Langsung ke konten utama

ADA YANG KANGEN GIMBOT


Pertama kali nge-game sebelum kenal PS, the one and only gimbot dong. Generasi 90-an pasti pernah mainin ini. Grafisnya sederhana banget. Cuma kotak-kotak dan hitam putih. Ada game pesawat tembak-tembakkan, balap motor, atur batu bata, dan banyak yang totalnya 26 game berbeda, dibagi berdasarkan huruf mulai dari A sampai Z. Game pertama ada pesawat tembak-tembakkan. Game atur batu bata ada di bagian akhir-akhir. Entah N apa M atau mendekati Z.
Grafis sederhana dan suaranya yang bisa bikin pening khusus game balap mobil. Mending dibikin mute waktu lagi nge-game ini. FYI, gimbot itu versi sederhana Gameboy. Lebih tepatnya versi murah. Harganya enggak ada Rp 20 ribu. Mungkin Rp 10 ribu. Bukan.. bukan Rp 5 ribu. Gameboy jelas lebih mahal di masa itu. Cuma anak-anak kota, gedongan, dan orangtuanya punya duit berlebih yang main Gameboy. Anak-anak desa sih lebih pilih gimbot. Bukan karena murahnya itu, tapi kebanyakan di desa yang keluar gimbot, dijual di pasar-pasar. Sekarang gimbot masih dijual enggak ya? Nyari di toko online pasti ada, tapi di pasar-pasar?
Dulu setiap datang ke pasar, bukan swalayan ya, pasti ada penjual mainan. Pasar yang besar sih. Gimbot jadi salah satu barang yang dijual. Jadi kangen tempat jualan mainan di pasar. Waktu SD dulu, tempat ini masih eksis di pasar. Sekarang entah. Tempat yang jadi pasar, Pasar Petanahan, berubah banget sejak beberapa tahun kemarin.
Waktu SD dulu enggak pernah tahu nama permainan di gimbot. Pahamnya ya tembak-tembakkan, atur batu, balap mobil dan enggak pernah nyebutin namanya 'Tetris', 'Space Battle' atau apalah. Gimbot ini keluar sebelum masa smartphone. Gimana pun serunya main gimbot, sepanjang bisa mengingat, enggak jadi adiktif. Beda banget efek PS yang bikin kecanduan.
Coba sodorkan gimbot ke anak-anak sekarang. Mereka bakal tertarik enggak ya? Awalnya mungkin bingung gimbot itu apa. Selanjutnya, setelah dijelasin, bakal coba satu game. Terakhir, bisa jadi enggak lama main, langsung ditinggal dan memilih game smartphone yang grafisnya lebih bagus dan berwarna.
Apa kamu juga pernah menjalani masa-masa nge-game gimbot ini? Selamat! Era kita enggak jauh beda.
Jogja, 09.02.2018

Komentar

  1. Saya juga suka main gimbot, kalau mood lagi senang saya hidupin suaranya, hebat lu seneng bgt dah dibilang hebat, tapi kalau kalah, bego lu katanya, lgsung saya mute dah wkwk :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan