Langsung ke konten utama

NONGKRONG

(pexels.com)
Dulu seorang kakak tingkat di kampus pernah bilang, "Kalian masih semester awal, masih bisa ke mana-mana bareng. Nanti mendekati semester akhir, kalian pasti sendiri-sendiri." Sekarang, kata-kata kakak tingkat ini terbukti benar. Walau sekarang bukan masanya angkatan saya fresh graduate (sarjana...), tapi intensitas ngumpul bareng sama teman-teman satu komunitas, satu kegiatan, sekarang sangat berkurang, bahkan enggak ada sama sekali.
Kangen rasanya ngumpul-ngumpul di kedai makan, pesan makanan bareng (tapi bayar sendiri-sendiri), makan sambil ngobrolin ini-itu yang ringan-ringan. Sekarang justru saya rindu. Saya bukan tipikal yang suka nongkrong di warung kopi. Pernah beberapa kali tapi enggak jadi kebiasaan. Seringnya ngumpul sama teman di kedai makan. Makan bareng. Bukan ngopi bareng. Lihat warung kopi lengkap dengan orang-orang yang lagi nongkrong, muncul satu kerinduan.
Bukan kopi yang bikin saya rindu, tapi kebersamaan bareng teman-teman yang saya rindukan. Semakin dewasa seseorang, apalagi sibuk dengan dunia pekerjaan, waktu ngumpul hahahihi sama teman jadi berkurang, berkurang, kemudian hilang. Waktu ngumpul paling bisa dilakuin sama teman yang benar-benar dekat atau teman yang jadi partner kerja. Ngumpul sama teman yang sekedar satu komunitas, satu kegiatan yang sama, sepertinya enggak jadi prioritas.
Ada yang merasa rindu jadi mahasiswa. Setiap malam "wisata kuliner" bareng teman-teman. Saya juga merasakan hal yang sama. Sekarang saya masih di sini, masih di Jogja, tapi "wisata kuliner" yang dulu saya lakukan bareng teman-teman enggak pernah dilakuin lagi. Kesibukan kami berbeda, teman-teman kami berbeda, dan dunia dewasa kami berbeda. "Wisata kuliner" sendiri mana asyik? Ya 'kan?

Jogja, 2 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...