Langsung ke konten utama

(GOOGLE) PENGOBAT RINDU

(pexels.com)
Masih merasa takjub sama Google Street View. Norak ya? Beneran deh, teknologi satu ini kece banget. Gimana enggak? Seluruh dunia kayaknya sudah direkam sama Google Street View. Mau lihat pemandangan apa? Lihat jalan di mana? Bukannya "mendewakan" Google, terutama Google Street View, tapi memang sangat bisa kalau kita pengen lihat satu jalan di suatu tempat pakai teknologi dari Google ini.
Kangen sama rumah? Buat anak rantau nih. Bisa kok pakai Google Street View. Kita bisa lihat jalan menuju ke rumah, jalan yang bikin kangen, bikin baper, dan bikin pengen pulang. Cuma... buat yang rumahnya enggak dipinggir jalan utama alias masuk-masuk gitu, apalagi yang rumahnya di desa kecil jauh dari kota, siap-siap sedikit kecewa karena Google Street View enggak sedetail itu. Bayangin, kalau sampai detail ke sudut-sudut, masuk-masuk ke daerah kecil gitu. Amazing sekali.
Pemandangan-pemandangan indah dari berbagai negara sangat bisa kita lihat di Google Street View. Pas buat yang sangat kurang piknik. Seenggaknya dengan lihat-lihat pemandangan indah dari banyak negara, ada semacam refresh dalam diri walau enggak benar-benar ada di sana.
Project Google Street View di Indonesia sudah lama. Kata tekno.kompas.com, layanan Google Street View Indonesia pertama rilis tahun 2014. Katanya juga, Street View ini proyek jangka panjang Google ngambil foto pemandangan jalan yang sejajar sama mata manusia. Hasil akhir Street View adalah foto pemandangan 360 derajat. Berasa benar-benar ada di lokasi. Kita bisa putar ke segala arah, kecuali ke atas dan bawah. Kerennya lagi, sebenarnya foto-foto ini video full frame loh. Bisa nangkep gambar 30 frame per detik pakai resolusi tinggi. Kamera Google Street View di Indonesia dipasang di mobil berlogo Google Map Street View dan Wonderful Indonesia. Enggak harus di mobil juga sih. Tergantung mau ambil gambar di mana. Bisa jalan kaki, dipegang sama manusia, naik sepeda, dan lain-lain. Baiklah.
Oh ya, kalau kita lihat Google Street View, pasti wajah seseorang, plat mobil, dan apapun itu yang mengarah ke identitas, bakal diblur. Sengaja, buat menjaga privasi.
Gokil ya Google ini. Seluruh dunia pengen dijadiin satu dalam genggaman. Keren! Eh, tapi kagumnya biasa saja ya. Jangan terlalu "memuja". Nanti bisa-bisa... Ya... gitu deh.

Jogja, 5 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan