MEREKA YANG MENJADI TEMAN

Selama aku menjalani isolasi mandiri, teman yang selalu ada di setiap waktu adalah film dan serial. Hiburan ini menjadi andalanku meningkatkan imunitas, karena katanya dengan happy, menikmati film, imun juga akan naik. Netflix dan Disney Plus jadi andalanku. Dua layanan streaming yang setiap bulan aku selalu berlangganan.


Mulai dari Netflix. Sejak masuk masa isoman, aku nonton beberapa film dan serial. Pertama, yang paling aku ingat, Ponyo, sebuah film anime dari Studio Gibli. Sama kayak film Studio Gibli lain, Ponyo juga ngasih jalan cerita yang enggak diduga. Menceritakan tentang Ponyo, ikan, atau sejenis ikan, yang ingin menjadi manusia. Fantasi banget film ini dan aku suka. Lanjut, Aruna dan Lidahnya. Film yang waktu masih promo, aku pengen banget nonton, tapi enggak kesampaian. Menceritakan Aruna yang doyang kulineran dan ditugaskan ke suatu daerah di Jawa Timur dan Indonesia Timur, aku lupa nama kotanya, untuk menyelidiki kasus virus flu burung yang menyerang manusia. Di sini, Aruna mendapat konflik romansa, yang tentu saja selalu ada kuliner dan membuatku ingin makan. Padahal waktu aku nonton film ini, indera pengecapku masih abnormal. Sepanjang film, highlight makanan memang jadi hal yang menarik banget. Mulai dari nasi goreng, martabak, nasi rawon, banyak deh. Sesuai sama judul "...dan Lidahnya". Kuliner memang jadi pembungkus film ini, walau garis besar ceritanya bukan tentang itu.


Dua film yang berhasil aku selesaikan di Netflix. Lainnya masih belum selesai. Ada Food Wars, Kakegurui, Sonic Boom, Saint Seiya: Knight of The Zodiac, 18 Again, Too Hot To Handle, Never Have I Ever. Entah kapan aku bakal lanjut nonton. Too Hot To Handle memang sudah lama aku tonton yang belum juga selesai sampai sekarang. Lainnya aku tonton di masa isoman kemarin. 18 Again tadinya aku mau nikmatin di iQIYI gara-gara ada iklannya di Youtube. Ini juga alasan aku subscribe iQIYI. Aku cari-cari, kok 18 Again enggak ada? Aku masih belum tahu judulnya. Cuma ngandelin posternya yang terpampang. Enggak aku temukan sampai sekarang di iQIYI. Aku cari di Google, eh... ada di Netflix. Jadilah aku nonton di Netflix. Malah aku nonton Digimon Adventure di iQIYI. Sempat nonton Sailor Moon juga, tapi karena serial yang pertama, aku masih biasa aja. Aku lebih antusias sama Sailor Moon Super S.


"Teman" di Disney Plus ada Dumbo. Film yang juga waktu itu pengeeen... banget aku tonton di bioskop, tapi sayangnya skip. Aku lupa kenapa aku melewatkan film ini. Aku tonton di Disney Plus dengan dubbing Bahasa Indonesia. Sengaja aku pilih dubbing ini karena... suka aja. Menceritakan tentang Dumbo, gajah yang bisa terbang dan menjadi bagian dari sirkus, yang berjuang bertemu kembali dengan ibunya. Aku juga nonton Finding Dory. Film yang bikin aku gemas karena Dory yang sangat pelupa. Cerita bisa berputar-putar dan bikin aku gemas, tapi bagus filmnya. Aku jadi ngebayangin pas film ini rilis. Bioskop yang ramai. Ah, aku jadi kangen. Gara-gara nonton film Dumbo, aku jadi penasaran sama versi animasinya yang masuk kategori Disney Classic. Aku penasaran jalan ceritanya sama apa enggak. Aku belum nonton sampai selesai, bahkan baru nonton di awal. Entah kenapa buffering mulu. Jadi belum lanjut aku tonton. Duck Tales, salah satu Disney Classic, juga sempat aku tonton, tapi, lagi-lagi, buffering mulu. Enggak tahu kenapa. Nonton Dumbo sama Finding Dory padahal lancar-lancar aja. Apa karena film dan serial lama?


Selain Netflix dan Disney Plus, aku subscribe Goplay, tergiur karena jadi benefit pake Go Food mulu, satu-satunya aksesku buat beli makan. Harga subscribe jadi murah banget, 10K. Sayangnya, setelah aku subscribe butuh loading dulu, aku jadi subscribe Goplay dua kali. Di sini aku nonton Gossip Girl Indonesia yang pemainnya cakep-cakep. Belum selesai aku tonton. Baru dua apa tiga episode gitu. Alasan lain subscribe Goplay karena pengen nonton Valkyrie48. Penasaran! Aku pikir formatnya dibikin per episode gitu yang bisa ditonton kapan pun, tinggal pilih episodenya. Ternyata live streaming. Ada beberapa episode yang jadi pilihan buat ditonton, tapi enggak lengkap dan cuma segitu doang. JKT48 ada konten berjudul "Gemesh" di Goplay, tapi yang bikin aku tertarik banget memang kontennya Valkyrie48.


Aku nonton satu film indie di Goplay, judulnya Ani dan Waktu yang Mundur. Dua kali aku nonton, dua kali belum kelar. Yang pertama, aku ketiduran. Yang kedua, aku ngantuk. Jadilah belum selesai aku tonton. Koleksi film di Goplay enggak sebanyak itu. Terbatas banget malah. Oh iya, aku juga nonton film Cokelat Stroberi, film yang rilis tahun 2005-an. Nostalgia juga sama film ini karena pernak-pernik di tahun 2005-an. Antara 2005 sampai 2007. Aku kelar nonton film yang ada cerita gaynya ini.


iQIYI aku subscribe karena 18 Again yang waktu itu aku belum tahu judulnya. Selain Digimon Adventure, aku enggak nonton yang lain. Banyak pilihan malah jadi enggak antusias. Kayaknya cukup bulan pertama aku langganan iQIYI. WeTV aku subscribe karena Imperfect The Series. Iklannya sering banget muncul di Youtube. Kelihatannya serial yang kocak dan memang betul demikian. Kocak banget. Aku belum selesai nonton serial ini. Berhenti di episode yang ada Tik Tok. Merasa enggak sekocak episode lain aja di episode ini.


Aku juga nonton series yang dibintangi Prilly Latuconsina. Iklannya, lagi-lagi, ada di Youtube. Penasaran banget sama potongan adegan Prilly bikin nasi goreng teri, tapi karena enggak ada ikan teri, jadinya nasi goreng garam. Yang penting asin. Aku belum selesai nonton. Bahkan episode nasi goreng teri belum aku tonton juga. Judulnya I Love You Silly.


Mereka inilah yang jadi temanku dalam menjalani masa isoman. Oh iya, aku hampir lupa. Aku juga nonton Words Bubble Up Like Soda Pop. Film anime Netflix yang nuansanya beda banget. Film ini akan mengingatkanku sama masa isoman. Film yang menceritakan, gimana rasanya kata-kata suka keluar kayak gelembung-gelembung soda pop. Terus berbuih tanpa henti. Fokus cerita enggak cuma tentang ini, tapi ada juga perjuangan mencari piringan hitam yang hilang. Piringan hitam penuh kenangan milik seorang pria tua.


Dukungan dari teman-teman Rakosa FM dan Widoro juga aku dapatkan. Teman-teman Rakosa ngirimin aku makanan. Banyak banget. Untuk urusan logistik, alhamdulillah sangat terbantu. Dukungan lain, tentu saja datang dari film dan serial berbagai platform streaming yang jadi bagian cerita dari masa isomanku.


Terima kasih sudah menjadi teman.


(Jogja, 1 Agustus 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar