Langsung ke konten utama

POLA TIDUR SAAT RAMADAN

(www.pexels.com)
Puasa hari pertama alhamdulillah lancar. Bangun sahur dengan semangat, lanjut siaran, dan enggak ngantuk berlebihan. Kuncinya adalah tidur sebelum jam 12 malam. Beruntung, saya sekarang enggak ada siaran malam. Paling mentok jam 22.30 dan saya bisa langsung tidur setelahnya. Masih di jam sebelum 00.00.
Mengatur pola tidur di bulan Ramadan memang penting. Hmm... berkaca sama Rasulullah yang sangat sedikit jam tidurnya, pentingkah kita mengatur pola tidur? Rasulullah walau enggak banyak tidur, tapi tetap ada waktu buat mengistirahatkan badan. Alasan Rasulullah tetap terjaga juga bukan karena nonton bola, nge-game, atau aktivitas yang sebenarnya enggak berfaedah, tapi karena terus bersyukur sama Allah dengan banyak beribadah, lebih banyak dari siapapun.
Islam bukan agama yang memberatkan, tapi jangan juga menggampangkan. Meneladani Rasulullah tentu tujuan dan harapan setiap umat Islam, tapi kalau belum bisa sesempurna Rasulullah dalam mensyukuri nikmat Allah, tentu enggak ada kewajiban harus segera kayak Rasulullah. Tetap berusaha, jelas. Step by step.
Memang, tidur di saat Ramadan adalah ibadah, tapi bukan berarti tidur terus seharian. Imbangi dengan kegiatan positif lain. Jangan karena tidur sedikit di malam hari gara-gara kegiatan yang enggak berfaedah, makan sahur jadi terlewat dan sepanjang puasa hanya "balas dendam" dengan tidur terus-terusan. Melakukan sesuatu yang berfaedah pasti akan memberikan efek positif, termasuk buat diri-sendiri. Begitu juga sebaliknya, sesuatu yang enggak berfaedah pasti akan memberikan efek yang sama-sama enggak ada faedahnya.
Buat yang bisa konsisten tidur jam 10 malam, bagus! Pola tidur yang baik. Kalau enggak bisa konsisten, seperti saya yang ada siaran malam sampai jam 22.30, seenggaknya sebelum jam 12 malam harus tidur. Dan harus konsisten tidur sebelum tengah malam. Intinya, jangan begadang kalau enggak ada artinya, enggak ada manfaatnya, enggak ada faedahnya.

Jogja, 17 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan