Langsung ke konten utama

AKHIR DI AWAL

Februari pertengahan kemarin, kalo enggak salah, aku memulai hari pertama sebagai Content Creator di Portal Purwokerto, jejaringnya Pikiran Rakyat. Artikel pertamaku tentang series Stranger Things. Fakta-fakta mengenai series ini.

Mbak Gesti, Editor Portal Purwokerto, bilang artikel pertamaku itu dapat sambutan yang oke. Views-nya bagai gayung bersambut. Aku tentu saja tersenyum bangga mendengarnya.

Artikel keduaku tentang Red Velvet sepertinya. Red Velvet yang merilis single/album baru. Aku bukan fans K-Pop banget tapi aku suka. Masih ingat semangatnya aku nulis tentang Red Velvet.

Pernah juga nulis tentang Bae Suzy yang rilis lagu baru. Ngambil sumbernya di Twitter sama Soompi kalo enggak salah. Eh bukan, tapi media online Korea yang namanya aku lupa. Bukan Soompi deh.

Salah satu aturan menjadi Content Creator PRMN a.k.a Pikiran Rakyat Media Network, sumber tulisan enggak boleh dari media kompetitor. Kompas, CNN Indonesia, Tribun, Republika, dan teman-temannya masuk dalam blacklist. Maksudnya enggak boleh dijadikan sumber artikel.

Nulis tentang kesehatan juga enggak boleh ambil sumber di Halo Dek, eh maksudnya Halo Dok. Sumber yang boleh dan aman sesuai Buku Putih PRMN adalah website luar negeri yang enggak ada versi Bahasa Indonesia.

Soompi, Reuters, Healthline, dan teman-temannya. Betapa pusingnya aku mencari sumber tulisan berbahasa Inggris. Sangat menguras energi. Yah... kemampuan menerjemahku belum serenyah ayam crispy KFC.

Satu-satunya website berbahasa Indonesia yang boleh dijadikan sumber hanya Antara. Aku pernah mengutip beberapa, salah satunya resep makanan ala Jepang. Aku lupa namanya.

Waktu itu aku belum mengandalkan Google Trends dan kueri atau kata kunci. Padahal waktu pelatihan sudah dibahas. Setelah meeting online ke sekian, berkat pengingat dari Mbak Gesti, aku baru mengandalkan Google Trends dan cek kueri.

Harus banget! Apa yang lagi populer? Apa yang lagi dicari warganet? Tulisan tentang apa sih? Kata Mbak Evi, Pemimpin Redaksi Portal Purwokerto, jangan bikin tulisan yang akhirnya jadi "sampah".

Artinya tulisan yang enggak masuk kueri dan enggak berdasarkan Google Trends, ada banget kemungkinan enggak "laku". Jumlah klik sangat menentukan di sini.

Bukan clickbait ya. Bukan sengaja bikin judul tulisan yang membuat orang kena trigger. Makanya Google Trends dan kueri menjadi kunci.

Target setiap hari adalah 10 artikel. Idealnya. Aku belum pernah menulis sampai 10 artikel dalam sehari. Energiku sepertinya enggak cukup banyak untuk itu.

Aku menarget enam artikel sehari. Enggak melulu enam sih faktanya, tapi minimal tiga artikel. Ada hari di mana aku merasa lelah dan memutuskan rehat. Pernah aku rehat Sabtu dan Minggu. Senin adalah hari liburku. Rehat yang panjang.

Gimana enggak panjang? Rehat maksimal itu sehari, kecuali ada urusan tertentu. Perlu izin ke Mbak-Mbak Editor sebenarnya kalo mau rehat sekian hari.

Banyak ilmu yang aku serap dengan menjadi Content Creator di Portal Purwokerto. Banyak cerita yang bikin aku terkenang-kenang. Yah... aku memutuskan mengundurkan diri.

Masih di awal tapi aku memilih untuk mengakhirinya. Aku enggak ingin menulis karena beban. Aku ingin tetap menulis dengan senang. Tanpa tekanan.

Bukan deadline ya. Wajar ada deadline. Bebannya itu lebih ke aku enggak happy. Ada rasa berat yang membuatku enggak merasa ringan.

Bukan alasan ini aja yang membuatku memilih pamit. Aku memilih kesibukan lain. Aku memilih 'rumah' dan cerita lain di luar sana.

Waktu aku izin pamit sama Mbak Gesti dan Mbak Evi, rasanya muncul perasaan lega. Bebanku seolah menghilang. Bukan, bukan aku terpaksa jadi Content Creator. Kali ini tanggung jawab yang baru aku pegang bisa dibilang cukup sampai di sini.

Tetap ada rasa menyenangkan menjadi bagian dari Portal Purwokerto. Walau ceritaku enggak banyak di sini tapi semua kenangannya tetap tersimpan rapi. Sekarang saatnya aku mengenang dan mengingat-ingat masa itu.

Grup WhatsApp Portal Purwokerto masih aku simpan. Aku sudah izin pamit dari grup tapi enggak aku hapus. Biarlah menjadi kenangan yang aku ceritakan suatu hari nanti.

Jogja, 9 Mei 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...