Langsung ke konten utama

PUTIH BIRU




Kangen masa-masa tsanawiyah. Kangen banget. VII-4, VIII-3, IX-4. Itu kelasku selama tiga tahun di MTs Negeri Klirong. Banyak banget suka-dukanya. Banyak warna, banyak kenangan. Teman paling lucu namanya Amri. Tingkah kocaknya mirip Mr. Bean. Kadang, dia juga dipanggil Mr. Bean sih. Amri selalu bikin aku ketawa, kadang ngakak guling-guling saking lucunya lihat tingkah-polah si Amri. Ada juga Habib, cowok yang tingkat kebersihannya di atas rata-rata. Orangnya cenderung kalem. Penampilannya rapi. Segala sesuatu harus benar-benar bersih dan rapi. Bahkan kadang aku megang lengan seragamnya aja, Habib langsung ngibas-ngibasin secara halus gitu. Aku dan Habib sempat perang dingin sih walau cuma sebentar. Hal yang patut disyukuri.
Aku dan Habib pernah menjuluki guru Bahasa Arab, Pak Hakim sebagai Mr. Chin (tulisannya bener gini nggak sih?), salah satu karakter di serial animasi Fairy Odd Parents yang dulu tayang di Lativi (kalo nggak salah Lativi sekarang ganti nama jadi Metro TV). Habib suka banget pake gel Fres and Natural. Aku pun jadi ikut-ikutan. Ha ha ha... Jadi ingat tugas IPA yang suruh bikin gel rambut. Aku lupa bahannya apa aja. Selain gel rambut, juga pernah bikin semacam kincir dengan banyak warna. Aku lupa juga buat apa tuh kincir. :D Demi tugas itu, aku beli cat air. Pertama kalinya beli.
Amri dan Habib tiga tahun sekelas denganku di tsanawiyah. Sekarang kabar mereka dan juga teman-teman tsanawiyah lain udah jarang banget aku dengar. Sesekali Amri, tapi Habib, sama sekali lepas kontak. Apa kesibukan dia sekarang, entah. Teman-teman lain juga sama. Ada yang udah jadi ibu rumah tangga lho sekarang. Bahkan ada yang udah punya anak.
Pertama kali dateng ke MTs Negeri Klirong diantar Bapak. Jaraknya lumayan jauh dari rumah. Aku pikir setiap hari bakal telat datang ke sekolah baruku itu jika diterima. Terbiasa dengan jarak SD yang dekat, MTs yang terletak di kecamatan itu jadi berasa jauh. Aku ingat banget, dulu begitu aku resmi jadi siswa tsanawiyah, aku bakal mengurangi banget nonton animasi. Dulu aku sempat berpikir, animasi itu hanya untuk anak-anak, tapi sekarang nggak mikir gitu. Animasi 'kan ada genrenya dan nggak semua animasi tercipta hanya untuk anak-anak. Setuju 'kan? ;)
Aku juga sempat khawatir dengan uang saku pas jadi siswa MTs Negeri Klirong. Aku belum tahu kantin sekolah, yang aku tahu baru toko kecil depan sekolah yang menjual jajanan Rp 1000-an ke atas. Aku harus bawa uang saku berapa coba? Dulu Rp 5000 masih sangat besar bagiku. Untungnya setelah tahu kantin sekolah dengan harga jajanan murah-meriah, Rp 500-Rp 1000-an, uang saku cukup Rp 2000 untuk dua kali jam istirahat. Cukup banget itu. :) Jajanan favoritku combro. Ada yang bilang ingat combro, ingat aku. Ha ha ha... Seingatku sih ada yang bilang gitu.
Sejak SD aku tergila-gila dengan yang namanya perpustakaan. Aku pun antusias banget gitu tahu perpustakaan MTs Negeri Klirong buka setiap hari pada jam sekolah. Beda dengan perpustakaan SD-ku yang buka layanannya tuh berkala, kala-kala buka, kala-kala nggak. Koleksi perpustakaan SD-ku kebanyakan majalah anak-anak; Bobo, Princess, Kreatif, trus juga komik-komik. Wah... tempat favoritku banget. Apalagi dulu aku nggak bebas menikmati bacaan-bacaan itu. Kalo mau beli, belum tahu tempatnya. Paling beli Majalah Bobo, dan itu jarang-jarang juga.
Aku mulai mengenal perpustakaan bukan hanya berisi majalah dan buku bacaan ya saat tsanawiyah itu. Selain majalah, banyak buku-buku referensi pelajaran. Aku sesekali pinjam, tapi majalah seingatku nggak boleh dipinjam. Waktu itu majalahnya Annida dan beberapa ada Majalah Ummi. Annida cetak lho bukan Annida Online sekarang ini. Sekitar tahun 2006 'kan Annida masih eksis, nampaknya.
Pas kelas VII, semua wajib ikut Pramuka setiap Jumat jam 13.00-16.30. Tiap Jumat aku pulangnya setelah Pramuka. Nanggung banget pulang sebelum Pramuka. Waktunya mepet dan rumahku agak jauh dari sekolah. Naik sepeda pula. Aku nggak suka terburu-buru. Tiap Jumat, aku bawa nasi bekal dari rumah, seringnya nasi goreng. Trus nasi goreng itu aku makan di belakang kantin sekolah yang langsung terbentang sungai. Sekolahku itu memang dekat dengan sungai. Bukan cuma aku aja sih yang makan disitu, terutama pas jam-jam istirahat. Semua makan di belakang kantin sekolah, berjajar ke belakang, baris mirip bebek gitu, tapi jongkok. Aku ingat banget nasi bungkus kantin sekolah. Menu favorit nasi putih campur tempe kering. Itu top-markotop dibanding nasi goreng. Harganya hmmm... Rp 500 per bungkus kalo nggak salah. Jajanan dan makanan enak milik kantin sekolah paling selatan. Milik seorang ibu dengan postur mungil dan peyot (sejauh yang bisa aku ingat :D *apakabar ibu itu ya sekarang?).
Pengen cerita lebih banyak lagi, tapi aku pikir sekarang aku bercerita secara umum aja. Besok, lanjut cerita yang lebih fokus biar terarah juga. :) (Yogya, 12 Maret 2013)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan