DI BALIK PINTU

Satu sore, aku melihat ada sepatu cewek di depan kamar sebelah. Pintunya tertutup. Hening. Oh, mungkin tidur. Mungkin ini... mungkin itu... Cukup. Bukan urusanku. Ya... aku tahu memang bukan urusanku. Buat aku yang masih hijau, apa yang aku lihat sore itu membuatku berpikir ke arah yang... yah... tahu 'kan?


Bisa jadi enggak melakukan apa-apa. Bukan seperti yang aku pikirkan. Hei, cukup sampai di sini. Bukan urusanmu 'kan? Orang yang berpacaran selain makan bareng di warung seberang jalan, ngapain aja sih? Setiap orang beda-beda. Enggak jarang, ada sisi yang orang-orang bilang sange. Padahal normal seorang cowok merasakannya ke cewek. Begitu juga sebaliknya. Seharusnya dikendalikan sih, tapi saat rasa ini begitu menguasai, biasanya enggak terpikirkan hal yang lain. Hanya ada dia di depan mata. Seperti harimau jantan melihat betinanya.


Aku benar-benar masih hijau. Makanya aku bertanya. Ada milyaran orang yang berpacaran dan ada milyaran hal yang dilakukan. Ada yang menjadikan seks sebagai rutinitas setiap malam. Ada yang menjadikan hubungan sebagai support system. Ada yang... Banyak. Enggak bisa dibilang cuma A, B, C, dan seterusnya.


Pernah di satu malam, hampir tengah malam, tepat di rumah sebelah, aku melihat ada yang lagi berciuman. Pernah juga aku melihat, di satu tempat makan, dua sejoli sedang bermesraan. Hal kayak gini buat yang berpacaran bukan lagi sesuatu yang asing. Ada enggak yang berpacaran, tapi belum pernah ciuman? Berhubungan seks mungkin masih bisa ditahan. Ada! Kata siapa enggak ada? Milyaran manusia yang berpacaran. Macamnya tentu beragam.


Ada juga yang bilang, pacaran setelah menikah. Biasanya, orang-orang yang menjaga diri yang enggak berpacaran. Orang-orang yang taat. Enggak semua. Ingat, ada milyaran ya. Enggak semuanya yang pacaran setelah menikah karena pertahanan ketaatan. Semakin dewasa, semakin bertambah usia, makna pacaran bukan lagi tentang makan berdua, saling menggenggam tangan mesra, ciuman, bahkan hubungan seks, tapi lebih ke arah yang serius. Enggak ada lagi main-main. Bukannya pengen cepat-cepat atau enggak tahan, tapi enggak mau buang-buang waktu buat hubungan yang enggak serius.


Ingat, ada milyaran orang yang berpacaran. Kedewasaan belum tentu melihat pacaran dengan pandangan yang sama. Aku penasaran dengan yang ada dibalik pintu di kamar sebelah. Apa yang sedang mereka lakukan? Memang bukan urusanku, tapi rasa penasaran membuatku berpikir banyak hal.


Hei, cukup!


(Jogja, 4 Agustus 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar