Langsung ke konten utama

DUNIA MISTIS DI MASA KINI

(pexels.com)
Entah sejak ada reality show "Karma" di ANTV yang katanya langsung populer itu atau bukan, sekarang sisi dunia mistis enggak sedikit yang menjadikannya komersil. Masyarakat kita memang banyak yang suka sama dunia kayak gini, tapi sejak kemunculan reality show mistis di ANTV dan banyak ditonton (sepertinya), beberapa media lain latah mengikuti.  Apa Youtube juga bernasib sama?
We know... Youtube itu sebuah media yang "lebih dari TV". Enggak sedikit yang lebih memilih Youtube daripada TV swasta (TV kabel beda lagi). Beberapa kreator juga ada yang konsisten dengan konten horor, mulai dari Ewing HD, Nessie Judge, Filo Sebastian, Billy Christian, dan teman-temannya. Mereka eksis dan konsisten dengan konten mengarah ke hal-hal mistis bukan karena latah sama reality show yang katanya lagi populer itu, tapi enthusiast para kreator ini pasti memang di dunia makhluk enggak kasat mata.
Bukan omong kosong, jin dan dunianya yang menjelma jadi rupa-rupa yang kita kenal dan menjadi ketakutan tersendiri memang ada. Seseorang yang lebih peka dan bisa gampang terkoneksi dengan "mereka" juga ada. Dunia gaib sesungguhnya memang berdekatan dengan kita. Apa perlu kita menakutinya? Ingat, dibalik dunia kita dan dunia "mereka", ada satu penguasa di atas segalanya. Hanya kepada-Nya kita harus merasa takut dan tunduk.
Gimana dengan seseorang yang lebih peka sama kehadiran makhluk enggak kasat mata? Seharusnya mereka di-ruqyah. Mana ada sih orang yang mau melihat dan selalu berdekatan sama sesuatu yang enggak dia inginkan setiap hari? Mungkin lama-lama akan terbiasa, tapi kalau kita bisa menjalani "kehidupan" di "dunia" masing-masing ini, tanpa mencampuri urusan, kenapa enggak?
Aku enggak tau prosedur ruqyah itu seperti apa. Enggak semua orang mempelajarinya karena ilmu ini memang enggak diajarkan sekolah secara umum. Buat seseorang yang lebih peka ini sepertinya menikmati kemampuannya. Jadi beda dengan kebanyakan orang dan memang sekarang trennya begitu 'kan?

Jogja, 7 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan