HIRUK-PIKUK MEDIA SOSIAL

Kontrol media sosial sepenuhnya kita yang atur. Konten apa yang mau kita nikmati ada di tangan kita. Pilih-pilih aja mau yang ini atau tinggalin yang itu. Sebagai pengguna media sosial, khususnya Twitter, pusing juga sama tweet yang berseliweran.

Pusing sama instansi dan pejabat negeri ini yang bikin geleng-geleng kepala. Aku pun menilai nggak lagi objektif sekarang. Ya emang sih kita menilai sesuatu pasti subyektif tapi beda aja gitu kalo menilainya murni menilai tanpa tau sudut pandang lain.

Bahkan sekarang aku jadi trust issue sama mereka. Sebentar lagi Pemilu pula. Makin-makin nih bingung mau memilih apa nggak. Selain spill instansi dan kelakuan pejabatnya, ada juga kejadian yang bikin pengen aku 'hiiih' rasanya. Ikut emosi bacanya.

Sebenarnya nggak mau terlibat sih. Aku juga nggak ngikut segitunya kok. Ya udah cuma lihat sekilas tanpa ikut berkomentar. Walau ada juga sih satu-dua jempolku menari. "Ayo, netizen, kawal kasus ini!" Aku rasa soal kawal-mengawal ini aku percayakan sama kalian, warganet. Aku nggak sanggup kalo terlibat terlalu dalam, semakin dalam, dan semakin jauh ke dalam. Capek!

Sekedar tau aja masih oke buatku tapi lebih dari itu mohon maaf aku menepi saja deh. Aku lebih memilih menikmati konten lain yang jauh dari politik dan sebangsanya. Ini di Twitter. Instagram beda lagi.

Untungnya akun IG-ku nggak seemosional akun Twitter-ku. Maksudnya di IG konten yang ditampilkan nggak jauh-jauh dari Mobile Legends, game, dan hal-hal receh dan lucu. Tergantung apa yang kita cari, 'kan? Seenggaknya pernah berinteraksi sama topik-topik tertentu yang bikin capek.

Begitulah yang terjadi padaku di Twitter. Adaaa... aja tweet yang bikin geleng-geleng saking geram dan emosionalnya. Padahal aku hanya ingin menikmati hal-hal yang santai.

Oke, kendali sepenuhnya ada di tanganku. Salah satu cara yang bisa dilakukan: skip. Jangan tinggalkan komentar apa pun. Media sosial 'kan untuk bersenang-senang.

Jogja, 11 Maret 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar