Langsung ke konten utama

RUMAH BARU

Nyaman sih di rumah yang lama tapi karena aturannya harus pindah maka kami pun berbesar hati meninggalkan banyak sekali cerita. Mencoba membuka lagi memori. Awal 2023 adalah chapter pertama aku dan teman-teman Radio Widoro pindah studio ke Teras Malioboro 2 Jl. Mataram. Sebelumnya kami bersiaran di Kompleks Parkir Abu Bakar Ali.

Sekitar dua atau tiga tahun kami mengudara di sini dengan nano-nano rasanya. Ada manis, asem, juga asin. Parkir di lantai tiga. Naik-turun tangga. Bayar 3K, khusus weekend dan masa liburan jadi 5K. Riuhnya Parkir Abu Ali terutama weekend. Bahkan sholat maghrib pun harus antri karena saking penuhnya. Aku mengalami sakit di kaki, you knowlah~ juga saat siaran di sini. Bayangin naik tangga menuju lantai tiga dengan kondisi kaki sakit. Kalo bukan karena passion mungkin aku nggak semenyala itu.

Pindahlah kami ke studio baru. Lebih nyaman, lebih luas. Bahkan terluas di antara studio siaran yang pernah kami tempati. Bagiku, studio di Teras Malioboro 2 sisi timur ini terbaik! Lokasinya strategis. Bisa melihat lalu-lalang kemeriahan wisatawan yang makan di Lesehan, atau yang sekedar lewat. Kalau ada wisatawan yang mau melaporkan satu kejadian juga pas banget aksesnya. Aku beberapa kali pernah tidur di studio. Ada yang karena ketiduran dan merasa kentang buat pulang. Ada juga yang karena malas pulang. Lebih banyak karena ngantuk dan ketiduran sih.

Sekarang kami pindah lagi. Masih ada di Malioboro tapi kali ini di Ketandan. Berbeda dengan kepindahan sebelumnya, studio baru di Ketandan ini lumayan 'alot' deal-deal-an dari para pemangku kepentingan. Kami sih seiya-sekata saja. Masih in a good way juga kok. Sempat ada kabar berhembus studio baru kami ada di Teras Malioboro Ketandan. Aku sempat membayangkan studio baru ini sepertinya menyenangkan. Apalagi Teras Malioboro Ketandan juga baru selesai dibangun. Kami akan menempati ruangan yang beneran baru! Eh, studio di Teras Malioboro 2 sisi timur waktu itu juga beneran baru sih.

Hampir sebulan malah lebih dikit kami nggak bersiaran karena studio baru masih belum diputuskan di mana. Datanglah kami setelah 'luntang-lantung' ke studio baru di Ketandan tapi bukan di Teras Malioboro. Bangunan cagar budaya yang diubah jadi studio siaran. Ada satu ruang di lantai dua. Kesannya kayak bangunan Belanda gitu. Padahal ada di kawasan pecinan.

Berbeda dengan studio di Teras Malioboro 2, studio kali ini 'tersembunyi'. Orang-orang pasti nggak 'ngeh' di sebuah gedung cagar budaya yang kelihatannya kosong itu ada sebuah studio radio. Sepanjang siaran di sini, aku belum pernah kedatangan wisatawan yang akan melaporkan kejadian, entah kehilangan barang atau panggilan untuk orang yang terpisah dari rombongan.

Sekarang laporan dari wisatawan diteruskan dari Tim Pelayanan Informasi. Sangat kecil kemungkinan akan diarahkan untuk datang ke Radio Widoro. Apakah studio di Ketandan ini akan ada sampai bertahun-tahun ke depan? Semoga banyak hal baiknya. Plus-minus pasti ada tapi so far so good bersiaran di studio Ketandan ini.

Jogja, 19 November 2025

...menyelesaikan cerita lama 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...