Langsung ke konten utama

JKT48 TOUR DAN EUFORIA DI JOGJA

Mungkin telat aku cerita sekarang tapi lagi pengen cerita nih. Padahal waktu itu aku udah niat banget pengen langsung cerita. Biar fresh from the oven gitu. Eh, malah lupa dan baru ingat sekian minggu setelahnya. Hari ini. Bukan sekian minggu lagi malah tapi sekian bulan.

JKT48 Tour adalah kali kedua aku datang ke event JKT48. Sebelumnya aku pernah datang ke JKT48 Circus sekitar 2018 kayaknya. Sebelum pandemi deh. Waktu itu acaranya di UGM. Gedung apalah itu namanya yang di depan Grha Sabha.

Kali kedua aku datang ke event JKT48 lokasinya ada di Sleman City Hall a.k.a SCH. Event JKT48 yang pertama setelah dua tahun hiatus karena pandemi. Hiatus event maksudnya. Show Theater sih tetap jalan.

Aku datang sendiri. Sempat kepikiran ngajak teman tapi dia bukan Fans JKT48. Bisa sih SKSD alias sok kenal sok deket, in a good way, sama Fans JKT48 Jogja tapi rasanya... beda rasa ya antusiasku ngajak orang lain kenalan pada waktu dulu dan sekarang.

It's ok datang sendiri. JKT48 Tour udah dimulai sejak jam 1 siang tapi aku menyempatkan datang jam 7 malam. Setelah sholat maghrib langsung capcus ke SCH. Pas otw ke lokasi sempat ada drama.

Iya, aku tau SCH di mana tapi entah kenapa yang ada di pikiranku malah Jogja City Mall a.k.a JCM. Udah hampir sampai tuh di belokan yang masuk ke JCM, barulah aku 'ngeh'. Woooy... SCH! Bukan JCM, Mamet!

Aku putar balik. Perjalanan setelah itu so far, so good tapi drama dimulai kembali. Sampai di lampu merah, aku hanya tinggal belok kanan dan tadaaa~ sampai di SCH. Eh, posisiku dan Tabita, motorku, terlalu ke kiri. Enggak bisa dong aku belok ke kanan walau pelan-pelan. Apalagi di sampingku truk besar. Tronton apa bukan ya? Truk besarlah pokoknya.

Oke, aku jalan lurus. Drama lagi nih. Aku enggak salah ambil jalur, 'kan? Eh, ini jalur mobil? Sempat panik tapi aku melihat ada belokan ke arah jalur motor. Oke kembali ke jalur yang seharusnya. Aku cuma perlu awas sama rambu putar balik di depan.

Alhamdulillah enggak drama. Aku enggak melewatkan rambunya kayak yang udah-udah. Drama ternyata belum selesai. Aku selalu masuk ke SCH lewat pintu samping. Bukan pintu depan. Bisa masuk pake motor enggak ya? Kali aja sama kayak di Hartono Mall.

Eh, ternyata bisa dong. Ada pintu masuk motor. Udah keburu kelewatan. Aku tetap masuk lewat pintu samping kayak biasanya deh. Fiuuuh... Dramanya masih ada kok tapi nanti setelah JKT48 Tour selesai.

Waktu aku menuju ke pintu masuk SCH yang di samping, aku melihat ada beberapa cowok lagi jalan. Aku tebak mereka Fans JKT48. Terus di halaman SCH juga aku sempat lihat lumayan banyak anak muda, kelihatannya, yang duduk-duduk. Aku juga menebak mereka Fans JKT48. Bisa jadi bukan sih.

Sampai di parkir, aku mengingat-ingat nomor parkirku. Jangan sampai lupa. Harus diingat. Perihal nomor blok parkir ini bakal jadi drama nantinya.

Venue acara di atrium? Main hall? Entah apa namanya tapi di lantai dasar gitu. Bukan lantai satu tapi dua. Lantai yang luas di tengahnya ada panggung buat acara-acara.

Rameee~ Waktu aku datang, ada game show bareng member JKT48. Aku sempat lihat booth 2Shot. Wah... tapi aku enggak 2Shot. Meet and Greet juga enggak. Aku datang hanya untuk mini perform. Makanya jam 7 malam baru datang.

Pertama kali lihat member JKT48 secara langsung, eh... enggak pertama deng tapi kedua, cakep banget parah. Aura bintangnya sangat berasa. Memancar silau sekali. Benar-benar bukan Mbak-Mbak Biasa kayak kata Frieska.

Apa yang aku lihat di foto dan media sosial beda ya. Lihat secara langsung tuh bikin mereka bersinar sekali. Cakep parahlah pokoknya.

Enggak kayak waktu JKT48 Circus Jogja, kali ini aku enggak dapat spot yang enak. Pas baru datang aku ada di sisi kiri tapi karena aku ngerasa kurang pas sama posisinya, aku pindah ke sisi kanan. Berharap dapat spot yang asyik.

Iya sih lebih baik tapi ada speaker gede yang menghalangi pandangan. Baiklah. Ini pilihan terakhir. Belum tentu kalo aku pindah dapat spot yang sesuai sama keinginanku.

Ada satu game show yang aku nikmati dari awal sampai akhir. Gamenya biasa banget sih. Suit. Siapa yang menang, dia yang bertahan. Mainnya bareng-bareng antara member JKT48 dan Fans. Mereka yang ikut game show dapat hadiah goodie bag JKT48 gitu.

Yah... walau aku enggak dapat tempat pewe a.k.a posisi wuenak tapi tetap bisa menikmati show. Nunggu mini perform hampir 30 menit. Sampai kaki pegal rasanya.

Tas ransel yang aku bawa udah aku pindah ke posisi depan. Jelas keramaian kayak gini aku enggak mau ambil resiko. Khawatir ada yang grepe-grepe isi tasku. Na'udzubillah...

Ada juga sih yang bawa tas ranselnya di belakang kayak biasa. Dia enggak khawatir apa ya? Serame itu enggak tau loh orang yang dateng baik-baik apa enggak. Ingat kata Bang Napi, "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan."

Walau isi ranselku enggak berat, aku enggak bawa botol minum btw, tapi tetap bikin pundak pegal. Abis nonton JKT48 Tour, pundak kiriku ada pegal-pegalnya.

Setelah nunggu 30 menitan, mini perform dimulai. Seruuu! Aku bener-bener seenjoy itu walau nontonnya berdiri dan desek-desekan. Kehalang sama sound system pula. Sepanjang mini perform aku sing a long banget.

Sama sekali enggak ada momen rekam-rekam kayak yang lain. Aku pengen menikmati mini perform JKT48 Tour tanpa fokus ke kamera. Kenangannya udah tersimpan rapi di memoriku. Lagian capek enggak sih bukannya menikmati mini perform dengam sing a long, eh... ini malah sibuk ngarahin kamera. Rekam... rekam... rekam...

Bisa jadi emang ada cara menikmati mini perform kayak gitu. Aku sih enggak ya. Lebih enak bener-bener menikmati mini perform tanpa sibuk sama sorotan kamera dan rekam-rekam.

Total ada 5-6 lagu kayaknya yang dibawain di mini perform. Salah satunya Flying High, single original kedua JKT48. Aduh... aku lupa lagi apa-apa aja lagu yang dibawain.

Overall, JKT48 Tour Jogja lancar. Fans tertib. Enggak ada insiden kayak di JKT48 Tour kota sebelumnya. Alhamdulillah aman dan nyaman juga memuaskan.

Jogja, 26 Desember 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...