MC Seremonial) bareng Ida. Nggak vital banget sih posisinya. Beda dengan MC Outdoor (bisa dibilang MC Opening tapi juga Closing -seingatku-) MC Studio Mini dan MC Stage, MC Seremonial bahkan nggak terlalu diekspos. Malam sebelum hari H, para MC ini dilatih sama Mas Kamal (posisinya sama kayak Mas Vedy, walau Mas Kamal lebih senior). MC-MC lain diperhatiin banget sama Mas Kamal sampai dikasih tips jitu ngemsi yang baik. MC Seremonial nggak. Aku nggak iri sih, cuma aku nggak pede aja di depan Mas Kamal. Secara Mas Kamal jam terbang siarannya udah tinggi, sementara aku masih belum apa-apa. Aku pun berdalih Ida nggak datang -emang Ida nggak datang sih- dan aku pun bisa menghindari latihan. Aku tetap dapat tips jitu itu sih, walau Mas Kamal nggak nyampein secara langsung ke aku. Aku nimbrung aja pas Mas Kamal berbagi ilmu MC-isme kepada MC-MC yang lain.

Oh ya MC Seremonial jelas aku & Ida. MC Studio Mini: Bima & Naela, MC Stage: Arik & Dinda, MC Outdoor: Faris & Isky. Kumpul di Rasida FM jam 7 pagi saat hari H, selain buat persiapan yang acaranya jam 8.30 pagi, juga buat persiapan MC-nya. Dandan, penampilan beda, itu yang harus MC siapin. Cewek-cewek sih ribet ya. Harus make up, pakai jilbab yang (katanya) trendy (tapi justru kelihatan kayak orang abis mandi yang kepalanya masih dibungkus handuk), pokoknya harus beda dengan yang lain, beda dari biasanya. Cowok-cowok sih simpel. Cukup touch up rambut -pakai gel- beres. Tadinya aku nggak pakai gel rambut -nggak biasa- tapi biar oke, aku ya pakai (walau bagiku biasa aja sih, nggak ada perubahan yang signifikan banget).

#BroadcastParty nggak cuma workshop broadcast (khususnya sih dunia radio) tapi juga ada live accoustic dari Ojan dan Band-nya plus Pita. Mereka duet gitu. Suaranya Pita bagus. Lembut. Aku suka. Oh ya, mereka berdua ini crew (baru) Rasida FM juga. Ojan 'kan bawa personil band-nya tuh, tapi mereka beda. Aku bukan mau ngebeda-bedain fisik, tapi aku cuma mau menekankan, bahwa perbedaan atau ketidaksempurnaan fisik bukanlah menjadi penghalang untuk berkarya dan berprestasi sekaligus berkreasi. Teman-teman Ojan (aku lupa namanya) tunanetra, tapi sense of music mereka keren, luar biasa. Aku kalah deh. Pagi di hari H, aku sempat jemput teman-teman Ojan di SLB Jalan Parangtritis (kalau nggak salah). Di SLB ini, aku begitu mensyukuri apa yang telah Allah berikan padaku, kesempurnaan yang ada padaku. Aku baru kali itu masuk ke SLB. Lihat siswanya yang nggak sebanyak sekolah pada umumnya -dan mereka tunanetra- aku haru sekaligus sedih. Campur-campur rasanya. Haru lihat mereka yang tetap tersenyum, tertawa walau dalam kegelapan. Sedihnya karena mereka nggak bisa menikmati visualisasi yang Allah berikan. Allah memang Maha Adil. Pasti suatu saat mereka akan melihat visualisasi dari Allah. Ya, suatu saat di masa yang indah (mengutip pesan Mas Kamal buat Rasida FM sebelum pergi dari Jogja dan pulang ke kampung halaman untuk entah sampai kapan).

#BroadcastParty memang seru dan membekas di hati, tapi ada satu kejadian (lebih tepatnya kemalangan) yang mencoreng keseruan acara ini. Nah, untuk yang ini, aku ceritain di cerita selanjutnya ya. ;) Begitulah #BroadcastParty Rasida FM. Seru, asyik, membekas di hati, bikin kangen, walau persiapan untuk itu capek luar biasa.

Jogja, 5 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan