Siaran hari ini aku nggak merasa pede. Nggak nyaman. Pertama, materi yang aku sampaikan nggak mendalam. Ngambang gitu. Obrolannya pun berasa garing. Kedua, ada Mas Jay dan Mba Desi, kru Rasida 2011 yang sekarang jadi penyiar di Star Jogja. Semakin nggak nyaman. Bukan mereka yang bikin nggak nyaman, tapi justru kehadiran mereka membuat apa yang tampilkan jadi nggak maksimal. Aku grogi. Semua yang aku sampaikan jadi belibet. Nggak ada irama yang enak sama sekali. Sungguh, aku menyesali sikapku tadi. Seharusnya aku nggak grogi. Seharusnya aku tenang dan menunjukkan yang terbaik semampuku. Bukan malah grogi dan buyar gitu.
Apalagi Mas Jay pas masuk tadi sengaja bikin kepercayaan diriku goyah. Beberapa kali tadi apa yang aku omongin jadi belibet. Itu membuat Mas Jay semakin jumawa meledek. Apalagi ditambah tawa dari Toni, tawa yang merendahkan. Seketika kepercayaan diri yang aku bangun roboh bak gedung tertinggi berguncang karena gempa. Maluuu banget. Aku nggak maksimal. Aku menunjukkan diri yang nggak bisa, bukan sebaliknya. Mba Desi nggak komen-komen apa. Bukan berarti Mba Desi bersikap biasa saja. Ada tawa meledek disana. Walaupun begitu, Mba Desi nggak bilang secara langsung. Beda dengan Mas Jay yang bikin Toni juga ikut-ikutan. Mba Desi lebih menjaga perasaan seseorang. Poin plus buat Mba Desi.
"Ngomongnya jangan muter-muter gitu dong Gus," kata Mas Jay.
Memang benar apa yang dikatakan Mas Jay. Closing siaranku hari ini nggak maksimal. Berputar-putar. Apalagi ditambah dengan suaraku yang nggak nge-bass. Semakin lengkap kekurangan yang aku tunjukkan sore itu. Tambahan, Rasida lagi kedatangan banyak orang buat nobar film "Asa-isme" karya Mas Vedy. Ada teman Mas Vedy yang pengen dengar aku siaran pula. Haduuuh... semakin pontang-panting rasa percaya diriku.
Kejadian yang memalukan, menjengkelkan, menyebalkan, dan perasaan nggak enak lainnya ini nggak boleh terjadi lagi. Cukup sekali! Cukup sekali saja! Nggak ada lagi grogi saat disaksikan banyak orang. Siaran memang tercipta untuk didengar banyak orang. Penilaian ada di tangan pendengar. Aku harus menerima kritikan, penilaian, apapun itu dengan hati yang lapang dan berusaha untuk memperbaiki segala kekurangan.
Aku harus tetap percaya diri dan menunjukkan inilah aku. Aku pasti bisa! Ya, aku pasti bisa! Soal suaraku yang belum nge-bass, aku pasti bisa merubahnya! Pasti! Aku yakin bisa! Pasti bisa! Akan aku tunjukkan pada orang-orang yang telah menertawakanku, merendahkanku, bahwa aku bisa! Demi mimpiku, salah satu mimpiku menjadi penyiar radio1. Ya, aku bisa! Bisa! Bisa! Ganbatte. \(^ ^)/ (Yogya, 14 Mei 2013)
Komentar
Posting Komentar