Melihat mereka yang menggantikan rasanya ada semacam perasaan enggak rela. Mungkin kalo aku keluar atas kemauanku sendiri beda lagi rasa. Aku mungkin akan mengenangnya dengan suka cita. Faktanya ada perasaan enggak rela itu karena aku tergantikan. Aku paham. Aku mengerti. Menggantikan dan tergantikan itu biasa terjadi. Tergantikan secara paksa itu yang mungkin di luar kebiasaan. Dipaksa untuk keluar dari sebuah rumah yang dianggap seperti keluarga. Makin diingat, makin gedek rasanya. Pelan-pelan harus merelakan sampai perasaan enggak rela itu berubah menjadi perasaan biasa aja. Menunggu waktu. Termasuk menunggu karma yang akan mendatangi mereka. Siapa yang menanam, dia yang menuai. Oke, cukup. Jangan diingat yang jelek terus. Masih banyak hal baik yang bisa aku kenang-kenang di sana. Mungkin hal jeleknya enggak sepenuhnya bakal aku lupa tapi jangan juga aku ingat-ingat terus. Cuma capek hati yang ada. Hal baik yang bisa aku kenang di sana... ah, toilet! Serius toilet? Ya! Toilet di sa...
Aku, Kamu, dan Cerita