MENABUNG ITU MUDAH BUKAN?

Mamah berkali-kali ngingetin aku buat menabung. Apalagi aku sekarang bukan lagi anak remaja. Sudah seharusnya emang punya tabungan. Lebih bagus lagi, sejak anak remaja udah rajin menabung dan di usiaku yang sekarang, masih muda juga kok, tinggal memetik hasilnya.


Aku udah jadi penyiar radio sejak 2015. Kalo aku sejak pertama kali jadi penyiar radio rajin menabung tiap gajian, sekarang nominalnya sangat-sangat lumayan. Enggak perlu lagi pinjam-pinjam uang kalo kehabisan uang saku sebelum gajian. Asal, tabungannya ini enggak aku pake sampai sekarang. Tetap utuh tersimpan di rekening. Aku ngebayangin nominalnya udah merasa luar biasa.


Keinginan buat menabung jelas ada. Setiap orang pasti kalo ditanya begini akan menjawab sama. Udah mengalokasikan tabungan tiap gajian, tapi di tengah jalan dipake lagi. Bukan buat kebutuhan yang maha mendesak, tapi kebutuhan yang sebenarnya bisa diatur-atur biar enggak menyusahkan diri-sendiri. Salut banget sama orang yang komitmen buat nabung.


Aku pernah baca, ada orang Jepang yang selalu menabung dan enggak pernah dipake selama 16 tahun. Pengeluaran tiap hari enggak lebih dari Rp20 ribu. Makan sehari-hari selalu pake udon. Setelah menabung sekian lama itu, di usia 30-an tahun, dia pensiun dan tiap bulan dapat penghasilan Rp55 jutaan dari penyewaan properti miliknya. Nabung selama 16 tahun, pengeluaran per harinya enggak lebih dari Rp20 ribu, bisa beli tiga apartemen. Dibilang ekstrim, iya. Dibilang bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, juga iya. Dia juga enggak pernah beli baju baru dan lebih memilih baju dari sumbangan orang.


Kalo mau menerapkan cara kayak gini, gimana? Tiap orang punya caranya sendiri, tapi buatku enggak perlu seekstrim itu juga. Bukannya enggak mungkin, tapi berasa kayak menyiksa diri-sendiri. Nantinya emang akan ada hasil yang dipetik, tapi waktu juga enggak akan pernah kembali. Enggak akan pernah bisa dibeli berapapun uang yang kamu punya. Oke, sekarang setiap bulan punya pendapatan Rp55 juta, tapi waktu yang udah dilewatkan dengan hemat yang terlalu ekstrim itu enggak akan bisa kembali lagi. Bisa aja ada momen saat itu dia pengen sesuatu, tapi harus merelakan demi komitmen pengeluaran sehari enggak lebih dari Rp20 ribu. Menabung tapi tetap menikmati hidup. Bisa? Bisa aja. Gimana caranya?


Setiap gajian, selalu sisihkan 20% buat ditabung. Komitmen setiap bulan. Jangan bulan ini 20%, bulan depannya 10%, terus bulan depannya 5%. Harus konsisten. Selanjutnya 30% buat gaya hidup, kebutuhan sehari-hari ya, bukan sekedar gaya-gayaan, dan 50% buat keperluan lain, misal bayar tagihan. 30% buat kebutuhan sehari-hari itu diatur banget biar enggak melebihi budget yang ada. Syukur-syukur kalo ada sisanya yang bisa buat tambahan 30% di bulan berikutnya. Kenapa enggak ditabung? Cukup yang 20% aja konsisten tiap bulan. Beneran konsisten ya. Gampang bukan?


Yah... berteori emang enggak sesusah prakteknya. Bisa jadi teori yang kita pelajari, berbeda dari yang kita lakukan. Bukan berarti teori itu enggak penting, tapi dengan teori, kita jadi tahu langkah apa yang harus dilakukan. Tahu ke mana harus melangkah biar enggak salah arah. Perkara nanti teori enggak 100% sejalan sama prakteknya, hadapi aja. Asal masih bisa menjalankan komitmen, khususnya dalam menabung.


Bentuk tabungannya bukan cuma rekening, tapi bisa juga investasi, misal emas. Tiap tahun permintaan emang enggak pernah turun. Harganya cenderung bertahan di atas, enggak yang meluncur bebas dari lantai 20.


Ayo, mau mulai kapan menabung?


(Jogja, 8 April 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar