Langsung ke konten utama

PILIHAN



#Day_11

Hanya orang terpilih yang bisa jadi luar biasa seperti mereka. Satu kata buat orang-orang pilihan ini: hebat! Enggak ada kata lain yang bisa mengungkapkan luar biasanya mereka selain bilang hebat. Mereka yang terpilih memang hebat. Sangat, sangat jarang ada orang pilihan seperti mereka.

Siapa mereka? Mereka ada di sekeliling kita. Dekat tapi sering kehadirannya terlupakan, karena gerak mereka memang berdasarkan hati dan panggilan jiwa. Mereka inilah yang memang nyata di sekitar kita. Orang-orang pilihan.

Kalau sudah panggilan jiwa, enggak ada istilah ‘bagaimana bisa hidup’, tapi justru dengan panggilan jiwa itulah mereka bisa survive dan bertahan. Ada yang rela melepaskan ‘pekerjaan’ demi sesuatu yang di mata orang lain hanyalah ‘apa sih’. Orang-orang pasti bertanya kenapa. Masuk akal atau enggak. Kok mau?

Ya, itulah yang namanya panggilan jiwa. Tanpa mereka sadari, mereka menjadi hebat dan menginpirasi banyak orang buat melakukan hal yang sama hebat. Orang dengan kepekaan jiwa sosial yang tinggi bisa jadi sangat peka dengan sekitarnya. Seperti punya mata ketiga, mereka bisa melihat ‘sesuatu’ yang bagi orang lain enggak terlihat dan bahkan enggak diketahui.

Orang-orang pilihan ini benar-benar mempunyai super power dalam dirinya. Kekuatan yang menguatkan orang lain yang mulai kehilangan kekuatannya. Senyum mereka berasal dari senyum di sekelilingnya. Sedih mereka juga berasal dari sumber yang sama. Hidup akan terasa lebih hidup dengan memiliki rasa peduli yang lebih. Peduli di atas rata-rata.

Setiap orang punya sisi kepedulian, tapi hanya orang pilihan yang menyadari bahwa bahagia itu bukan hanya memberi dan menerima tapi juga berbagi.

#29HariMenulisCinta
17.6.2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan