Langsung ke konten utama

EMAS DI TIGA MENIT

Ini kali kedua aku ikut lomba penyiar. Sebelumnya aku udah pernah ikut lomba penyiar di MMTC. Kali ini yang ngadain Putra-Putri Bantul (duta wisata Bantul, kalo gak salah). Mungkin mereka punya radio namanya Paseban FM atau mungkin radionya AKRB. Lomba kali ini diadain di AKRB. Masih ada waktu seminggu buatku mempersiapkan semuanya. Teknis lomba gak jauh beda dengan lomba penyiar di MMTC.

Lomba diadain tertutup di studio. Udah ada juri yang siap menilai performa peserta sebagai penyiar. Juri kali ini ada dua. Satu cowok, Tulus Angga dari Kotaperak FM (dan juga TV, JogjaTV kalo gak salah) dan satu cewek yang aku lupa namanya. Materi siaran buat lomba, seputar Bantul. Secara yang ngadain 'kan Putra-Putri Bantul. Setiap peserta dikasih waktu maksimal tiga menit untuk opening, content, dan closing. Jika lewat tiga menit, maka akan ada, mungkin semacam peluit (wasit kali) yang akan menghentikan (paksa) peserta. Aku udah ada strategi biar waktu tiga menit itu bisa aku manfaatin dengan baik buat opening, content, closing. Sedikit-banyak belajar juga dari pengalaman lomba penyiar sebelumnya. Teknisnya gak beda jauhlah.

Aku berharap jadi juaranya. Aku tau, banyak yang bagus, kompeten, apalagi Dinda, General Manager Rasida FM juga ikut. Tapi aku gak boleh pesimis. Aku harus optimis bisa jadi juara. Namanya juga ikutan lomba, wajar 'kan punya harapan jadi juara? ;) Syukur-syukur Tulus Angga ngajakin aku gabung di Kotaperak FM. Hi hi hi... Aamiin. Kata panitia, ada kemungkinan lho bagi peserta yang bagus, bakal direkrut oleh radio tempat juri bekerja.

Lomba kali ini, aku kembali ketemu dengan teman yang juga ikutan lomba penyiar di MMTC. Aku lupa namanya, tapi wajahnya aku ingat. Pertama lihat dia kemarin (setelah pertemuan terakhir lomba penyiar di MMTC beberapa bulan lalu), aku pangling. Rambutnya sekarang pendek, yang jujur, bikin dia kelihatan lebih tua. Padahal dulu saat ikut lomba penyiar di MMTC, potongan rambutnya model bob berponi gitu yang bikin dia terlihat imut (walau dia sebenarnya gak imut). Oh ya, dia mahasiswa Sanata Dharma 2010.

Panitia lomba penyiar kali ini sama-sama mahasiswa, tapi mahasiswa kali ini beda. Panitia lomba penyiar di MMTC ya.. gak beda jauh dengan mahasiswa kebanyakan. Tapi panitia lomba penyiar kali ini, mereka layaknya seorang model (walau ada satu-dua yang sama sekali gak kayak model). Cantik dan ganteng. Pastinya mereka bertalenta. Bahkan saat TM a.k.a technical meeting lomba penyiar kemarin, mereka juga ngasih info pemilihan Putra-Putri Bantul 2014. Katanya, gak harus punya fisik layaknya model (tinggi semampai dan ganteng/ cantik) yang penting adalah ada kemauan dan yang pasti smart.

Mereka lebih mementingkan public speaking. 'Kan gak lucu kalo terpilih jadi duta, penampilannya oke (mendekati sempurna), tapi ngomongnya belepotan. Maunya pasti penampilan oke, public speaking yahud. Paseban FM yang kayaknya jadi radionya Putra-Putri Bantul, mungkin sengaja dibikin buat latihan mereka yang terpilih agar public speaking-nya top. Aku gak tertarik dengan pemilihan begitu. Bukan duniaku. Tentu kalo aku mau (dengan memperbaiki selera berpenampilanku dan lebih "memperhatikan" fisik), aku pasti bisa. Seperti kata mereka, di mana ada kemauan, pasti ada jalan. Tapi dunia seperti itu (yang dekat banget dengan dunia model) sama sekali bukan duniaku. Ada ketertarikan buat gabung. Nguji kompetensi diri dan mengukir prestasi. Tapi.. banyak tapinya. Sejak awal aku emang gak tertarik dengan pemilihan-pemilihan (pageant) seperti itu.

Persiapan seminggu buat lomba penyiar Putra-Putri Bantul terlalu lama buatku. Beda dengan persiapan lomba penyiar di MMTC. Hari ini TM, satu atau dua hari setelahnya perform. Kali ini persiapan tujuh hari, tampil menunjukkan yang terbaik cuma tiga menit maksimal. Terlalu panjang.

Jogja, 21 April 2014 (bertepatan dengan Hari Kartini)

Selamat Hari Kartini, Perempuan Indonesia. Kalian mulia, kalian istimewa, kalian hebat. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...