Langsung ke konten utama

PERKENALAN DENGAN EMPAT KATA

S-e-k-s. Kapan ya pertama kali aku mengenal seks? Dalam artian mendapat edukasi tentang seksualitas. Tentang do dan don't yang harus aku tahu.

Entah aku enggak bisa mengingatnya. Sejak kecil aku enggak pernah merasa ingat dapat edukasi seks. Alhamdulillah masa kecil dan masa remajaku berjalan biasa. Normal tanpa ada kejadian yang membuatku syok, traumatis, dan semacamnya, khususnya yang berhubungan dengan seks.

Waktu SMP, aku ingat pas rambut di sekitar penisku mulai tumbuh. Gatal banget! Mungkin terdengar menggelikan. Apa fase ini termasuk bagian dari edukasi seksualitas? Aku menjalani masa kecil belum kenal cinta-cintaan. Belum kenal getar-getar di dada saat melihat dia.

Perubahan bagian tubuh, salah satunya tumbuh rambut di tempat yang sebelumnya enggak ada, mungkin bukan bagian dari edukasi seks tapi edukasi pubertas. Mungkin ya. Waktu itu aku benar-benar melaluinya bersama waktu. Mengalir aja gitu.

Sempat ada rasa enggak nyaman waktu orang lain menyadari bulu kakiku mulai tumbuh. Seingatku sebatas itu. Enggak sampai bikin aku krisis kepercayaan diri yang parah. Sempat ada enggak pedenya sih. Bahkan sampai aku cukur habis bulu kakiku waktu itu.

Masuk masa remaja sudah ada tuh getar-getar cinta. Aku ingat di kelas 7 ada yang membuatku merasakan perasaan yang berbeda. Kelas 8 juga sama. Aku waktu itu enggak menggebu-gebu menerimanya. Let it flow banget. Galau karena cinta mungkin cuma seujung kuku. Entah bisa dibilang galau apa enggak.

Aku enggak ingat dapat edukasi seks apa enggak tapi sepanjang aku bisa mengingat, aku sudah tahu batasan-batasan tentang seksualitas. Aku menjalani masa remaja enggak dengan rasa penasaran yang begitu besar tentang seks. Lagi-lagi aku bilang, "Let it flow banget."

Alhamdulillah aku juga menjalani dua masa ini tanpa rasa trauma yang berhubungan dengan seks. Alhamdulillah berjalan dengan baik. Sekarang aku jadi bertanya-tanya, "Edukasi seks seperti apa ya yang dulu aku dapatkan? Pernahkah aku mendapatkannya?"

Temanku pernah bilang, waktu SMP dia mengira cowok dan cewek tidur bersama, benar-benar tidur dalam arti yang sebenarnya, bisa terjadi kehamilan. Aku enggak pernah terbersit pikiran itu. Semua pemahaman yang berhubungan dengan seks seperti datang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu dan bertambah usia.

Edukasi seks memang penting dilakukan sejak kanak-kanak. Harus tahu mana bagian tubuhnya yang hanya boleh dilihat diri-sendiri dan dilarang disentuh orang lain. Dulu aku enggak dapat pemahaman ini. Mungkin karena aku cupu? Waktu remaja aku enggak menggebu-gebu urusan percintaan. Sementara temanku ada yang jadi gundah gulana karenanya.

Sekarang gimana pemahamanku tentang seks? Yah... aku bukan lagi anak-anak dan remaja. Aku sangat memahami batasan dan yah... begitulah manusia dewasa memandang empat kata: s-e-k-s.

Bukan cabul ya. Pastinya memahami dan enggak lagi banyak pertanyaan. Tinggal menunggu waktu saat itu datang. Ya, menunggu waktu. Waktu apa nih? Yah... sebagai manusia dewasa pasti tahulah ya. Walau enggak semua manusia dewasa juga berpikir demikian ya.

Jogja, 1 Juni 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...