Langsung ke konten utama

MEMUTUS LINGKARAN SETAN

Capek ya, Bun. Capek nggak sih kalo terjebak di 'lingkaran setan'? Nggak ada manfaat buat masa mendatang tapi masih muter-muter di sini terus. Bentuknya banyak ya. Secara umum lebih ke kebiasaan buruk. Pengen ninggalin kebiasaan ini tapi kok susah ya?

Nilai buruknya bisa jadi relatif. Aku bilang kebiasaan merokok adalah lingkaran setan. Orang lain belum tentu sepakat denganku. Aku mau cerita spesifik deh di sini. Tentang seseorang yang terjebak dalam lingkaran setan bernama hutang.

Siapa sih yang mau punya hutang? Tiap orang pasti berusaha biar lepas dari jerat hutang. Ada yang berusaha melunasi, ada juga yang justru kabur nggak tahu diri. Ini adalah cerita dari seseorang yang berhutang untuk kebutuhan pribadinya.

Dia punya penghasilan sendiri. Dia bisa membayar hutangnya. Sayangnya penghasilan yang dia dapatkan habis untuk membayar hutang. Bagaimana dia melanjutkan hidup sampai tanggal 27 berikutnya?

Terjebaklah dia di lingkaran setan. Harus ada cara yang dilakukan biar lingkaran setan ini terputus, begitu tekadnya. "Jangan pinjam dong." Saran yang lain. Dia pun pengen nggak pinjam lagi tapi hidup terus berlanjut. Akhirnya pilihan yang dia ambil adalah pinjam (lagi) untuk ke sekian kalinya.

Dia bahkan nggak punya tabungan sama sekali, seperti yang dia ceritakan. Kerja sekian tahun nggak ada hasil yang bisa membantu keluarga. Habis hanya untuk kebutuhan pribadi dan yang lebih buruk adalah habis untuk melunasi hutang.

Memang membayar hutang adalah kewajiban tapi di sisi lain dia juga bersedih. Sampai kapan lingkaran setan ini terputus? "Apa aku jual diri aja ya?" Katanya sembari menatap cermin. Dipandanginya lekuk-lekuk tubuhnya yang menawan. Hasil dari pahatan di pusat kebugaran.

"Jangan, jangan lakukan itu." Ucap hatinya yang lain. Dia pun tertawa sendiri. Dia bersyukur nggak seputus asa itu sampai ingin jual diri. Bahkan yang lebih parahnya lagi mengakhiri hidup. Nggak, nggak gitu.

Hidup ini indah kok, katanya. Dia pun yakin bisa memutus lingkaran setan ini. Selalu ada harapan.

Pasti.

Jogja, 2 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...