Langsung ke konten utama

KAKAK

Jadi seorang kakak buat dua adik, harusnya jadi tanggung jawab yang besar. Harus dipikirin banget gimana bisa memenuhi kebutuhan adik-adik. Harus jadi sosok kakak yang bisa diandalkan. Aku bukan enggak masuk kriteria ini, tapi caraku bersikap sebagai seorang kakak terasa berbeda.


Aku pernah baca tweet tentang seorang kakak yang sangat bisa diandalkan oleh adiknya. Aku emang hanya melihat mereka dari luar, tapi membandingkanku dengan dia, perbedaannya sangat terasa. Kedewasaan benar-benar memainkan peranan penting di sini. Bukan cuma tentang usia, tapi juga pola pikir. Aku masih belajar banget buat menjadi dewasa dalam arti yang sebenarnya.


Aku pernah ada momen meyakinkan adikku buat lebih percaya keluarga daripada omongan orang lain. Waktu itu ada satu masalah keluarga yang menuntutku untuk bersikap dewasa. Sempat aku berpikir ini bukan urusanku, tapi aku tahu enggak boleh egois. Kalo aku terus-terusan berlari, masalah yang ada enggak akan pernah selesai.


Waktu itu aku merasa jadi sosok kakak yang bersikap dewasa. Aku sama adik jarang banget ngobrol dari hati ke hati, tapi waktu itu, mungkin buat pertama kali, aku dan adik benar-benar bicara sedalam itu. Sisi positif dari masalah yang sedang kami hadapi.


Dulu aku pengen punya kakak. Aku melihat adik-adikku sebagai individu sama kayak aku ngelihat teman seumuran. Bukan pandangan penuh tanggung jawab seorang kakak yang harus ini dan itu buat adiknya. Sampai sekarang aku juga masih merasakannya. Bukan, bukan aku enggak bertanggung jawab, tapi sosok ideal seorang kakak dalam diriku masih mengintip malu-malu. Atau emang beginilah caraku bersikap sebagai kakak?


Jadi seorang kakak juga belajar jadi psikolog. Belajar memahami apa yang dirasakan adik. Belajar mengerti dari setiap permasalahannya. Kalo seorang kakak enggak peduli, rasanya jahat sekali. Aku juga berusaha memahami adik-adikku, yang lagi ada di masa remaja. Aku beneran kayak psikolog yang harus peka dengan situasi dan kondisi. Harus paham dengan perasaan yang enggak terkatakan. Apalagi dua adikku punya sifat yang berbeda. Aku harus tahu cara menghadapi dua sifat mereka. Belajar sendiri. Meraba-raba memahami.


Aku bisa berkaca sama pengalamanku yang pernah menjadi remaja, walau rasa ini pastilah enggak sempurna sama. Seenggaknya aku masih tahu jalan apa yang harus aku ambil.


(Jogja, 9 April 2021)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...