Langsung ke konten utama

JADI CONTENT CREATOR

Bisa enggak ya? Bisa enggak ya? Awalnya aku ragu buat ikutan pelatihan content creator dari Pikiran Rakyat Media Network.

Pikiran Rakyat? Terdengar enggak asing, tapi apa? Waktu Mbak Dessi, temanku, ngajakin ikutan pelatihan, aku sempat mikir, berhubungan sama politik, 'kah?

Tentu saja tidak. Pikiran Rakyat adalah sebuah media online yang enggak kalah sama Kompas, Detik, Tempo, dan kawan-kawan. Kenapa enggak kalah?

Cukup bisa diperhitungkan kok. Bukan sekedar media online biasa-biasa. Mungkin secara ranking, bukan yang menjadi nomor satu.

Bisalah sejajar sama media online lain. Eh, ini pernyataan subjektif banget ya. Bukan berasal dari data. Menurutku sih Pikiran Rakyat enggak kalah keren.

Sebelumnya Pikiran Rakyat adalah koran harian. Semacam Suara Merdeka di Semarang, Harian Jogja di Jogja. Tahun berapa gitu, koran Pikiran Rakyat harus menutup lembaran.

Beralihlah jadi media online. Semakin berkembang dan berproses, Pikiran Rakyat enggak cuma satu, tapi banyak partner-nya, salah satunya Portal Purwokerto.

Di sinilah aku mendaftarkan diri ikut pelatihan. Makasih, Mbak Dessi, udah ngajakin aku. Enam hari penuh dari jam 8 pagi sampai 11 siang buat Sesi 1. Lanjut dari jam 2 siang sampai 5 sore buat Sesi 2.

Capek-capeknya dan bosan-bosannya ikut pelatihan pasti aku rasain. Bahkan aku hampir memilih buat menyerah. Aku mau rebahan dan chill aja deh, pikirku waktu itu.

Berkat tekad dan semangat, aku tetap ikutan pelatihan sampai hari terakhir. Rasanya legaaa... banget. Selangkah lebih dekat jadi content creator di Portal Purwokerto, bagian dari Pikiran Rakyat Media Network.

Sejujurnya aku deg-degan. Aku bisa enggak ya? Ada semacam kekhawatiran. Oke, tenang. Bisa kok. Yuk bisa yuk.

Apa yang bikin aku khawatir? Writer's block. Gimana kalo ini... kalo itu... Tolong, jangan berpikir bla bla bla dulu sebelum menjalaninya.

Aku memang sempat ragu jadi content creator Portal Purwokerto, tapi sekarang di sinilah aku. Sudah lebih dari 100 artikel aku tulis. Walau enggak semuanya di-publish karena kendala bla bla bla.

Semangat naik-turunnya ada banget. Kadang semangat, kadang melempem. Bakal jadi semangat kalo artikelku udah berhasil di-publish.

Capek ngetik dan nyari referensi tulisan serasa terbayarkan. Ada kepuasan tersendiri.

Tantangan ada banget. Sukanya juga ada. Dukanya ya sama ada juga. Nano-nano deh rasanya. Semoga nanti aku bisa menghasilkan rupiah yang lebih kayak mereka.

Bukan semata demi rupiah, tapi, 'kan ini bagian dari hakku juga sebagai content creator.

Jogja, 24 Maret 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...