CERITA YANG SEBENARNYA

Ada banyak versi dari setiap cerita. Kalo enggak mengalami sendiri, siap-siap menerima versi yang berbeda.

Ada yang memang valid ceritanya, ada juga yang berdasarkan sentimen pribadi. Enggak ada yang 100 persen putih atau hitam.

Rasanya semua menjadi abu-abu. Perpaduan antara putih dan hitam. Ada sisi baik dari sebuah sisi jahat.

Ada juga sisi jahat dari sebuah sisi baik. Sesuatu yang kita enggak tahu dari seseorang sebaiknya enggak perlu dicari tahu.

Khususnya tentang masa lalu seseorang. Sepanjang saat kita bersama dia enggak ada hal-hal yang merugikan, buat apa mengorek masa lalu yang mungkin akan mengubah sudut pandang?

Setiap orang punya masa lalu. Baik dan buruk. Aku menerima versi seseorang yang sekarang tanpa harus cari tahu masa lalunya. Asal hubungan kami enggak ada yang dirugikan.

Normal aja kayak hubungan manusia kebanyakan. Beda cerita kalo dia manipulatif, penjilat, egois, dan sederet sikap lain yang justru menancapkan pisau dari belakang.

Cerita siapa yang harus dipercaya? Berada di posisi tengah mungkin bisa jadi pilihan, tapi mengambil sikap untuk berada di salah satunya juga enggak ada salahnya.

Aku hanya harus ingat enggak ada putih yang benar-benar putih. Enggak ada hitam yang benar-benar hitam.

Manusia selalu punya sisi.

Jogja, 28 Maret 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar