Langsung ke konten utama

CERITA DI 2023

Tahun yang baru udah berjalan tujuh hari. Gimana? Masih so fun? Semoga tetap menyenangkan ya. Awal tahunku disibukkan sama berkas-berkas kontrak kerja a.k.a siaran. Lumayan bikin spaneng ya karena prosesnya satu-satu. Semacam mencari kepingan puzzle untuk kemudian disatukan jadi puzzle yang utuh.

Alhamdulillah di hari ke-7 di 2023 ini urusan berkas-berkas kontrak siaran udah kelar. Fiuh... bisa bernapas lega juga. Mas Krishna, teman siaranku, kasih ide buat ngadain nongki bareng. Merayakan kelancaran pengurusan berkas yang menyita perhatian.

Aku oke-oke aja kalo mau meet up, nongkrong bareng, makan-makan. Nggak tau sih teman-teman yay or nay. Mas Krishna bilang buat yang mau-mau aja. Sekedar ide yang muncul waktu kami lagi ngobrol. Sepertinya Mas Krishna juga nggak nge-up ide ini di grup chat.

Tahun yang baru, tempat siaran juga baru. So far masih fresh ya karena emang baru banget Radio Widoro alias W pindah ke sisi timur Teras Malioboro 2. Setelah tiga tahun Radio Widoro mengudara di kawasan Parkir Abu Bakar Ali (ABA) lengkap dengan cerita-ceritanya, sekarang cerita yang baru di tempat baru siap menjadi bagian dari perjalanan.

Bagiku kepindahan ini jadi bring back memories. Sebelum pindah ke Parkir ABA, W dan UPT Malioboro ada di Jalan Malioboro Nomor 56 yang sekarang jadi Teras Malioboro 2. Sejak pindah, aku kembali lagi masuk ke Malioboro buat menuju W. Sama kayak dulu.

Bedanya yang sekarang lokasinya ada di halaman belakang alias di sisi timur. Walau sama-sama kembali masuk ke Malioboro tapi untuk menuju W musti lewat Jalan Perwakilan. Dulu 'kan nggak perlu muter kayak gini.

Lokasi yang baru ini nyaman sih buatku. Parkirnya sangat memudahkan. Udah disediain parkir khusus buat kami dan Jogoboro. Nggak perlu lagi bayar parkir kayak waktu masih di Parkir ABA. Bisa sih nggak bayar. Bilang aja "dari UPT". Sebuah kata sandi yang jadi privilege kami. Cuma aku merasa nggak nyaman ya. Bukannya nggak mau tapi respon-respon setelah kami bilang "dari UPT" itu yang bikin aku memutuskan bayar aja deh.

Sekarang no more parkir nggak enak hati. Lebih nyaman yang sekarang untuk urusan perparkiran. Pemandangan di depan studio juga lebih kelihatan karena dinding kacanya. Jadi bisa ikut menikmati hiruk-pikuk wisatawan, khususnya yang lagi makan di Lesehan, walau dibatasi dinding kaca.

Momen cukup unik waktu hujan turun. Lesehan yang meja-mejanya outdoor langsung kalang-kabut mengamankan meja masing-masing. Wisatawan yang lagi makan ayam penyet pun ikut buru-buru berteduh dengan membawa makanannya. Kenapa nggak dikasih payung ya? Biar tetap estetik gitu dikasih payung-payung. Kalo hujan jadi nggak perlu bubar pasar.

Jogja, 7 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...